Mengenang Siren, "Adik" Silent Hill yang Terlupakan (Bagian 2)
Katanya SIREN adalah game horor dengan tingkat kesulitan tertinggi, lho! Ga percaya? Simak artikel berikut ini yang akan menjelaskan gameplay-nya yang sangat menantang!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamu sudah membaca sejarah pembuatan game Siren dan garis besar kisahnya bukan? Sekarang saatnya kita membahas aspek paling penting di dalamnya, yaitu mekanisme bermainnya!
Game Horor Tersulit Sepanjang Masa?
Ada alasan kenapa kalian jarang mendengar judul Siren ini. Selain memang latar kisahnya yang cenderung kurang disenangi oleh gamer Amerika karena "terlalu Jepang", Siren juga sangat dikenal dengan tingkat kesulitannya yang luar biasa tinggi, bahkan nyaris mustahil untuk menyelesaikannya tanpa walkthrough, sehingga orang keduluan malas untuk menamatkannya, apalagi merekomendasikannya kepada teman-temannya.
Bayangkan saja, musuh-musuh di Siren mampu membunuhmu hanya dengan 3-4 kali pukulan atau bahkan hanya dengan 1-2 tembakan senjata api (YA, SHIBITO BISA MENGGUNAKAN SENJATA API!). Belum lagi dari sekian banyak tokoh yang kamu kendalikan, yang memegang senjata hanya bisa dihitung dengan jari.
Untuk bisa kabur dari mereka, kamu harus berusaha bersembunyi di dalam kegalapan sambil mencari celah untuk kabur. Senter? Ada, tapi percayalah, menyalakan senter sama saja dengan bunuh diri karena musuh bisa dengan mudah melihatmu.
Mau asal-asalan berlari? Percuma, lingkungan di Siren sangat gelap dan AI (artificial intelligence) musuh sangat bagus, bukan tidak mungkin ketika kamu berlari kamu malah menabrak musuhmu atau mendengar suara langkahmu. Berjalan sambil menunduk? Bisa, tapi gerakanmu akan jadi sangat lambat.
Jadi, apa yang harus dilakukan untuk bertahan hidup? Di dalam Siren, kamus harus mengandalkan "Sightjack" (Mencuri Pandangan); sebuah kemampuan supranatural yang didapatkan secara misterius oleh tokoh-tokoh di sini, di mana mereka (dan pemain) bisa "membajak" pandangan orang lain, namun dalam kasus ini adalah membajak pandangan Shibito.
Membajak Pandangan Musuh dengan "Sightjack"!
Cara menggunakan "Sightjack" cukup sederhana, kamu hanya perlu menekan tombol L2 (dari skema kontrol default) dan otomatis layar akan berubah menjadi statis seperti televisi rusak, kemudian kamu akan menggerakkan analog kirimu untuk mencari "sinyal"/pandangan untuk dibajak, mirip dengan kamu mencari sinyal radio atau televisi dengan menggoyangkan antena, apalagi kalau kamu pernah tinggal di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, hehe.
Kalau kamu sudah menemukan pandangan musuh yang bisa dibajak, kamu bisa menyimpannya dengan menekan salah satu dari empat tombol muka kontrolermu (Kotak, Segitiga, Bulat, Silang), agar ketika kamu sudah terlanjur keluar dari mode "Sightjack" tak perlu lagi repot-repot mencari "sinyal".
Di Siren pertama, ketika dalam mode "Sightjack" kamu sama sekali tidak bisa begerak, sehingga kamu harus memastikan bahwa lingkungan sekitarmu aman dari musuh, entah itu dengan bersembunyi atau merundukkan badan dengan tombol Bulat.
Bila musuh/orang lain kebetulan sedang memandang ke arahmu, maka karakter yang kamu kendalikan akan ditandai dengan bidik silang berwarna biru, warna hijau untuk partner-mu (bila ada), dan warna merah untuk mewakili Shibito.
Bila kamu (atau partner-mu) ketahuan, maka layar "Sightjack" akan berubah menjadi merah, bila itu terjadi segera lari atau hajar saja kalau kamu punya senjata, dengan catatan musuh tidak bisa tewas permanen sehingga setelah musuh kalah, segera kabur dari tempat tersebut sebelum ia bangkit kembali.
Di Siren 2 dihadirkan fitur baru di mana sejumlah karakter memiliki kemampuan "Sightjack" istimewa, seperti ketika kamu mengendalikan tokoh Shu Mikami yang buta, namun ia memiliki kemampuan spesial untuk bisa bergerak ketika tengah "Sightjack", sehingga kamu harus memanfaatkan pandangan anjing peliharaannya sebagai ganti dari skema kamera normal.
Selain bisa bergerak saat "Sightjack", ada dua tokoh lain yang memiliki kemampuan spesial. Seperti Ikuko Kifune yang bisa mengendalikan musuh yang sedang ia bajak pandangannya, atau Akiko Kiyota yang bisa melihat kejadian di masa lampau lewat kemampuan cenayang yang ia gabungkan bersama "Sightjack"-nya!
Di Siren: Blood Curse, "Sightjack" dihadirkan dalam bentuk split-screen, dengan layar terbagi menjadi dua, satu untuk kamera normal, satu untuk sudut pandang musuh/karakter lain. Enak, bukan? Jangan senang dulu, meskipun terlihat praktis, bergerak saat menggunakan "Sightjack" akan membuat framerate-nya menurun.
Ini bukan masalah teknis namun merupakan efek visual spesial yang mengilustrasikan bagaimana jika kamu menggunakan satu mata untuk melihat dari pandanganmu dan satu mata lainnya dari pandangan orang lain. Pasti pusing, bukan?
Para Shibito ini sebagian besar berperan seperti satpam, di mana mereka akan berpatroli di area itu-itu saja dan hanya akan keluar bila mereka mendengar atau melihat sesuatu yang menarik perhatian mereka. "Sightjack" digunakan untuk mengahafalkan pola patroli mereka, mencari celah untuk melanjutkan perjalanan bila kamu tidak berada di dalam jarak pandang mereka atau fokus mereka teralihkan oleh hal lain.
Mekanisme bertarung di Siren cukup sederhana, namun membutuhkan perhitungan dan taktik yang tepat agar seranganmu bisa efektif! Gimana ya caranya? Simak pembahasannya di halaman kedua!
Mekanisme Bertarung yang Sederhana, namun Menarik
Tidak ada HUD (Heads-Up Display) di ketiga entri Siren.
Bila kamu diserang oleh musuh, kamu tidak perlu lari dan mencari obat-obatan seperti di Resident Evil atau Silent Hill untuk mengisi kembali nyawamu, cukup lari dari musuh dan sembunyi selama beberapa menit untuk mengisi kembali nyawamu yang berkurang. Terlalu banyak berlari juga akan mengurangi tenagamu dengan cepat dan bila tersisa sedikit, pergerakan karakter akan menjadi lambat, gunakan tenaga karaktermu sebaik-baiknya.
Sistem bertarung di dalam Siren cukup sederhana, bila karaktermu memegang senjata, tahan tombol R1 dan tekan tombol Silang untuk menyerang, atau kamu bisa menyerang lebih kuat dengan menahan tombol Silang tersebut meskipun gerakannya lebih lambat, jadi perhatikan timing seranganmu sebelum musuh menyerang duluan.
Ketika menggunakan senjata api bidikannya sudah otomatis pada musuh terdekat, namun kamu harus menyalakan senter agar tembakanmu bisa lebih akurat, karena bila meleset sama saja dengan membuang-buang peluru mengingat amunisi cadangan sangat langka.
Shibito adalah makhluk yang cerdas. Bila mereka mendengar bunyi tembakan, mereka akan segara mencari asal usul bunyi tersebut, atau ketika tengah bertarung satu lawan satu kamu harus segera melumpuhkannya sebelum ia melolong untuk memanggil rekan-rekan mayat hidupnya. Bertarung satu lawan banyak bukanlah pilihan yang ideal di Siren, karena itu sebaiknya benar-benar perhitungkan langkah dan kondisimu bila ingin bertarung.
Ada beberapa tipe Shibito yang muncul dari hasil mutasi mereka. Ada "Flying Shibito", yaitu Shibito yang bisa terbang dengan sepasang sayap yang tumbuh di kepala mereka. Ada juga "Dog Shibito" dan "Spider Shibito" yang masing-masing muncul di Siren dan Blood Curse. Dog Shibito merangkak seolah-seolah mereka adalah anjing, sedangkan bagian perut Spider Shibito mengeras seperti tubuh laba-laba dan mereka bisa menempel di dinding.
Ada pula "Brain Shibito". Mereka adalah jenis Shibito paling berbahaya dan tangguh, bisa kalian bedakan dari Shibito biasa dengan penampilan mereka yang lebih menjijikkan, seperti jamur yang tumbuh di wajah mereka atau ulat-ulat yang bergelantungan di kepala mereka, hiiii.
Di Blood Curse, ada satu jenis baru yaitu "Maggot Shibito", penampilan mereka sangat menjijikkan di mana bagian leher mereka membesar dan membengkak seperti belatung raksasa, mereka sangat kuat dan nyaris tak bisa dikalahkan.
Di Siren 2, variasi Shibito ini dihilangkan, namun jangan senang dulu karena musuh baru yang harus kalian hadapi adalah Yamibito (Manusia Kegelapan). Yamibito ini bukanlah mayat hidup, namun mereka adalah penghuni asli neraka yang lepas ke Bumi (Sebaiknya tidak usah dijelaskan lebih lanjut).
Mereka tangguh. lincah, dan lebih cerdas dari Shibito, namun karena terlalu lama tinggal di neraka, mereka sangat rentan dengan cahaya matahari dan lampu, jadinya kalian bisa memanfaatkan senter untuk melemahkan mereka saat bertarung!
Di Siren 2 dan Blood Curse, sistem bertarung diubah cukup drastis di mana kamu bisa melancarkan kombo tiga pukulan dengan senjata melee. Untuk senjata api juga dikenalkan sistem melee di mana kamu bisa memukul musuhmu dengan pistol atau senapanmu bila kondisi darurat dan amunisi terlanjur habis. Di kedua game ini, kamu juga bisa mengambil senjata milik musuh yang terjatuh, keren 'kan?
Selain sangat membantu, tambahan mekanisme bertarung ini menambah kesan realistis dalam permainannya. Nah, sebagai gantinya, kamu hanya bisa memegang dua senjata di Siren 2 dan satu senjata di Blood Curse. Jadinya ya pikir-pikirlah kira-kira mau membawa senjata mana yang paling efektif!
Oh iya, yang lebih kerennya lagi, di Siren: Blood Curse kamu bisa melancarkan "finishing move" ala "fatality" di seri Mortal Kombat! Cara untuk melancarkannya bisa bermacam-macam, biasanya dengan cara berjalan pelan-pelan atau sambil menunduk ke arah musuh yang sedang menghadap ke arah lain dan.... DUAK!!! Aktifkan finishing move dengan tombol menyerang!
Selain untuk gaya-gayaan, musuh yang kamu hajar dengan teknik ini bisa tak sadarkan diri secara permanen, jadi bisa dibilang ada cara spesial untuk mengalahkan musuh di Blood Curse, tidak seperti dua entri sebelumnya.
Rajin Membaca Untuk Memperluas Pengetahuan
Hanya sekedar memainkannya dari awal hingga akhir masih belum cukup untuk bisa membuatmu mengerti kisah Siren sepenuhnya. Sama seperti Resident Evil atau Silent Hill, pengetahuanmu akan masa lalu atau latar belakang para tokohnya bisa kalian ketahui lebih dalam dengan menyimak dokumen-dokumen yang tersebar di penjuru permaian, dokumen ini dinamakan "Archive", yang bisa diakses di menu utama.
Ada total 100 "Archive" di Siren 1 dan 2, dan 50 di Blood Curse. Di Siren 2 dan Blood Curse, "Archive" lebih dari sekedar teks dan foto namun juga hadir dalam bentuk video dan audio, sehingga kesan interaktifnya sangat kental dan kamu akan merasa seperti detektif karena dengan menyimak item-item ini, kamu bisa menghubungkan benang merah tiap kejadian dan karakter yang tidak sepenuhnya dijelaskan di dalam kisah utamanya.
Penggabungan gameplay seperti "Sightjack", stealth, sistem combat yang lebih taktikal, dan alur cerita yang subtil inilah yang menjadi ciri khas Siren. Tidak ada yang namanya speedrun atau bermain curang di dalam Siren, kamu haru memainkannya sebagaimana game ini menyuruhmu, yang artinya kamu harus benar-benar menguasai mekanisme gameplay-nya dan memperhatikan tiap detil-detil kecil untuk bertahan hidup dan menyelesaikan misi.
Siren adalah tambang emas untuk kalian yang menginginkan tantangan, apalagi kalau kalian merasa bosan dengan game horor sintasan yang makin ke sini hanya mengandalkan jumpscare saja.
Siren memang luar biasa sulit, namun percayalah, bila kamu bersabar dan belajar dari setiap kali layar game over muncul di layar TV-mu, maka game ini akan memberikan sebuah pengalaman yang tiada duanya, kamu akan benar-benar merasa baru saja bertahan hidup dari teror-teror mengerikan.
Sayangnya konsep ini sepertinya kurang menjual dan Siren harus berakhir setelah hanya dibuat tiga game saja. Setelah itu, Keichiro Toyama bersama tim Project Siren-nya kemudian banting setir untuk membuat seri game baru yang bertolak belakang dari suasana mencekam Siren. Yak, siapa sangka kalau duologi Gravity Rush yang brilian itu merupakan hasil karya dari mereka yang bidang utamanya adalah game horor sintasan!?
Hal ini membuktikan bahwa Toyama bukanlah kreator game yang patut diremehkan, ciptaannya selalu memiliki ciri khas yang sulit kamu temui di seri game lain. Mungkin visi-nya terlalu "aneh" untuk sebagian besar kalangan gamer, namun bagi kamu yang senang dengan pengalaman bermain yang unik , karya-karya Toyama seperti Siren ini wajib kamu coba setidaknya sekali seumur hidup. Percayalah, kamu tak akan menyesal.
Siren pertama bisa kamu mainkan di konsol Playstation 4 milikmu karena edisi remaster dari game ini bisa dibeli di PS Store, selain visualnya yang lebih tajam, di edisi remaster ini juga ditambahkan fitur trophy, lho!. Sedangkan Blood Curse bisa kamu beli di PS Store untuk konsol Playstation 3 milikmu atau dengan membeli Blu-ray Disc-nya, meskipun hanya tersedia di region Asia dan Eropa.
Sayangnya untuk sampai sekarang Siren 2 masih belum tersedia di konsol next-gen selain di konsol orisinalnya yakni Playstation 2. Itupun kamu harus bisa berbahasa Jepang atau memiliki mesin PS2 region Eropa, mengingat entri kedua ini hanya dirilis di Jepang dan Eropa karena rendahnya penjualan entri pertama di Amerika, sehingga pihak Sony America kapok untuk merilis sekuel ini di sana.
Gimana, jadi penasaran 'kan? Atau mungkin kamu sudah pernah memainkan game ini? Kalau sudah, share artikel ini ke teman-temanmu yang belum memainkannya dan berikan tanggapanmu di bagian komentar!
Diedit oleh Snow