6 Fakta Sisters of Fate, Musuh Kratos yang Mampu Mengendalikan Takdir
Sisters of Fate adalah salah satu boss yang lumayan merepotkan tapi juga merupakan salah satu rintangan yang harus ditaklukkan sebelum menaklukkan Zeus.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sisters of Fate merupakan salah satu boss yang lumayan merepotkan bagi para pemain God of War. Namun mereka juga merupakan salah satu rintangan yang harus ditaklukan sebelum menaklukkan Zeus.
Para makhluk yang pernah menjadi kepercayaan baik Dewa dan Titan ini bertugas mengendalikan takdir setiap makhluk di Yunani. Mereka juga menjadi target para pahlawan yang ingin merubah takdirnya.
Para anggota Sisters of Fate juga menjadi salah satu kunci penting dalam event God of War II. Bisa dibilang, mereka adalah pijakan terakhir Kratos untuk menuntaskan dendamnya pada Zeus dan para dewa Olympus.
Apa saja fakta menarik tentang mereka? Simak pembahasannya di bawah ini!
Sebelum peristiwa Perang Besar antar Dewa dan Titan, Sisters of Fate dipercayai sudah mendiami Pulau Penciptaan (Island of Creation). Mereka bahkan pernah diberikan beberapa empat ekor kuda raksasa yang bernama Steeds of Time oleh Cronos agar mau mengubah takdir sang raja Titan.
Pulau ini merupakan tempat yang paling berbahaya bahkan bagi para makhluk setengah dewa sekalipun. Tercatat Perseus dan Kratos yang pernah menyambangi tempat ini. Theseus sendiri tak dihitung karena memilih mengabdi pada Zeus dengan melindungi Steeds of Time.
Sedangkan Perseus sendiri malah terkurung di kuil Atropos dan hampir menjadi gila karenanya. Hanya Kratos yang berhasil mencapai titik utama pulau ini dan menemui Sisters of Fate.
Pulau ini dipercayai sebagai asal mula semula kehidupan. Hal itu mungkin dipahami karena Clotho adalah pemintal benang takdir setiap makhluk sehingga ia dilindungi secara ketat oleh dua saudarinya.
Seperti yang diketahui, Sisters of Fate pernah dihadiahi empat ekor kuda raksasa bernama Steeds of Time oleh Cronos yang memang dalam mitologinya merupakan penguasa waktu.
Mereka dihadiahi Cronos dengan tujuan mengubah takdirnya. Cronos sendiri pada waktu itu mungkin sedang ketakutan menghadapi takdir kematian di tangan anaknya sendiri. Namun, ujung-ujungnya Sisters of Fate malah mengabdi pada para Dewa.
Steeds of Time sendiri dimanfaatkan sebagai penarik Island of Creation agar tak jatuh ke batas bumi. Ironisnya, para kuda ini justru digunakan oleh Kratos demi kepentingannya sendiri.
Ukuran Steeds of Time tergolong luar biasa hingga Kratos terlihat seperti serangga. Untungnya, para kuda ini bersikap pasif dan hanya bergerak jika ada yang berhasil membuka semua tutup matanya. Selain itu, mereka dijaga oleh Theseus yang merupakan seorang demigod yang diturunkan oleh Poseidon.
Kemampuan mereka menjadi incaran banyak orang, termasuk para pahlawan. Seperti apa rasanya mengendalikan takdir makhluk hidup? Klik halaman selanjutnya!
Meski dikatakan sebagai pengendali takdir makhluk hidup, kemampuan Sister of Fates sebenarnya lebih ke manipulasi waktu. Athropos yang berperan sebagai “malaikat kematian” mampu berpergian ke masa lalu maupun masa depan.
Hal itu terlihat saat pertarungan Kratos melawan Athropos. Athropos sendiri berkata, jika ia merubah takdir dengan mengganggu “penyebab” takdir terjadi. Contohnya seperti Blade of Gods yang menjadi kunci kemenangan Kratos atas Ares.
Clotho sendiri seperti ulat sutra yang menghasilkan banyak benang takdir. Ia memintal banyak benang yang merupakan manifestasi perjalanan waktu setiap makhluk hidup. Dengan adanya benang inilah, Athropos mampu melakukan perjalanan waktu dengan bantuan Lahkesis.
Jadi ada yang tertarik merubah nasib dengan pergi ke kediaman Sisters of Fate? Itu juga kalau ada yang mau cari mati dengan para makhluk buas yang mendiami Island of Creation.
Kemampuan mengendalikan takdir inilah yang menjadi banyak perhatian banyak kesatria. Perseus yang merupakan saudara seayah Kratos saja rela bertualang ke tempat Sisters of Fate demi menghidupkan cintanya kembali, Andromeda.
Selain para demigod seperti Kratos dan Perseus, banyak manusia biasa seperti Jason dan para Argonaut dan teman Kratos sekaligus komandan pasukan Sparta yang berhasil menyambangi bagian dalam Island of Creation. Hal itu bisa dilihat dari beberapa mayat manusia yang ditemui Kratos di sepanjang petualangannya. Bahkan salah satu anak buah Kratos berhasil mencapai tempat di mana titik keberangkatan ke istana para Sisters of Fate
Jika dipikirkan lagi, tanpa adanya para manusia biasa ini, Kratos mungkin akan susah menaklukan puzzle tempat ia bertualang. Ia juga tak akan bisa mendapatkan Golden Fleece yang banyak membantunya selain Blade of Athena.
Ada yang beranggapan alasan mengapa para dewa selalu menang terhadap para Titan adalah tiga makhluk satu ini. Dua dari mereka juga susah dibunuh oleh senjata dewa sekalipun. Ingin tahu lebih jelasnya? Klik saja halaman selanjutnya!
Alasan kenapa Sisters of Fate begitu penting bagi Zeus dan para dewa lainnya tentu saja kemampuan menjelajah waktu. Ingat ucapan Athropos saat membawa Kratos kembali ke masa lalu? Kuncinya di situ!
Jika para dewa mengalami kekalahan atau musibah yang tak bisa ditangani, Zeus tinggal meminta Sisters of Fate untuk mengulangi waktu agar mampu mencegah hal itu terjadi. Para dewa juga memutuskan takdir seperti apa yang layak bagi para manusia dan meminta Sisters of Fate melakukan hal tersebut.
Hal itu sendiri terungkap pada God of War : Ghost of Sparta. Thanatos sendiri yang mengatakan dewa lah yang memutuskan takdir seperti apa, sedangkan Sisters of Fate yang berperan sebagai pelaksananya.
Tak heran mengapa kejatuhan para dewa baru dimulai setelah Kratos berhasil mengalahkan semua Sisters of Fate. Dari Poseidon sampai Zeus pun langsung tewas satu per satu di tangan demigod satu ini.
Jika dewa bisa mati di tangan Kratos, lain hal nya dengan Sisters of Fate. Memang Clotho tewas permanen setelah kepalanya ditikam sabit raksasa gantung oleh Kratos. Namun Lahkesis dan Athropos membuktikan bahwa selama takdir ada, mereka akan tetap hidup. Mereka sama pentingnya dengan Atlas yang berfungsi sebagai penyangga dunia.
Penulis juga sempat mengira pada pertemuan langsung Kratos dan Lahkesis, si prajurit Sparta berhasil membunuh Lahkesis dengan menikamnya dengan Blade of Athena. Namun di luar dugaan, ia tetap hidup dan bahkan tetap bisa bergerak meskipun kepalanya ditikam langsung oleh Kratos.
Oleh karena itu, Kratos mengakali dua saudari ini dengan memancingnya ke Mirror of Fate. Ia pun harus merusak terlebih dahulu cermin tersebut agar Athropos dan Lahkesis tak lagi bisa menyebrang ke masa sekarang.
Jika boleh berpendapat, sebenarnya dua Sisters of Fate ini tak boleh dipisahkan agar kemampuan menjelajah waktu ini aktif. Athropos yang menjelajah waktu sedangkan Lahkesis yang bisa memanggil kembali saudarinya ke masa sekarang. Kemampuan menjelajah waktu mereka juga tak bisa digunakan jika keduanya sama-sama terjebak di Mirror of Fate.
Itulah fakta-fakta mengenai Sisters of Fate. Jika ingin berdiskusi mengenai makhluk mitologi ini dengan teman-temanmu, silahkan share, tag atau komentar di bawah artikel ini, yah!
Diedit oleh Doni Jaelani