Death Stranding 2: On The Beach (dok. Kojima Productions)
Ada satu kisah menarik produksi Death Stranding 2: On the Beach yang pertama diungkap oleh Rolling Stone.
Pengungkapan ini datang dari Yoann "Woodkid" Lemoine, yang bekerja sama erat dengan Kojima dalam pembuatan soundtrack game tersebut. Berbicara kepada Rolling Stone, Lemoine menyampaikan situasi unik Kojima tentang "masalah" pemain yang "terlalu menyukai Death Stranding 2." "Itu berarti ada yang salah," kata Kojima kepadanya. "Kita harus mengubah sesuatu."
Kojima lalu mengubah beberapa hal dalam naskah dan cara beberapa hal krusial terjadi dalam game karena dia pikir karyanya tidak cukup divisif dan tidak cukup membangkitkan emosi.
Saya jadi penasaran apakah itu keputusan tepat.
Namun setelah memainkan Death Stranding 2: On the Beach, jawabannya terasa jelas.
Game ini menjadi AAA budget game favorit redaksi Duniaku.com untuk tahun 2025. Hampir di setiap aspek, Death Stranding 2 terasa sebagai peningkatan signifikan dibanding pendahulunya. Skala dunia lebih ambisius, presentasi lebih matang, dan keberanian kreatifnya terasa semakin tanpa kompromi.
Secara visual, game ini berada di level yang benar-benar gila. Detail karakter semakin realistis, ekspresi wajah lebih hidup, dan dunia yang ditampilkan terasa suram sekaligus memikat. Bahkan saat main dengan PS5 reguler pun visualnya tetap terasa memikat.
Dan mungkin yang paling penting: sebagai gamer, kita pun kini tampaknya sudah lebih siap menerima “kegilaan” Kojima Productions termasuk momen-momen absurd nan ajaib seperti kameo Mamoru Oshii yang mencuri perhatian itu.