Review Redfall, Game Shooter Menghadapi Vampir
Redfall terasa punya potensi, tapi saat ini punya kekurangan
Redfall rilis pada 2 Mei 2023 kemarin.
Seperti apa kualitas game ini? Berikut adalah review saya!
1. Ceritanya soal apa?
Latar cerita Redfall adalah kota bernama... Redfall.
Vampir menguasai kota itu dan mengisolasinya dari dunia.
Kamu akan memilih mengendalikan satu dari empat pemain: Devinder Crousley, Layla Ellison, Remi de la Rosa, atau Jacob Boyer.
Keempat orang ini memiliki skill berbeda-beda. Kalau kamu mengikuti cerita, narasi mereka juga berbeda-beda.
Lalu kamu pun akan menghadapi para vampir, terutama vampir-vampir khusus yang sangat kuat.
Baca Juga: Hands-On Preview Redfall, Game FPS Seru Menghadapi Vampir
2. Kesan positif saya setelah main hingga tamat
Saya sebenarnya merasa cukup fun memainkan Redfall, terutama di bagian-bagian awal.
Pembukaan game ini sebenarnya terasa menarik, dan membuat para vampir terasa sebagai ancaman berbahaya.
Pembangunan boss Hollow Man, dan pengaruhnya ke wilayah Redfall di awal, juga terasa oke.
Karakter yang saya pilih untuk menamatkan game pertama kali, Layla, memiliki sejumlah skill yang menarik. Terutama Lift, skill yang sangat membantu saya dalam eksplorasi peta.
Skill ini membantu Layla untuk lompat tinggi, dan tidak menderita damage saat mendarat. Kamu bisa menggunakan skill ini bukan hanya untuk mencapai atap bangunan, tapi kalau kamu misalnya mau loncat turun dari tempat tinggi secara aman tanpa takut kena damage besar.
Untuk pertempuran, variasi senjata terasa menarik dan... meski musuh-musuh di game ini terasa kurang cerdas, saya masih bisa menikmati menghabisi mereka dengan aplikasi skill, pemanfaatan sekeliling, dan penggunaan senjata-senjata menarik yang saya temukan.
Terutama musuh vampir.
Musuh-musuh manusia itu biasanya hanya memiliki keunggulan jumlah (untuk para kultis), atau jumlah serta senjata canggih (untuk para prajurit Bellwether). Mengatasi mereka tidak terlalu sulit, selama kamu memanfaatkan skill dan lokasi dengan baik, atau tidak berbuat semberono.
Para vampir ini bisa jadi tantangan lain.
Mereka juga kadang terasa kurang cerdas juga, tapi dengan kemampuan seperti teleportasi (yang bahkan dimiliki para vampir reguler), berbagai kemampuan unik dari vampir jenis khusus (seperti menyerap darahmu dari kejauhan untuk vampir jenis Siphon), dan kamu harus menusuk pasak, membakar mereka, atau menggunakan senjata khusus untuk membunuh mereka, pertempuran lawan vampir bisa intens.
Terutama kalau kamu main solo, dan karena suatu alasan kamu harus menghadapi banyak vampir sekaligus.
Sisi positif lain yang saya rasakan, sebelumnya, saya sudah menyebutkan soal empat karakter Redfall.
Karakter-karakter ini punya skill berbeda-beda dan kepribadian berbeda-beda juga. Saya pertama main menggunakan Layla, lalu saya juga mencoba Jacob. Narasi Layla dan Jacob dalam bagian cerita berbeda, dan reaksi NPC ke Layla dan Jacob juga ada yang berbeda.
Oh dan sisi positif lain dari Redfall adalah game ini tersedia di Xbox Game Pass dan PC Game Pass. Jadi kalau kamu dan teman-temanmu memang langganan Game Pass, memainkan game ini bersama bisa jadi lebih mudah.
3. Co-op bisa menjadi pilihan untuk membuat game ini terasa semakin fun
Redfall memiliki opsi co-op yang unik.
Jadi satu pemain akan host game, dan pemain lain bisa gabung untuk membantunya.
Pemain yang jadi host ini akan bisa mengerjakan misi utama cerita dengan dibantu teman-temannya.
Tapi patut diperhatikan: yang ceritanya akan maju jika main co-op hanya host.
Meski begitu, para pemain yang membantu akan tetap mempertahankan level, senjata, dan perlengkapan yang mereka dapat dalam sesi-sesi tersebut.
Sesi co-op juga harus dimulai dari menu utama, jadi kamu tidak bisa bergabung saat game-nya sudah dimulai.
Co-op ini bisa meningkatkan sensasi fun di Redfall kalau kamu sukses menjalankannya. Ada beberapa misi di Redfall yang memang cukup rusuh kalau dimainkan solo, dan keberadaan teman-temanmu bisa membantu dalam situasi seperti itu.
Terutama karena karakter-karakter Redfall ini punya skill yang bisa membantu teman juga, jadi kalau kamu main solo sepenuhnya, skill-skill itu mungkin kurang terasa gunanya.
4. Kelemahan yang terasa...
Di poin 2, saya bilang kalau meski musuh-musuh di game ini terasa kurang cerdas, saya masih bisa menikmati pertempuran dengan memanfaatkan skill, senjata, dan pemanfaatan objek-objek di sekeliling.
Masalahnya, ketika kamu memainkan game ini cukup lama, kamu akan semakin sering juga menghadapi para musuh ini. Lalu kamu akan mulai hafal kebiasaan mereka, seperti salah satu serangan favorit para vampir reguler adalah mencoba menerjang ke arahmu, dan kalau kamu sekedar jalan mundur kamu akan kena serangan mereka, tapi kalau kamu menapak ke samping kamu bisa menghindar dari serangan itu.
Menghadapi musuh yang gerakannya sudah kamu hafal setelah main lama, mengerjakan misi yang mulai terasa itu-itu saja untuk bisa memperoleh tengkorak dari Vampire Underboss (diperlukan untuk mengakses area boss), bisa terasa jenuh juga.
Di paruh awal game sih saya masih menikmati misi-misi itu, tapi begitu di paruh kedua mendekati akhir game, saya merasa berat untuk menjalankannya.
Pembangunan boss di area kedua game ini juga bagi saya terasa kurang dibanding di area pertama. Untuk menghadapi Hollow Man, yang jadi boss utama di area pertama, kisahnya terasa cukup menarik.
Sementara itu tiga boss utama yang ada di area kedua saya rasa pembangunannya tidak sebaik Hollow Man. Boss terakhir game ini bahkan saya rasa dilawan dan dihadapi dengan terlalu mendadak, meski dia tampak tersaji sebagai sosok yang berbahaya.
Pertempuran boss terakhir ini juga saya jujur kurang puas. Tiga boss sebelumnya memiliki trik-trik sendiri untuk dikalahkan. Sementara itu boss terakhir ini... mengalahkannya juga ada trik khusus, tapi trik itu begitu sederhana hingga fokus utama kamu justru melawan musuh-musuh kuat yang berada di areanya.
5. Durasi permainan
Saya menamatkan Redfall ini dalam 17 jam.
Cara main saya adalah cukup fokus ke cerita utama, namun saya akan menyelesaikan sidequest yang memang sedang saya temukan.
Itu durasi yang mungkin tergolong cukup lama... tapi saya sebenarnya mengira game-nya akan lebih panjang dari ini.
Bagian ending dari base game ini, terutama, terasa datang secara cukup tiba-tiba bagi saya.
Terutama karena saya mengira boss utama game ini akan memperoleh pembangunan yang lebih panjang.
Tapi sepertinya akan ada kelanjutan lagi untuk cerita Redfall ini.
6. Kesimpulan
Saya akan memberi Redfall nilai 3 dari 5 bintang.
Tidak sepenuhnya buruk, dan kalau kamu main co-op game-nya bisa terasa asyik.
Saya mungkin merasa begitu karena sejauh pengalaman saya, Redfall ini cukup lancar. Total crash yang saya alami dalam 17 jam permainan adalah... 4 kali.
Masalah yang saya alami di game-nya lebih ke fenomena seperti ada objek mengambang di udara, NPC t-pose, dan tekstur terlambat load, yang bisa saya abaikan.
Bagian awal game ini juga terasa fun.
Tapi begitu kamu mencapai bagian paruh kedua game, kamu mungkin akan mulai jenuh dengan musuh dan misi-misi yang disuguhkan ke kamu.
Meski durasinya 17 jam, saya juga merasa game ini berakhirnya begitu saja, dan final battle-nya terasa kurang memuaskan.
Nah itu review Redfall dari saya.
Gimana menurutmu? Sampaikan di kolom komentar!
Baca Juga: Bethesda dan Arkane Merilis Redfall Story Trailer!