Review One Piece Odyssey, Game RPG yang Menyorot Straw Hat Pirates!

Cerita One Piece Odyssey ini cukup menarik!

Review One Piece Odyssey, Game RPG yang Menyorot Straw Hat Pirates!

One Piece Odyssey sudah rilis di berbagai platform sejak 12 Januari.

Gimana sih kualitasnya?

Simak review One Piece Odyssey versi Duniaku.com di bawah ini! 

1. Gambaran cerita One Piece Odyssey

Review One Piece Odyssey, Game RPG yang Menyorot Straw Hat Pirates!(Dok. Bandai Namco/One Piece Odyssey)

Dalam pelayaran mereka, kelompok Bajak Laut Topi Jerami menghadapi badai dahsyat. 

Thousand Sunny berujung rusak parah, sementara para kru Topi Jerami terdampar di pulau misterius: Waford. 

Di sana, Luffy dan teman-teman bertemu dengan Lim dan Adio, dua karakter orisinal yang berperan sangat besar dalam cerita game ini. 

Baca Juga: Begini Cara Memainkan One Piece Odyssey dalam Bahasa Indonesia!

2. Penokohan Lim dan Adio terasa bagus

Review One Piece Odyssey, Game RPG yang Menyorot Straw Hat Pirates!(Dok. Bandai Namco/One Piece Odyssey)

Sebagai fans One Piece, hal yang bikin saya penasaran soal One Piece Odyssey adalah gimana kualitas ceritanya.

Setelah memainkan hingga tamat, kesan saya yang paling utama adalah: karakterisasi Lim dan Adio terasa bagus.

Dua karakter yang desainnya dirancang oleh Eiichiro Oda ini penokohannya menarik. Perkembangan karakter Lim dari momen kamu bertemu dia di Waford hingga akhir cerita terasa sebagai salah satu hal paling berkesan di game ini. 

Untuk Adio, penokohan dia, dan misteri soal dia, juga membuat dia terasa menarik.

Secara keseluruhan, cerita Lim dan Adio sebenarnya bahkan terasa cukup kuat untuk dijadikan sorotan di cerita semacam movie

3. Bagian dunia memorinya terasa kurang berkesan?

Review One Piece Odyssey, Game RPG yang Menyorot Straw Hat Pirates!(Dok. Bandai Namco/One Piece Odyssey)

Di awal One Piece Odyssey, Luffy dan Topi Jerami melemah.

Untuk mendapatkan kembali kekuatan mereka, para Topi Jerami harus mendapatkan kembali kubus-kubus yang kini tersebar di berbagai bagian Waford dan juga di dunia memori.

Kubus-kubus yang besar terutama (yang bisa membuat Topi Jerami mengingat kembali jurus yang mereka lupakan), hanya bisa diperoleh dengan mengalahkan makhluk besar yang disebut Colossus.

Setelah mengalahkan para Colossus, Topi Jerami pun masih harus memasuki dunia memori, menjelajahi petualangan-petualangan lama mereka, baru mereka mengingat kembali jurus-jurus yang mereka lupakan. 

Dunia memori yang tersedia ini antara lain adalah Arabasta, Water Seven (dan Enies Lobby), Marineford, dan Dressrosa. 

Jadi pola petualangan di One Piece Odyssey itu biasanya begini: mencari dan melawan Colossus tertentu di Waford, masuk ke dunia memori, mencari dan melawan Colossus tertentu di Waford, masuk ke dunia memori. 

Di atas kertas sih, cerita penjelajahan memori ini bisa menarik. 

Bayangkan saja, para Topi Jerami ini kembali ke petualangan-petualangan lama mereka. Akankah ada keunikan bila mereka memasuki  lagi dunia memori tersebut? 

Tapi kebanyakan cerita dunia memori ini tersaji sebagai rangkuman ringkas dari setiap arc. Tidak terlalu banyak juga reaksi Topi Jerami yang terasa unik atau menonjol saat berinteraksi dengan situasi masa lalu ini.  

Karenanya, saya merasa sebagian dunia memori ini benar-benar tersaji sebagai filler

Ada beberapa pengecualian tentu saja. Dunia memori Marineford terasa solid, mungkin karena di situ Luffy memiliki motivasi yang sangat terasa. Dia sudah tahu apa yang akan terjadi pada Ace, dan berniat mengubahnya. Topi Jerami pun kali itu hadir untuk membantunya. 

Meski durasi cerita utama untuk memori Marineford ini sangat singkat, dan banyak karakter yang tak disajikan, penyajian konflik di dunia memori Marineford ini tetap terasa mantap.

Dunia memori lain yang bagi saya terasa solid juga adalah Dressrosa. Terutama karena di situ perkembangan karakter Lim sudah terasa, dan ada interaksi unik pula antara Law dan Lim. Saya jadi merasa seharusnya interaksi unik antara Lim dengan karakter lain ini diperbanyak juga, dengan kualitas seperti interaksi Law dan Lim, di dunia memori lain. 

Untuk Arabasta dan Water 7, pembangunan latar dan kotanya terasa bagus. Terutama Arabasta, yang punya banyak area untuk dijelajahi. Tapi plot di dua dunia memori itu terasa kurang memiliki keunikan atau faktor wah dari memori Marineford dan Dressrosa. 

4. Game ini didukung bahasa Indonesia

Review One Piece Odyssey, Game RPG yang Menyorot Straw Hat Pirates!Screenshot One Piece Odyssey. (Dok. Bandai Namco/One Piece Odyssey)

Kalau kamu mau mengikuti cerita One Piece Odyssey tapi kurang paham bahasa Inggris, game ini bisa dimainkan dengan teks dan subtitle bahasa Indonesia.

Kalau kamu main di PS4, kamu tinggal mengatur bahasa sistem menjadi bahasa Indonesia. Lalu di saat berikutnya kamu masuk ke One Piece Odyssey, kamu pun bisa melihat teksnya sudah jadi bahasa Indonesia. 

Kualitas translasinya gimana?

Bagi saya sih translasinya lumayan, meski mungkin masih bisa ditingkatkan. 

5. Model pertempurannya turn-based RPG

Review One Piece Odyssey, Game RPG yang Menyorot Straw Hat Pirates!(Dok. Bandai Namco/One Piece Odyssey)

Model pertempuran One Piece Odyssey ini seperti RPG Jepang klasik, yaitu turn-based battle.

Jadi ada giliran menyerang antara karaktermu dengan musuh. 

Ketika giliranmu menyerang, kamu bisa memilih berbagai kemampuan dari karakter yang kamu gunakan, atau memilih karakter lain yang kamu rasa lebih cocok.

Di tahun 2023 ini mungkin ada gamer yang kurang suka dengan model turn-based battle gini. Tapi menurut saya sih, turn-based battle di One Piece Odyssey lumayan. 

Di One Piece Odyssey ini ada semacam mekanik yang terasa sebagai batu-gunting-kertas.

Kamu tahu kan kalau dalam suit itu batu mengalahkan gunting, gunting mengalahkan kertas, dan kertas mengalahkan batu?

Nah di One Piece Odyssey para karakter dan musuh terbagi ke dalam tiga golongan: Power, Speed, Technique

Karakter Power lemah pada karakter Technique, karakter Technique lemah pada karakter Speed, dan karakter Speed lemah pada karakter tipe Power

Ini bisa jadi pertimbangan untuk kamu menentukan karakter mana yang sebaiknya beraksi di pertarungan. Misalnya, saat musuhnya kebanyakan Speed, mungkin lebih efektif jika kamu mengerahkan Sanji atau Luffy (yang tipe Power) ketimbang Zoro (yang tipe Technique). 

Kamu juga untungnya bisa dengan mudah mengganti para karakter yang ada di pertarungan dengan yang sedang tidak bertarung. 

Selain itu, dalam pertempuran biasanya karaktermu akan terbagi-bagi ke dalam beberapa area berbeda. 

Terus gimana kalau karakter tersebut berhadapan dengan musuh yang tipenya kurang cocok? 

Salah satu keunikan One Piece Odyssey adalah kamu bisa menukar-nukar posisi karakter dengan “Swap Battle Crew.”

Kamu mungkin berpikir “Swap Battle Crew" hanya bisa menukar karakter yang sedang di pertempuran dengan karakter yang tidak bertempur. Tapi uniknya saya menemukan kalau kamu bisa menukar posisi dari karakter yang sedang di area pertempuran lho. 

Misalnya, empat karakter kamu yang bertarung adalah Luffy (Power), Sanji (Power), Zoro (Technique), dan Nami (Speed). 

Lalu si Nami terjebak bersama tiga musuh yang tipenya Power. Kamu bisa menggunakan “Swap Battle Crew," pilih Zoro dan kemudian Nami. Mereka akan bertukar posisi, dan Zoro akan bisa menghajar para musuh tipe Power tadi dengan lebih efektif dari Nami.

Selain itu, sejumlah karakter juga memiliki serangan jarak jauh. Seperti misalnya Zoro akan memiliki "108 Pound Phoenix." Dengan teknik serangan jarak jauh ini, Zoro bisa saja menyerang musuh di area lain meski di area dia masih ada musuh. 

Para karakter di One Piece Odyssey ini juga memiliki banyak teknik yang kamu kenal di anime dan manga. 

6. Durasi permainannya berapa lama?

Review One Piece Odyssey, Game RPG yang Menyorot Straw Hat Pirates!(Dok. Bandai Namco/One Piece Odyssey)

Saya memainkan One Piece Odyssey dengan cukup fokus ke cerita utama.

Saya mengerjakan beberapa side quest, terutama side quest memburu bounty. Tapi saat game selesai, masih ada sejumlah side quest yang belum saya selesaikan, atau bahkan belum saya temukan.

Durasi saya main dengan gaya begitu adalah 29 jam. 

Jadi dari segi durasi, One Piece Odyssey ini memang lumayan juga.

7. Kesimpulan?

Review One Piece Odyssey, Game RPG yang Menyorot Straw Hat Pirates!(Dok. Bandai Namco/One Piece Odyssey)

Sebagai game model RPG, daya tarik utama One Piece Odyssey untuk fans mungkin adalah ceritanya.

Untungnya, game ini bisa dimainkan dengan teks dan subtitle bahasa Indonesia. Jadi kamu-kamu yang suka One Piece tapi kurang bisa bahasa Inggris tetap dapat menikmati ceritanya.

Kualitas cerita utama One Piece Odyssey sendiri menurut saya mendekati kualitas movie One Piece. Penokohan dua karakter orisinal game ini, Lim dan Adio, terasa oke. 

Bagian klimaks game ini, terutama, sudah seperti menyaksikan klimaks dari sebuah alur yang seru.

Meski begitu, sebagian dunia memori di sini terasa seperti filler saja. Potensi dari Luffy dan Topi Jerami kembali menjelajahi masa lalu bagi saya kurang terlalu dieksplor.

Kalau kamu gak keberatan dengan model pertarungan turn-based RPG, One Piece Odyssey juga lumayan oke. Terutama kalau kamu sudah terbiasa dengan sistem pertarungannya.

Saya rasa One Piece Odyssey bisa diberikan nilai 3,5/5. 

Gimana menurut kamu soal One Piece Odyssey? Sampaikan di kolom komentar! 

Baca Juga: One Piece Odyssey Sudah Tersedia untuk PS4 dan PS5!

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU