Review CBT Tree of Savior: Calon Game MMO Terbaik Dekade Ini
Akhirnya mimin kelar juga mencoba CBT Tree of Savior Indonesia. Jadi gak sabar bisa main versi OBT-nya nih. Bagi kamu yang penasaran berikut review-nya.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gemscool sudah memulai CBT Tree of Savior, MMO yang diklaim upgrade dari Ragnarok Online ini emang bakal menjadi calon game MMO terbaik dekade ini.
[read_more link="https://static.duniaku.net/2015/08/duniaku-cbttos-1.jpg">
Oke, kita mulai untuk gameplay-nya. Dari gameplay-nya memang sudah berbeda jauh dari Ragnarok Online. Sebelumnya jika di RO, untuk menggerakan karakternya harus menggunakan mouse (point and click), berbeda dengan Tree of Savior yang merupakan game action, jadi kamu bisa bebas bergerak menggunakan tombol arah panah atau menggunakan joystick. Lalu untuk background permainannya sendiri kali ini dilengkapi dengan quest-quest menantang, dimana terkadang men-trigger adegan boss-battle. Jika di RO boss sangat susah dikalahkan (membutuhkan level tinggi), di game ini kamu bisa mengalahkannya dengan solo! Plus, setiap quest boss yang kamu lawan terdapat kemungkinan untuk drop "legendary" item (Psstt.. quest boss ini cuma bisa dilawan sekali per karakter).
Oh ya, terdapat juga fitur tambahan yang hanya bisa kamu lakukan dalam mode resting (tombol Insert). Ketika resting, kamu bisa melakukan hal-hal lain seperti salah satunya adalah melakukan "crafting." Fitur ini memungkinkanmu untuk membuat equip dari resep yang kamu dapatkan dari berpetualang.
Secara overall map yang disajikan sangat besar sekaligus didukung background music yang sangat menawan, seakan menjadi candu untuk para gamer. Kota-kota yang dihadirkan sangat indah, kota pertama yang akan kamu temui adalah Klaipeda, salah satu kota besar di Tree of Savior Online. Jika kamu belum tahu, Klaipeda sendiri terinspirasi dengan kota yang sama di Jerman. Mengingatkan kita pada RO dimana semua kota dan map yang ada terinspirasi dari dunia nyata. Sistem "Kafra" dari RO juga kembali lagi digantikan dengan para patung goddes. Patung goddes ini sendiri bisa menjadi tempat "simpan posisi," sekaligus digunakan untuk teleport ke daerah-daerah yang sudah kamu jelajahi sebelumnya. Sayang, sistem socket card dari RO tidak kembali di Tree of Savior, tetapi digantikan oleh equipment ber-grade tertentu. Dari gameplay dan lore yang disajikan Tree of Savior, saya yakin bisa menjadi game terbaik satu dekade ini.
Sayangnya dikarenakan masih Beta, masih ditemukan banyak kekurangan di CBT tree of Savior ini. Salah satunya adalah masih ditemukannya translasi keterangan atribut yang berbahasa inggris, dan ada juga yang masih berbahasa Korea. Jadi bagi pemain pemula seperti saya tidak mengetahui pengertian dari atribut tersebut.
Ah.. Dan ada juga bug yang cukup mengganggu dimana beberapa boss mengalami stuck. Salah satunya adalah Demon Lord Gesti, seharusnya jika HP-nya sudah berkurang 2/3-nya akan ter-trigger cut scene. Namun di CBT Tree of Savior Indonesia kali ini kamu harus menunggu lama untuk men-trigger cut scene tersebut (kurang lebih mencapai 5 menit). Tentu bagi yang tak sabaran, pasti mengira quest yang akan ia hadapi bakal stuck selamanya bukan? Lalu, beberapa boss yang ada juga mengalami error dimana mereka tidak bisa menyerang. Selain bug, terkadang karakter mengalami glitch, tiba-tiba melayang di udara tanpa sebab. Hanya saja, semua bug dan glitch yang terjadi tidak terlalu fatal sih.
Di CBT Tree of Savior Indonesia ini masih memiliki kekurangan, yaitu belum adanya fitur untuk mengubah UI. Dan kebetulan, Keyboard yang saya gunakan tidak ada tombol "Insert." Jadi saya tidak bisa berada pada mode resting. Padahal sebenarnya mode ini sangat penting bagi pemain, salah satunya untuk men-crafting sesuatu. Setelah saya membaca-baca, satu-satunya jalan untuk mengubah UI-nya adalah dengan mengutak-atik keyboard.xml di folder Tree of Savior. Semoga kekurangan ini bisa ditambahkan di update Tree of Savior selanjutnya.