Ampun Sultan! Ini 5 Item Virtual Paling Mahal yang Pernah Dibeli!

Salah satu cara yang dilakukan para pelaku industri game untuk mendapatkan keuntungan dari produk mereka yaitu dengan menerapkan sistem penjualan item virtual. Tak sedikit para pemain rela menghabiskan jutaan rupiah untuk membeli item-item tersebut. Nah, berikut ini adalah 5 item virtual paling mahal yang pernah dibeli oleh para gamer!

Sumber: bonusweb.idnes[/caption]

Age of Wulin adalah game besutan Suzhou Snail Electronic yang memiliki sebuah item pedang dengan nama Dragon Slaying Sabre Scabbard telah terjual dalam sebuah auction dengan harga USD16 ribu (sekitar Rp220 juta).

Pedang ini merupakan salah satu item paling bagus di dalam game dan bisa menjadikan karakter pemiliknya imbalance di Age of Wulin.

Sumber: eurogamer[/caption]

Bagi kamu yang kurang familiar dengan Dota 2 atau belum tahu tentang game ini, ada sebuah karakter AI yang dikenal bernama courier di dalam game, yang berfungsi untuk mengantarkan item yang dibeli dari base ke lane tempat hero berada.

Salah satu skin unik courier di Dota 2, Ethereal Flames Pink War Dog (yang tidak memberikan keuntungan lebih dari status atau gameplay secara keseluruhan atau murni hanya penampilan saja) telah terjual seharga USD38 ribu (sekitar Rp522 juta).

Sumber: myuptownsl[/caption]

Amsterdam adalah sebuah lokasi (server) paling populer di RPG Second Life, yang dikenal memiliki lingkungan dengan detil yang canggih. Ini juga merupakan tempat populer untuk menyelenggarakan berbagai macam event di dalam game.

Lokasi ini terjual dengan harga USD50 ribu (sekitar Rp687 juta), dan alasan dijual karena pemilik lamanya sedang menggarap proyek baru.

Sumber: entropiaplanets[/caption]

Crystal Palace adalah lokasi populer di game sandbox Entropia Universe, yang berhasil terjual seharga USD330 ribu (sekitar Rp4,5 miliar) pada tahun 2009 kepada pemain bernama Buzz Erik Lighyear.

Sumber: extravagansi[/caption]

Entri lain dari game Entropia Universe, Club Neverdie merupakan Asteroid Space Resort yang awalnya dibeli penjual seharga USD100 ribu (sekitar Rp1,35 miliar). Tapi seiring dengan menurunnya tren game ini tahun 2010, pemilik berusaha menjualnya lagi, namun tidak ada pembeli yang mampu atau mau membayar dengan harga yang ditawarkan.

Akhirnya sang pemilik memutuskan untuk menjual Club Neverdie secara eceran dengan lebih mahal dari harga pasaran dan total yang ia dapatkan dari penjualan itu sebesar USD635 ribu (sekitar Rp8,7 miliar).

_{Diedit oleh Fachrul Razi}