Tren Video Game: Valve Makin Serius Dengan Steam Machine, Bisakah Menggeser Pasar PC?
Apa saja yang akan menjadi tren di dunia game setelah kehadiran konsol game terbaru setengah tahun belakangan? Berikut yang akan menjadi tren dalam industri game menurut prediksi Duniaku.
Seperti yang sudah kami ulas dalam artikel sebelumnya, Valve akhirnya mengenalkan lebih jauh seperti apa Steam Machine yang mereka kembangkan, dan mengkonfirmasikan beberapa keluarga dari mesin yang disebut-sebut sebagai wujud baru PC gaming tersebut.
Sejak pertama kali terdengar selama 2012 lalu, bahwa Valve sedang bereksperimen membangun konsol video game mereka sendiri, hingga sampai SteamOS diumumkan akhir September 2013 lalu, mulai tampak jika ternyata mereka tidak menarget konsol, melainkan tetap berada di ranah PC gaming, yang memang diprediksi akan terus meningkat keuntungannya dalam beberapa tahun ke depan (baca kembali artikel "Masa Depan Industri Game di Tangan Mobile Gaming?" untuk beberapa data mengenai perkembangan PC Gaming).
Bicara Steam Machine, kita tidak bisa lepas dari Steam, platform distribusi digital yang dikembangkan Valve sejak tahun 2003 tersebut tidak bisa dipungkiri menjadi revolusi di tengah PC gaming, dan berhasil mengubah cara gamer PC untuk berinteraksi satu-sama-lain serta bagaimana mereka bisa membeli game, menunggu promosi, atau bahkan memburu judul yang digratiskan.
Pada Januari 2014 lalu, Valve mengklaim sudah ada lebih dari 3000 game (mulai dari game indie hingga game dari developer besar) yang tersedia melalui Steam dan memiliki 75 juta pengguna aktif, lebih besar dari user Xbox Live, walaupun masih di bawah klaim Sony untuk pengguna PlayStation Network yang mencapai 110 juta. Hingga akhir 2013 lalu, Steam berhasil menjadi jalur distribusi untuk 75% pembelian game PC versi digital yang diunduh. Sukses Steam akhirnya juga menggoda publisher besar seperti EA dan Ubisoft menjalankan layanan yang sama, yaitu Origin dan Uplay.
Layanan Valve ini akan makin meluas lebih jauh di tahun 2014 ini, dengan menarget satu tempat yang selama ini belum bisa mereka raih selama berkompetisi dengan konsol, yaitu ruang keluarga. Meskipun layanan Steam selama ini juga sudah dikenal baik di kalangan "core" gamer, namun untuk kelas casual masih harus berjuang lebih keras, terutama karena ketergantungannya pada platform PC yang lebih kompleks. Atas kendala itulah Valve membuat solusi dalam bentuk beberapa pilihan Steam Machine yang ditarget akan mulai dijual sepanjang tahun ini, mereka berharap menantang konsol untuk memperebutkan posisi di tengah ruang keluarga.
Mungkin satu-satunya kendala Steam untuk masuk ke ruang keluarga ada beragamnya pilihan mesin Steam. Tidak hanya Valve saja yang mengeluarkan Steam Machine, ada banyak pihak ketiga yang memproduksi Steam Machine dengan spesifikasi dan harga yang beragam, mulai sekitar US $500 hingga $6000. Selain itu, image PC-nya pasti juga akan sedikit menghalangi kalangan gamer casual untuk meliriknya. Dan lagi yang membuat bingung, buat apa membeli sistem yang dukungan gamenya masih lebih sedikit dibandingkan Steam di PC Windows yang kompatibel dengan semua game (karena memang SteamOS berbasis Linux)? Namun mungkin itu tidak akan lama, apalagi setelah nama Steam lebih dikenal di tengah keluarga, bukan sekedar nama yang berputar-putar di kalangan "core" gamer.