Tren Video Game: Tahun Penentuan Masa Depan Wii U?
Apa saja yang akan menjadi tren di dunia game setelah kehadiran konsol game terbaru setengah tahun belakangan? Berikut yang akan menjadi tren dalam industri game menurut prediksi Duniaku.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seperti yang kami ulas dalam artikel sebelumnya, Nintendo memang mengalami masalah dengan Wii U sampai beberapa kali menurunkan harganya, karena penjualan yang tidak sesuai ekspetasi. Meskipun hadir setahun lebih awal dibandingkan PS4 dan X1, pada kenyataannya kedua sistem yang memang lebih tangguh secara hardware tersebut mulai jauh meninggalkan penjualan konsol Nintendo. Lebih parah lagi, Wii U saat ini tidak dianggap sebagai pesaing konsol Sony dan Microsoft tersebut, karena memang adanya celah lebar pada sisi hardware diantara mereka.
Pada saat artikel ini ditulis, Wii U berusia 17 bulan, dan angka penjualan platform tersebut kurang begitu bagus, hanya 2.8 juta unit sepanjang tahun 2013, atau jauh di bawah X1 dan PS4 yang terjual 3.9 dan 4.2 juta unit selama 2013 lalu. Data terakhir, kedua rivalnya itu sudah berada di angka 5 dan 7 juta, dengan Sony masih memimpin persaingan. Seandainya Nintendo ingin membuat perubahan dengan meningkatkan angka penjualan, maka mereka harus melakukannya tahun ini, atau itu tidak akan terjadi sama sekali di masa datang.
Seperti biasanya, Nintendo mengandalkan penggemar setianya, dan yang dijual jelas, software eksklusif yang lebih banyak, entah dari first atau third party Nintendo (faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya angka penjualan selama tahun 2013). Dan dengan publisher seperti Electronic Arts yang resmi tidak lagi mendukung platform tersebut, Pikmin 3 yang ternyata hanya memberi sedikit kontribusi meningkatkan penjualan Wii U (game tersebut hanya terjual sekitar 700 ribuan kopi), hilangnya eksklusifitas dari Rayman Legends, dan juga terus ditundanya Donkey Kong Country: Tropical Freeze memperparah kinerja Wii U sepanjang 2013.
Namun di tahun ini, Nintendo menjanjikan banyak game berkualitas. Mulai Tropical Freeze dirilis pertengahan Februari kemarin, Mario Kart 8 menyusul akhir Mei 2014, dan Super Smash Bros. yang seharusnya akan hadir tahun ini. Selain itu masih ada beberapa game eksklusif, seperti Bayonetta 2, Yarn Yoshi, Tom Clancy's Ghost Recon Phantoms (setidaknya di konsol eksklusif Wii U, versi PC-nya sudah dirilis), dan yang penulis pribadi sangat tunggu-tunggu, karena logo gamenya sangat familiar, yaitu X dari Monolith Soft. Logo X sangat familiar, terutama bagi mereka penggemar serial Xeno, yang terakhir kita mainkan melalui Xenoblade Chronicles untuk Wii. Selain itu, juga tidak bisa dihiraukan, game spin-off Zelda, Hyrule Warriors.
Memang game tersebut bukan franchise baru kelas atas, atau tidak sebanding dengan kualitas PS4 dan X1 yang eksklusif seperti Titanfall, Halo 5, inFamous: Second Son, The Order: 1886, dll, dan bahkan third-party seperti Destiny, Evolve, The Division, dan banyak lagi lainnya tidak ada versi Wii U-nya. Demikian Nintendo hanya bisa berharap pada penggemar setianya saja, mereka yang selalu menunggu game-game eksklusif Nintendo. Kemudian fakta lain yang kita ketahui mulai Januari kemarin, Tiongkok sudah membuka larangan penjualan konsol dan software video game di sana. Kesempatan besar bagi Nintendo, apalagi game-game mereka terbukti cukup "ramah" untuk semua usia, dan kemungkinan besar tidak melanggar batasan game yang boleh dijual di Tiongkok.
Bagaimana menurut kalian, apakah Wii U akan bertahan tahun ini? Atau dukungan software yang didorong Nintendo sepanjang tahun ini tidak membantunya menaikkan posisi setara dengan PS4 dan X1? Apa pun langkah mereka, kami sendiri tidak sabar menunggu bagaimana wujud inovasi Nintendo dalam menghadapi tantangan tren figurine yang hidup berkat teknologi NFC yang pertama kali diterapkan oleh Activision melalui Skylanders. Sejauh ini mereka baru mengumumkan Nintendo Figurine Platform, dan belum ada seperti apa wujud dan penerapannya. Kembali, kita harus menunggu sampai E3 2014 berlangsung untuk mengetahui seberapa "full power-nya" Nintendo menghadapi semua serangan para pesainnya tahun ini.