Review One Piece: Burning Blood, Fighting yang Standar, Cocok untuk Cuci Mata!
One Piece: Burning Blood sangat menghibur bagi penggemar One Piece. Kalian bisa betarung tanpa perlu waktu panjang mempelajari dan menguasai karakter, dan menikmati kembali pertarungan dalam format yang "bisa dikendalikan."
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kalian yang sudah menantikan game One Piece terbaru, One Piece: Burning Blood, akhirnya bisa mulai memainkannya karena mulai awal Juni 2016 ini Bandai Namco merilisnya di Amerika Utara untuk PS4, Xbox One, dan PS Vita. Versi Eropanya sendiri juga menyusul hari ini. Pengguna PC Windows bisa memainkannya pada akhir Juni nanti, meskipun tanggalnya belum dipastikan. Mengiringi perilisannya, berikut launch trailer game One Piece terbaru.
One Piece: Burning Blood - Launch Trailer | PS4, XB1, Vita, Steam
Untuk versi PS-nya, kalian bisa terus memantau halaman Steam-nya di bawah ini:
[read_more id="252105"]
Seperti tipikal game fighting berbasis anime yang begitu banyak membanjiri pasar (sampai kalian kembali berharap, kapan ada Naruto atau One Piece bergenre RPG), One Piece: Burning Blood masih membawa ciri khas banyak game berbasis anime lainnya. Penuh warna cerah, efek kilatan dan ledakan yang fantastir, dan pasti disukai oleh semua orang, dari anak-anak sampai yang dewasa. Namun tipikal game fighting berbasis anime yang tiap makin tak terhitung jumlahnya, juga kerap menghadapi masalah seperti kontrol yang kurang responsif serta keseimbangan karakter yang sepertinya mengabaikan referensi aslinya. Namun perlahan developer terus memperbaiki keluhan tersebut, dan dua game fighting berbasis anime terbaru,
Pertama, kalian mendapatkan cutscene CG yang hadir di sela-sela pertarungan justru lebih baik dari animasi dalam animenya, lengkap tampilan dengan raut muka dan sampai sudut pandang kameranya yang dinamis dan menyorot di saat yang tepat (meskipun terkadang terlalu dekat), sehingga kalian tidak kehilangan momen terbaik. Seperti ketika serangan kedua karakter beradu, otomatis kamera akan bergerak masuk dan mendekat terfokus pada karakter. Chunsoft dan Bandai Namco mengunci animasinya pada kualitas 60fps, sehingga semua yang ditampilkan terasa halus. Para seiyuu versi animenya pun ditarik kembali di sini, dan kalian akan merasakan nuansa yang sama seperti ketika menonton animenya selama memainkan setiap karakter.
[read_more id="248070"]
Dan yah, seperti yang kami rasakan dalam Ultimate Ninja Storm 4, game berbasis anime seperti ini terkadang berakhir sekadar menjadi pemuas mata saja. Terus terang penulis sama seperti para bocah sekolah dasar yang juga ikut memainkannya, sangat menikmati ketika serangan para karakter dilancarkan dengan efek bombastis, cahata berkilauan, dan ledakan dimana-mana, diiringi cut-scene animasi yang seakan kalian mengendalikan animenya di sini.
Namun ketika bicara mekanis, terasa standar dengan pondasi batu-gunting-kertas, dmana serangan combo normal bisa mengalahkan serangan yang tujuannya untuk menembus pertahanan, kemudian serangan guard breaker mampu menembus pertahanan musuh, dan bertahan mampu menahan serangan normal. Tentu saja ada variasi di sana, yang perlu dikuasai untuk menambah kesan pertarungannya ga sekadar asal tekan tombol. Menjadi kompleks ketika kalian memaksimalkan gerakan seperti bertahan yang sesuai timing, sidestep, guard breaker yang lebih kuat, serangan spesial, sampai serangan yang dilakukan dari udara.
Kalian bakal makin kewalahan ketika harus memadukan mekanis dasar tersebut digunakan pada setiap karakter. Rosternya 40 karakter yang berbeda. Masing-masing dari mereka memiliki gaya bertarung dan gerakan spesial sendiri. Seperti Ace, yang dibekali tiga jenis serangan yang dengan cakupan jarak pendek, menengah dan jauh. Kemudian yang mengandalkan kekuatan fisik seperti Whitebeard lebih banyak mengandalkan teknik yang memaksa musuh untuk menjaga jarak karena ayunan tombak panjangnya.
Jika menguasai satu karakter saja sudah menyusahkan kalian, maka kalian akan makin kesulitan terus memainkan game ini, mengingat seperti Ultimate Ninja Storm 4, Burning Blood juga terfokus pada pertarungan tim, dan perlu strategi dengan cara berganti (hingga maksimal tiga) karakter. Konfigurasi tim yang baik memberi banyak variasi serangan.