Review Rage in Peace: Elemen Kejutan yang Membuatnya Seru, Tapi Nyebelin!
Rage in Peace adalah game side scroling sederhana dari Indonesia, namun punya cerita dan pengalaman bermain gabungan seru, tapi nyebelin! Simak review Rage in Peace berikut ini!
Rage in Peace adalah game terbaru besutan Rolling Glory Jam dan Toge Productions yang berasal dari Indonesia tentu saja. Kali ini Duniaku.net mendapatkan kesempatan untuk membuat review Rage in Peace, kira-kira akan seperti apa, ya?
Game Rage in Peace sendiri adalah game bertemakan side scroling yang bisa kamu mainkan di Steam dan Nintendo Switch. Oke takperlu berlama-lama, mari simak review Rage in Peace berikut ini!
Sinopsis
sumber: dokumentasi duniaku.net[/caption]
Ceritanya cukup sederhana, kamu akan memainkan karakter lucu bernama Timmy Malinu.
Kisah dari game ini cukup sederhana, yaitu Timmy adalah pekerja kantoran biasa yang bosan dengan kehidupannya. Suatu hari, Timmy kedatangan Malaikat pencabut nyawa!
Malaikat pencabut nyawa itu mengatakan bahwa hari ini, Timmy akan mati, dan tugas kita sebagai pemain adalah menjadi Timmy, dan berusaha sebaik mungkin untuk bisa bertahan hidup (atau setidaknya memperpanjang umurnya), dari apa?
Elemen Kejutan
sumber: dokumentasi duniaku.net[/caption]
Bertahan hidup dari elemen kejutan! Ceritanya memang terdengar sederhana, namun berusaha sampai selesai itu yang sulit.
Elemen kejutan akan selalu muncul di sepanjang game, sejujurnya bagi orang kagetan seperti penulis, ini adalah game yang buruk, tetapi membuat penasaran!
Kagetnya di sini bukan seperti kamu menonton film horror, melainkan sesuatu yang bisa mendadak muncul untuk membunuh Timmy, ketika kamu sedang mengarahkannya.
Mulai dari lampu jatuh, duri dari lantai, hiu di dalam kubangan, atau bahkan hantu Shodaqoh! Iya, hantu Shodaqoh bisa membunuhmu!
Terbiasa Mati
sumber: dokumentasi duniaku.net[/caption]
Di game lain, jika mati, maka kamu harus mengulang, dan biasanya tidak terlalu sering pengulangan itu terjadi, kecuali kamu benar-benar tidak hebat bermain game tersebut. Di review Rage in Peace akan penulis katakan bahwa sepanjang bermain, penulis jadi terbiasa mati, meskipun tetap kaget setiap mati dengan cara baru.
Triknya adalah kamu harus berhati-hati dalam melangkah, dan mati di dalam game ini memang sulit dihindari, karena kejutan di poin sebelumnya.
Setiap mati karena kejutan baru, kamu harus mengingatnya, dan ketika kembali ke check point, kamu harus melewati lokasi di mana kamu mati sebelumnya dengan baik, begitu seterusnya.
Control Game Mudah, Triknya yang Sulit
sumber: dokumentasi duniaku.net[/caption]
Tombol control di dalam game ini mungkin hanya tiga saja, yang pertama maju, yang kedua mundur, yang ketiga adalah lompat (bisa double jump untuk kondisi tertentu).
Terdengar mudah, namun triknya yang sulit. Kamu harus pintar-pintar menguasai setiap kejutan yang ada.
Seperti memanfaatkan double jump atau mungkin berjalan lebih perlahan di beberapa titik.
Dengan poin sebelumnya di mana kamu terbiasa mati, lambat laun kamu akan terbiasa melewati trik-triknya.
Kesimpulan
Menyebalkan, namun bikin penasaran, itulah jawaban singkat untuk review Rage in Peace. Namun, dengan gambar yang lucu dan halus sekali ini, Rage in Peace benar-benar seru untuk diteruskan, buktinya meskipun penulis marah-marah seperti judulnya, namun penulis tetap melanjutkan bermain. Beberapa stage juga terasa interaktif, jadi jika kamu anggap game ini membosankan karena penuh pengulangan, maka tidak juga.
Lalu berapa nilainya?