Review Metal Gear Survive: Survival Horror Rasa Fortnite!
Demen Fortnite dan Left 4 Dead? Kamu mesti coba Metal Gear Survive karena video game yang satu ini isinya seperti kedua game tersebut diblender menjadi satu!
Sesaat ketika kamu berpikir Metal Gear Solid akan menutup saganya di The Phantom Pain, hal beginian muncul.
AAAAAAAHHHHHHH!!!!![/caption]
Selamat datang di Metal Gear Survive. Metal Gear Survive adalah sebuah game survival horror karya Konami yang sebenarnya mengambil setting alternatif penghujung kisah Metal Gear Solid V: Ground Zeroes.
Yuji Korekado dan Noriaki Okamura memproduseri proyek ini seperti judul-judul sebelumnya, sementara Yota Tsutsumizaki menggantikan posisi vakum yang ditinggalkan Hideo Kojima setelah insiden menggemparkan di Konami beberapa tahun yang lalu.
Kamu ditelantarkan oleh Big Boss ketika sebuah wormhole misterius terbuka di angkasa, menyedot teman dan musuh di tengah pertempuran di Mother Base. Meski kamu selamat dari sedotan tersebut, kondisi koma selama enam bulan membuatmu terbangun di sebuah fasilitas rahasia pemerintahan Amerika Serikat.
Goodluck, seorang lelaki misterius dari organisasi tersebut memberimu satu misi: Kembali ke dunia di balik wormhole tersebut dan mencari penawar dari penyakit asing yang menggerogoti tubuhmu. Tentu saja, seperti yang kita tahu dan sangat kenal dari berbagai macam trailer, hal ini berujung pada pertemuan akrab tokoh utama kita dengan makhluk paling tidak terduga yang masuk dalam saga Metal Gear Solid:
Zombie. Maksudnya, Wanderer.
Kabar baiknya, alih-alih memainkan Big Boss, kini kamu bisa memproyeksikan dirimu sendiri sebagai tokoh utama layaknya Monster Hunter: World! Tentunya, hal ini adalah kabar baik bagi semua fans Metal Gear Solid yang selama ini mendambakan kedatangan sosok yang semacho Solid Snake maupun Big Boss, bukan?
Kalau begitu, siapa lagi yang lebih macho selain dirimu sendiri? Dengan Fox Engine, penciptaan fitur karakter idamanmu semakin terpoles rapi bahkan di luar cutscene sekalipun! Take that, Monster Hunter: World!
Breaking Bad: Zombies.[/caption]
Metal Gear Survive seolah ada hanya untuk memamerkan kelebihan Fox Engine semata dengan mendaur ulang materi-materi yang sama dari Metal Gear Solid V, sementara kontrol yang memang dari Metal Gear Solid untuk Metal Gear Solid sangat tidak nyaman untuk video game berformat action seperti Metal Gear Survive.
Tentu, Konami bukanlah PlatinumGames yang serta merta menyulap franchise Metal Gear menjadi video game aksi super anyar yang menggeser elemen stealth demi pengalaman aksi ninja cyborg samurai yang menggegerkan melalui Metal Gear Rising, tapi format kontrol Metal Gear Solid jelas kurang optimal ketika kamu dihadapkan pada gerombolan demi gerombolan zombie lapar. Hampir tidak ada tempat untuk mengendap-endap selain untuk bertani di sini.
Musik yang digawangi Akihiro Teruta dan Haruna Kubo tentu masih terasa tidak asing di telinga kita saat berkelana di tanah Dite. Atmosfer yang lebih Ground Zero daripada Phantom Pain memberikan nuansa misterius yang senada dengan atmosfer horor yang ingin disampaikan game ini.
Implementasi elemen stealth di dalam game multiplayer co-op ini terasa begitu mubazir, apalagi kalau bermain bersama teman-teman. Ada kalanya justru kita lebih sering dihadapkan dalam misi mengeroyok atau dikeroyok ketimbang mengarungi lokasi yang banjir Wanderers sendirian.
Sulap air sungaimu menjadi air steril![/caption]
Jelas, faktor utama yang dipamerkan Konami melalui gim ini masih ada lagi, yakni crafting. Kita bisa mendekorasi markas kita dengan pagar-pagar cantik untuk menghalangi para Wanderers yang hendak menumpang tidur. Kamu juga bisa menentukan Feng Shui markas kamu dengan merapikan posisi meja senjata, meja perkakas, dan api unggun dengan tampilan yang sangat intuitif.
Benar, selain nyawa, kamu juga harus berurusan dengan rasa lapar dan haus. Sungguh sebuah survival horror teladan yang memiliki penekanan kuat pada faktor Survival. Tapi di tengah pertempuran, sistem yang diciptakan Konami di sini baru terlihat kelemahannya.
Kita harus bolak-balik menyiapkan pagar dan barikade instan lainnya di markas, tapi ketika kehabisan kita tidak mampu menciptakan materinya langsung dari persediaan kita di tengah perjalanan. Hal tersebut membuat game ini terasa seperti Fortnite, tapi versi yang lebih merepotkan.
Satu lagi yang disayangkan adalah AI dari makhluk-mahluk tersebut. Seketika kita membangun pagar untuk menghadang para zom- Wanderers, jangan khawatir kalau ada celah barang sedikit saja! Intelegensia mengecewakan makhluk-makhluk ini lebih gemar memakan habis kawat pagar yang kita bangun dari hasil keringat farming daripada memanfaatkan celah tersebut seperti makhluk-makhluk mengerikan di Left 4 Dead.
Memang, baru-baru ini terdengar isu-isu tentang pesan subliminal yang terdapat dalam video pembuka Metal Gear Survive yang dikabarkan berasal dari salah satu staf. Tapi di sini kami hanya melampirkan gambar rumor tersebut yang bebas kamu simpulkan sesuka hati. Kami tidak bertanggung jawab bila ada pendapat-pendapat yang kontroversial akibat gambar di atas.[/caption]
Tetapi! Barangkali masalah utama di dalam game ini yang jauh lebih pantas dibahas muncul melalui keharusannya dalam menggunakan fitur online. Bahkan efek menonton momen-momen menegangkan dan sinematis di dalam permainan ini bisa lenyap dalam sekejap hanya karena pesan seperti ini muncul:
Akhir kata, Metal Gear Survive adalah permainan yang sangat seru kalau provider internet kamu mengizinkan. Kalau internet kamu bermasalah, pengalaman kamu bisa mendadak terganggu.
Skor: 6.5/10