Review: Little Witch Academia: Chamber of Time, Kisah Seru Pelengkap Anime!
Apakah kualitasnya juga sekeren anime Trigger?
Petualangan Kagari Atsuko yang super menggemaskan dan seru di dalam Little Witch Academia selalu dinantikan kelanjutannya, apalagi ketika ia diadaptasi ke dalam video game!
Little Witch Academia: Chamber of Time adalah adaptasi video game pertama dari saga penyihir bengal ini yang digarap oleh Bandai Namco. Dan seperti semangat anime-nya, adaptasi game yang satu ini pun berwujud sebuah Action RPG!
Terjemahan Inggris yang telah dinanti-nantikan semenjak bulan November 2017 ini bertempat di sehari sebelum liburan Akademi Sihir Luna Nova, liburan yang paling dinanti-nantikan ketiga penyihir cilik kita. Seperti biasa, akibat kecerobohan Akko mereka bertiga terpaksa mengulangi hari yang menyakitkan itu berkali-kali.
Dan gara-gara Akko juga, murid-murid hebat lainnya ikut terseret dalam kekacauan Luna Nova ini! Akibat sebuah jam antik yang rusak, Akko dan kawan-kawan menggali rahasia terdalam dunia sihir Little Witch Academia!
Bagaimanakah impresi akan petualangan Akko di ruang bawah tanah perpustakaan Luna Nova? Simak ulasannya di halaman sebelah!
Impresi pertama ketika memainkan game ini barangkali sudah jelas: REPETITIF.
Kesana kemari, kita hanya diajak sebatas mencari kunci ke area baru, lalu baku hantam magis di labirin bawah tanah! Lakukan ini berulang-ulang, dan mendingan kita main mobile game saja. Tapi apa yang membuat judul yang satu ini melampaui kelemahan terbesarnya?
Kustomisasi pemain dan grup yang bebas sebebas-bebasnya! Kamu tidak diwajibkan bermain sebagai Akko, dan langsung menggarap tim pribadi yang terdiri dari tokoh-tokoh utama Little Witch Academia favoritmu! Dengan komposisi pemimpin tim yang juga memiliki berbagai macam manfaat yang variatif, petualanganmu di labirin akan selalu menjadi seru setiap waktu!
Yang lebih memuaskan lagi, terutama bagi fans, adalah setiap karakternya yang sangat hidup untuk menambal kelemahan terbesar adaptasi video game ini! Kapan lagi adaptasi video game dari sebuah anime menjadi sebuah kanon yang pantas untuk melengkapi kisah akbar aslinya seperti karya studio Trigger ini?
Dari sisi beat-em-up, untungnya kita tidak harus dipaksa untuk bertahan dengan pemain-pemain AI, karena sudah selayaknya genre seperti ini dimainkan bersama dengan adanya fitur online multiplayer co-op! Dengan gimmick dungeon crawler, pergerakan geng penyihirmu pun tidak sebatas belok kiri dan kanan untuk mengumpulkan harta karun bawah tanah!
Tapi tunggu dulu! Kekerenan video game ini tidak berhenti sampai di situ saja! Kenapa? Temukan jawabannya di halaman terakhir!
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, faktor yang menjadikan Little Witch Academia sebuah judul anime yang sangat bagus ialah karakter-karakter yang yang hidup dan punya kepribadiannya sendiri yang sangat khas! Dan hal itu jelas ditemukan di dalam adaptasi game yang satu ini!Setiap tokoh tidak hanya muncul sebagai pelengkap dari petualangan Akko, melainkan menyimpan motivasi dan latar belakang kisahnya sendiri! Setiap bagian animasi secara eksklusif dikerjakan oleh Studio Trigger dan terlepas dari sedikit animasi tiga dimensi karakter yang canggung saat ingin mengadaptasi gaya anime tersebut, ia tetap memiliki ciri yang berkesan sangat Little Witch Academia sekali!
Lebih dari sekadar adaptasi semata, Little Witch Academia: Chamber of Time menawarkan kisah yang solid dan pengetahuan lebih dalam tentang Luna Nova dan kehidupan siswi-siswinya bahkan hanya dari menguping saja!
Dunia Luna Nova diciptakan sedetil mungkin dan meskipun linear, tetapi kaya akan konten! Sayangnya, gameplay yang tipikal sedikit mengganjal pengalaman kita untuk menikmati satu lagi petualangan Akko yang seru, lucu dan penuh rahasia!
Dengan pengalaman bermain yang tentunya tidak terlalu mengganggu para pemain baru maupun fans berat anime-nya, jelas rating 7.5/10 layak disandangkan bagi game ini!
Sudahkah kamu menonton Little Witch Academia hari ini? Apakah kamu setuju kalau Constanze adalah siswi terbaik? Bagikan pendapatmu melalui kolom komentar!
Diedit oleh Fachrul Razi