Review Demo PES 2019 - Meski Minim Lisensi, PES 2019 Layak Dinikmati
Kesan pertamanya adalah game ini betul-betul next level!
Mendengar nama Pro Evolution Soccer (nanti bakal disebut PES) pasti kalian sudah tidak bakal asing lagi. Ada banyak kata-kata yang bisa dilontakan ketika kita menyebut game yang satu itu. Di tahun 2018 ini kita bakal kedatangan seri terbaru dari Pro Evolution Soccer. Betul, Konami bakal merilis game PES 2019 ke pasaran pada 28 Agustus 2018 dan sedangkan untuk PC bisa kalian nikmati pada 31 Agustus 2018.
Kalian pasti bingung, apakah game ini layak mendapatkan uang kalian? Mengingat PES 2018 merupakan game yang bagus tapi masih tak bisa terhindarkan dari kritik, salah satunya adalah pergerakkan pemain yang masih kurang luwes dan juga grafisnya yang tak menunjukkan next level sama sekali. Tapi itu bukan kata saya lho, melainkan kata orang-orang di berbagai forum internet.
Lantas bagaimana dengan PES 2019? Konami secara mengejutkan memang merilis demo untuk game yang satu ini disemua platform, salah satunya adalah PC dari platform Steam. Penasaran dengan apa yang mereka tawarkan, saya langsung bergegas untuk menjajalnya. Kira-kira bagaimana impresi awal ketika menjajal game yang satu ini? Yuk kita simak satu per satu.
Source: Duniaku.net[/caption]
Seri terbaru PES ini masih seperti PES yang kita kenal. Secara interface, tak ada perubahan siginifikan yang ditawarkan oleh Konami. Menunya juga masih sama seperti PES 2018 yang cukup simpel dan mudah dimengerti.
Berangkat ke pemilihan tim, PES terbaru ini juga masih sama menampilkan pemilihan tim seperti dulu-dulu. Bagi para penggemar PES, interface pemilihan tim pasti langsung mudah kalian mengerti dan bagi para gamer yang baru memainkan game ini tak usah khawatir, kalian tidak akan pusing kok karena memang sangat mudah.
Berangkat ke formasi, semuanya masih sama. Di situ kalian bisa mengatur strategi menyerang, bertahan, atau mengatur gaya bermain yang kalian inginkan. Ketika bertanding pun interface masih sama seperti PES yang kita kenal. Sejauh ini satu-satunya fitur yang baru adalah pergantian pemain tidak perlu ke menu formasi dulu.
Source: Duniaku.net[/caption]
Ketika bola sedang out atau sedang ada pelanggaran, kalian tinggal pencet select atau start (tergantung settingan) dan setelah itu bakal muncul pilihan pemain yang ingin kalian ganti. Bila sudah, pemain bakal langsung terganti lho.
Meskipun minim, harus diakui fitur ini membuat permainan semakin simpel dan tidak memakan banyak waktu karena kita tak perlu ke menu formasi. Menu pergantian pemain ini melengkapi menu pergantian pelempar ketika out dan juga menu penendang ketika free kick. Di luar fitur terbaru ini, PES masih sama seperti yang kita kenal, simple.
Source: Duniaku.net[/caption]
Apa yang paling dijanjikan oleh Konami untuk game terbaru mereka ini? Salah satunya adalah mereka menjanjikan gameplay yang lebih halus dan realistis. Saya pribadi setelah mencoba beberapa pertandingan mengaku puas dengan apa yang mereka tawarkan. Ya, Konami tidak membual dan mereka serius mengatakan bahwa game yang satu ini sangat realistis.
Bermain di lapangan yang kering dan basah bakal menyebabkan perbedaan, terutama dari putaran bola dan juga pergerakkan pemain. Bermain dalam kondisi hujan bakal membuat pemain gampang slip karena lapangan menjadi licin. Putaran bola juga berbeda di mana ketika kalian melakukan umpan jauh, kecepatan bola bakal sedikit lebih lambat.
Pergerakkan bola juga lebih keren di seri terbaru ini. Ya, bola tak selalu berputar ketika kalian melakukan Passing. Ada kalanya bola bakal seperti berhenti berputar seperti sungguhan. Pergerakkan dan positioning pemain juga lebih mantap menurut saya. Menggerakkan Lionel Messi bakal memiliki sensasi berbeda dengan menggerakkan Kylian Mbappe.
Bila kalian ragu dengan gameplay yang ditawarkan PES, jangan khawatir, mereka melakukan kerja dan improvisasi yang bagus. Oiya, AI-nya juga lebih cerdas dalam mencari pergerakkan.
Di halaman selanjutnya kita bakal berbicara soal grafis, salah satu hal yang sering menjadi olok-olok!
Source: Duniaku.net[/caption]
Apa yang mendorong saya untuk menulis demo review ini? Hal yang utama karena penasaran dengan tingkat grafis yang ditawarkan oleh PES 2019. Ketika sebelum dirilis, Konami memang menjanjikan bakal melakukan sedikit improvisasi dengan grafis, salah satunya adalah settingan HDR untuk mendukung grafis yang lebih realistis di resolusi 4K.
Tingkat yang satu itu memang hanya bisa dicapai oleh spek PC sultan, bagi saya pribadi yang cuman pakai spek ecek-ecek, bermain di resolusi 1080p dengan settingan high sudah cukup membuat eyegasm, serius! Di sini tak adalagi yang namanya lapangan karpet. Kalian bakal melihat rumput lapangan yang benar-benar keren dan berbeda di sini, persis seperti lapangan sungguhan.
Efek-efek yang dihasilkan juga tak hanya terlihat di replay saja karena kalian bakal melihat efek copotan rumput, becekan air, dan sebagainya ketika sedang bermain. Bahkan bila kalian iseng melakukan replay, kalian bakal terkejut karena efek yang bisa dilihat semakin mendetail.
Source: Duniaku.net[/caption]
Di gambar di atas kalian bisa melihat bagaimana sepatu dari dua pesepak bola ini kotor bukan? Inilah detail yang sangat menakjubkan yang bisa kalian lihat. Untuk urusan grafis, polesan Konami untuk masalah rumput memang membuat PES 2019 semakin luar biasa. Oiya, ekspresi pemain juga sudah agak terlihat lebih natural di sini, setidaknya tidak ada tatapan kosong lagi.
Source: Duniaku.net[/caption]
Harus sangat diakui, lisensi merupakan salah satu lubang yang paling menganga dari PES 2019 ini. Meskipun mereka merekrut lisensi liga-liga kecil untuk melengkapi lisensi klub, tapi hilangnya lisensi Liga Champions membuat game ini pastinya bakal terasa hambar.
Masalah ini diperbesar dengan fitur gameplay yang itu-itu saja. Bila FIFA menambahkan fitur The Journey, PES 2019 masih itu-itu saja yaitu Co-op, Master League, Become the Legend, dan fitur-fitur lawasnya yang lain. Tidak ada penambahan fitur untuk menambal hilangnya Liga Champions dan ini merupakan salah satu faktor yang sangat disayangkan. Padahal bila ada fitur baru yang adiktif, mungkin ini bakal menjadi nilai lebih.
Selain dua di atas, masalah lainnya adalah matchmaking online yang masih lama. Beberapa keluhan rekan saya di PES terdahulu adalah masih lamanya untuk melakukan matchmaking dan masalah itu sepertinya masih ada di PES 2019. Saya pribadi berharap lamantya matchmaking ini dikarenakan PES 2019 masih dalam tahap demo dan ketika sudah rilis versi fullnya bakalan mudah untuk mencari lawan ketika bermain online.
Sepertinya itulah beberapa hal yang bisa kita bahas dari PES 2019. Sejauh ini ada sedikit improvisasi signifikan yang telah dilakukan Konami untuk game kesayangan mereka, terutama dari segi gameplay. Bisa jadi, apa yang mereka lakukan bakal membuat gamer semakin yakin bahwa PES 2019 memiliki gameplay terbaik. Tapi game ini juga masih memiliki beberapa kekurangan yang nyata, seperti lisensi dan matchmaking online misalnya.
Review yang lebih mendalam bakal saya lakukan bila game ini sudah rilis versi fullnya. Sejauh ini PES 2019 layak mendapatkan uang kalian sobat! Untuk mencoba demonya bisa datang ke laman ini.