Ini Dia 5 Game Fighting Terbaik di PlayStation yang Bisa Kamu Mainkan!
Mana yang jadi favorit kamu waktu dulu hingga sekarang?
Sejatinya game fighting bukanlah game yang digemari oleh semua gamer. Rata-rata para gamer lebih menyukai permainan action atau RPG. Tapi bagi yang menyukai tantangan, seorang gamer pasti akan memilih game fighting sebagai genre kesukaannya.
Saya sendiri sih jujur saja tidak begitu tertarik dengan game fighting, bahkan untuk membeli Mortal Kombat X di Steam dengan harga Rp130 ribuan rupiah pun saya masih berpikir dua kali.
[duniaku_baca_juga]
Game fighting memang memiliki pola gameplay yang itu-itu saja, kalian hanya bermain arcade kemudian bertempur dan mengulanginya sampai bosan. Tapi ternyata, ada beberapa game fighting yang dianggap terbaik meskipun memiliki permainan yang sama!
Dikatakan terbaik karena mungkin saja sang developer menyuntikkan berbagai macam aksi menarik, atau juga karena grafisnya yang mumpuni.
Langsung saja nih, ini dia lima game fighting terbaik versi Duniaku.net!
[page_break no="5" title="Street Fighter"]
Akuma, Ryu, Ken, Sagat, dan Dhalsim. Mungkin itulah jawara-jawara yang ada di game ini. Street Fighter adalah game ikonik yang tidak mungkin dilewatkan begitu saja!
Saat zaman PS1, saya benar-benar menghabiskan waktu bermain Street Fighter hanya untuk mendapatkan unlockable karakter yang ada.
Meski saat ini sudah tak lagi seterkenal dulu karena semakin banyak pesaing, Street Fighter cukup layak jadi game fighting terbaik yang pernah ada!
[page_break no="4" title="Dragon Ball"]
Ini dia! Dragon Ball memang layak disebut sebagai game adaptasi anime terbaik yang pernah ada. Dari waktu ke waktu, Dragon Ball seakan mengalami peningkatan di setiap game-nya.
Saya menjadi penggemar game ini sejak Dragon Ball GT Final Bout di PS1. Melihat grafisnya yang aduhai, saya pun kecanduan dan mengikuti game ini hingga seri terakhir yaitu Dragon Ball Xenoverse 2!
Memainkan game ini sama seperti melihat filmya. Kalian diperbolehkan teleportasi dengan cepat dan memukul lawan dengan combo-combo yang sangat sadis!
[page_break no="3" title="Tekken"]
Berbicara soal game fighting, kita akan berdosa apabila melewatkan Tekken. Sebagai seorang gamer, saya juga pernah merasakan waktu saya terbuang habis karena bermain game yang satu ini.
Tekken memang dianggap layak menjadi yang terbaik karena jalinan cerita yang disuguhkan dari masa ke masa sangat keren! Bahkan di Tekken 7, elemen itu semakin disempurnakan dengan grafis yang semakin mantap.
Selain itu Tekken juga masih mempertahankan ciri khasnya. Sehingga ingin main Tekken berapapun, kita akan merasakan pengalaman yang serupa.
[page_break no="2" title="Mortal Kombat"]
Berada di posisi kedua ada seri Mortal Kombat. Sepertinya game sadis yang satu ini memang layak masuk ke dalam salah satu game fighting terbaik yang ada di PlayStation!
Saya mengakui bahwa saya bukanlah penggemar fanatik game ini tapi yang membuat saya mengganjar Mortal Kombat X adalah game ini sukses menyuguhkan sesuatu yang berbeda di awal perilisannya.
Bila game lain tampak standar-standar saja, justru Mortal Kombat menyuguhkan pertarungan hingga tubuh karakternya terpotong-potong! Bahkan game ini juga mengubah cara industri game bekerja.
Inovasi langka inilah yang pada akhirnya membuat Mortal Kombat jadi yang terbaik meski belakangan ini kalah tenar dibandingkan dengan Tekken.
[page_break no="1" title="Bloody Roar"]
Mungkin gaungnya sudah tak seperti dulu atau bahkan sudah tak terdengar. Meski begitu, Bloody Roar layak jadi yang teratas di list game fighting terbaik yang ada di PlayStation!
Pola permainannya masih seperti game fighting pada umumnya, tapi inovasi yang ditawarkan Bloody Roar jauh di luar pemikiran orang biasa pada saat itu! Game ikonik nan legendaris ini memungkinkan karakternya untuk berubah menjadi hewan.
Pikirkan saja bagaimana gilanya melakukan combo dengan wujud manusia tapi diakhiri dengan wujud hewan! Game ini juga memiliki combo yang mudah dikuasai oleh pemain awam sekalipun.
Saya sih berharap Bloody Roar hadir kembali di versi next gen ya!
[read_more id="328788"]
Diedit oleh Audi E. Prasetyo