Operation Flashpoint Red River Review: Cry Me a (Red) River

Seri ketiga dari Operation Flashpoint telah mendarat dan apakah game ini mampu menebus segala kesalahan Dragon Rising? Jawabannya bisa dilihat dengan mengklik continue reading

Operation Flashpoint Red River Review: Cry Me a (Red) River

Operation Flashpoint Red River Review: Cry Me a (Red) River

Judul: Operation Flashpoint: Red River

Dev / Pub: Codemasters action studio/Codemasters

Platform: Xbox 360, Playstation 3, PC

Genre: Tactical Simulation FPS

Release date: 24 April 2011

Score: 8/10

Seri Operation Flashpoint (OP) sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001 langsung mendapat respon positif akibat realisme yang jauh melebihi game sejenis pada waktu itu, 8 tahun kemudian developer pun berganti dari Bohemia interactive ke Codemasters in house dan meluncurkan OP: Dragon Rising, sayangnya akibat difficulty level yang dirasa terlalu tinggi,kurangnya polish,misi yang monoton dan banyaknya bug membuat Dragon Rising begitu cepat dilupakan namun sepuluh tahun sejak game pertamanya rilis,kini sekuel keduanya pun hadir dengan title Red River dan membawa segala improvisasi baru sehingga apabila ada seseorang bertanya apakah game ini lebih baik dari predesornya maka jawabannya adalah one big YES..in a big way

Bersetting di Tajikistan, negara yang berada ditengah-tengah Afghanistan dan China pada tahun 2013 dimana telah terjadi perang sipil dan pada saat pihak USMC berusaha menenangkan situasi, China pun tak tinggal diam sehingga Operation Flashpoint berikutnya pun terjadi

Player berperan sebagai salah satu anggota Bravo team yang dapat dipilih kelasnya yang terdiri dari Scout, Grenadier, Rifleman, atau Auto Rifleman sesuka hati. Patut diingat bahwa jika kalian membandingkan seri OP dengan shooter yang lebih straightforward dan "ga pake mikir" seperti Call of Duty maka seperti halnya kalian membandingkan film dokumentasi US Army dengan film besutan Michael Bay..

Operation Flashpoint Red River Review: Cry Me a (Red) River

Gameplay sendiri berupa tactical squad based shooter dimana terdapat menu radial untuk memilih perintah ke team mate kita seperti supress, flank, defend kepada team kita secara keseluruhan maupun ke salah satu teammate dengan command yang spesifik.

Elemen shooter pun telah dimodifikasi sehingga lebih accessible dan terfokus seperti kini pada saat kita terluka tidak langsung mati namun dapat menggunakan field dressing untuk memulihkan nyawa begitu pula apabila teammate kita terluka maka kita pun dapat menyembuhkannya akan tetapi jika kita telat untuk menolong teman kita maka ia pun akan mati dan baru revive pada saat checkpoint berikutnya sehingga player tetap membutuhkan konsentrasi dalam setiap pertarungan.

Dengan title tactical shooter dengan realisme yang tinggi maka jangan harap player akan menemukan musik sepanjang pertarungan dan ucapkan halo ke ketegangan tinggi seperti pada saat pertama kali melawan PLA dimana mereka menggunakan mortar, helicopter, APC, pasukan dengan jumlah yang sangat tak bisa dihitung jari sementara kita beserta team yang diperintah untuk retreat ke markas hanya bermodal rifle dan RPG maupun pada saat misi di malam hari dalam kondisi absolute darkness dan hanya bermodal rifle dan night vision google sementara helikopter dan spec ops PLA terus membombardir kita akan terasa seperti menonton film horror seperti scream atau nightmare on elm street..

Operation Flashpoint Red River Review: Cry Me a (Red) River

Disertakannya Hardcore mode yang benar benar hardcore sebab menghilangkan HUD,waypoint,kompas,Checkpoint sehingga apabila gamer mati ditengah permainan maka harus mengulang secara keseluruhan maupun harus mendengarkan baik-baik darimana posisi musuh dan objective selanjutnya tentunya semua ini menghasilkan pengalaman menegangkan yang unmatched dibanding shooter lain.

Untuk melengkapi elemen taktik, pihak codemaster pun menyediakan modifikasi senjata yang cukup kompleks sesuai kelas yang player pilih bahkan rifleman pun dapat melengkapi senjatanya dengan grenade launcher dan tak ketinggalan juga elemen RPG lite seperti menaikkan durasi sprint,tactical awareness,kecepatan menggunakan field dressing dan lain sebagainya tentu akan menambah keseruan dan lengkapnya red river ini

Untuk sektor audio visual,kini terdapat cutscene briefing yang cukup keren sebelum misi dan Red River menggunakan engine EGO 2.0 serupa pada Dirt 3 sehingga terdapat draw distance yang mantap,efek ledakan yang sangat realistis,perhitungan fisika akan jatuhnya peluru pada jarak tertentu,asap yang ditimbulkan begitu real,lighting menawan dan efek one shot one kill apabila kita melakukan headshot namun sayangnya semua itu dinodai oleh loading time yang lama,adanya beberapa glitch,lingkungan yang cukup monoton,adanya pop up maupun pada saat menyuruh teammate regroup, menyembuhkan luka dan membetulkan humvee rusak tak terdapat animasi padahal Far Cry 2 dan Rainbow Six Vegas telah menyertakannya..

Audio pun dengan lebih dari 400GB data rekaman suara senjata dan suasana peperangan yang authentic tentunya semakin membawa player serasa terjun langsung ke Tajikistan, begitu pun dengan voice acting american yang sangat berasa menjiwai sekalipun codemaster adalah developer Inggris disertai musik roll serta joke lucu yang dilakukan oleh staff Sergeant Knox beserta teammate kita pun juga mampu memberi angin segar setelah otak kita diperas sepanjang battle.

Akhir kata,dapat dikatakan Red River jauh lebih fun, accessible, polished dan mantap dibandingkan predesornya akibat banyaknya improvisasi, modifikasi senjata, adanya cutscene sehingga menambah nilai narasi dan tak membuat kesasar,battle terutama long range yang sangat menyenangkan dan lain sebagainya. Oke, sebagian orang yang mungkin kesulitan dalam memainkan game ini akan mengatakan jelek namun apabila anda merasa seorang gamer hardcore dan butuh tantangan baru disertai narasi oke dan gameplay mantap, look no other

Operation Flashpoint Red River Review: Cry Me a (Red) River

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU