Max Payne 3 Review: Max Boiled
Setelah 8 tahun,kini seri ketiga Max Payne telah hadir ditengah kita.. Penasaran bagaimana tur Max Payne di Sao Paulo ini? Baca selengkapnya disini!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Judul: Max Payne 3
Dev/Publisher: Rockstar Vancouver/Rockstar Games
Genre: Third person shooter
Release Date: 15 mei 2012
Platform: PS3,Xbox 360,PC
Seri Max Payne yang didevelop oleh Remedy Entertainment ini sejak pertama dikenalkan pada tahun 2002 lalu telah mendobrak dunia gaming dengan sistem bullet time, story gritty noire dengan banyak referensi norse yang baik, grafis yang bisa dibilang sangat bagus untuk jamannya ditambah dengan cutscene comical yang nggak biasa. Berkat itu, Max Payne dan sekuelnya yaitu Max Payne 2: Fall of Max Payne mendapatkan banyak kritik positif dari situs game internasional meskipun sayangnya dari segi penjualan kurang laku.
Kini pihak publisher yaitu Rockstar Games memindahkan peran developer dari Remedy ke Rockstar Vancouver dan mendeploy engine RAGE mereka yang sukses menjadikan GTA IV dan Red Dead Redemption sandbox terbaik dan ter-realistis untuk saat ini kedalam kap mesin Max Payne 3.
Kini, setelah mengalami multiple delay sejak tahun 2009 akhirnya saya pun dapat memainkan Max Payne 3 (MP3).. Setelah memainkannya, Saya sangat yakin jika pembaca terutama fans shooter akan sangat menyukai semua yang kalian temukan disini.
Story MP3 ini berkisah 8 taun setelah Max Payne 2 berakhir,dimana Max berpindah kampung halaman dari dinginnya New York menuju Panasnya Sao Paulo,Brazil. Ia pun juga beralih profesi dari detektif NYPD menjadi bodyguard seorang pengusaha kaya bernama Rodrigo Branco dan juga istrinya yaitu Fabiana. Selama game ini berlangsung, terdapat sekali flashback tentang mengapa Max bisa berakhir di Sao Paulo dan juga regresi mental dan fisik Max. Sayangnya, elemen mitologi norse dan juga supernatural dihapuskan dan diganti dengan tema politik, gang war, narkoba, trafficking dan tentunya betrayal.
Kota Sao Paulo sendiri digambarkan dengan sangat otentik, mulai dari penthouse, nightclub termewah, sungai hingga kotornya favela dapat membuat kalian berdecak kagum saat melihatnya bahkan saya sendiri pun dalam setengah detik bisa merasakan bagaimana jijik hidup di favela.
Gameplay sendiri cukup straightforward dan standar hampir seluruh TPS post Gears of War dimana kalian mampu untuk cover, blindfire dan memiliki perspektif over the shoulder. Namun,2 hal yang telah menjadi trademark seri Max Payne dari hari pertama yaitu Bullet Time dan Shootdodge.
Bullet time yang terinspirasi dari film John Woo maupun The Matrix ini memungkinkan kalian untuk melambatkan waktu dan membunuh musuh yang ada selama gauge anda belum terkuras habis dan shootdodge, seperti telah dijelaskan namanya tak lain dan tak bukan adalah bullet time saat anda melakukan dive/lompatan ke arah yang kalian inginkan dan kerennya lagi, setelah itu kalian berada di posisi prone, lebih kerennya lagi kalian mampu berputar 360 derajat sambil menembaki musuh yang mendatangi kalian, hal inilah yang menurut saya sangat inovatif dan mampu membedakan MP3 dari pesaingnya namun berbeda dengan prekuelnya jika anda melakukan shootdodge ke suatu objek maka kalian akan melakukan sliding sambil menembak, kini dengan implementasi Physic Euphoria jika kalian shootdodge kearah suatu objek maka seringkali kalian malah terpental dan stun sehingga memberi kesempatan mereka untuk menembaki kalian jadi berpikir sebelum shootdodge sangatlah dianjurkan.
AI sendiri bisa dibilang cukup pintar dan bertindak sangat realistis mengikuti keadaan misalnya seperti jika kalian terjatuh maka mereka langsung akan mengerubungi dan menembaki kalian, untungnya untuk menghadapi AI yang cukup susah ini juga disediakan fitur last man standing seperti halnya second wind Borderlands dimana jika kalian kehabisan darah namun masih memiliki persediaan painkiller maka kalian akan masuk ke bullet time dan jika kalian tepat waktu menghabisi musuh yang membunuh anda maka kalian langsung bangkit lagi.
Untuk pertama kalinya di serial Max Payne, kini juga terdapat multiplayer yang berfokus pada gang dan yang membuat lebih menarik adalah nantinya kalian mampu mengimpor gang anda kedalam multiplayer GTA V dan mode multiplayer yang tersedia adalah Payne killer, Gang Wars, Survivor, Grab, Last Man dan Takedown.
Untuk grafis, dengan engine RAGE dan juga Physic Euphoria MP3 tampil hampir sempurna bahkan saya bilang inilah TPS paling realistis untuk saat ini. Mulai dari animasi pergerakan yang sangatlah realistis, setiap musuh terakhir yang kalian bunuh akan ditampilkan lewat killcam yang cukup gory, efek cuaca mulai dari salju di New Jersey, hujan hingga cerahnya matahari misi panoramik diatap yang sangat memanjakan mata dan juga setpiece yang sepertinya diambil langsung dari textbook Uncharted 2 dan saya sangat yakin jika anda melihat event tersebut maka kalian tak akan berkedip sedetik pun (hint: setpiece tersebut melibatkan api,sangat banyak api).
James Mccaffrey selaku pengisi suara prekuelnya pun kembali menjadi pengisi suara Max Payne dan juga kini ia pun berperan sebagai aktor motion capturenya, selain itu voice acting lainnya serta musiknya sangat berperan sehingga MP3 terasa sangat autentik mulai dari dude bro, 80% dialog menggunakan bahasa portugis, background musik yang terasa realistis hingga soundtrack dari HEALTH saya rasa cukup memuaskan telinga sepanjang bermain.
Sayangnya, MP3 masih memiliki kekurangan yaitu detail tekstur dan lighting yang mesti bertekuk lutut ke Gears 3 maupun Resident Evil 5,campaign yang mampu saya tamatkan dalam 7 jam di difficulty hard, cerita yang predictable, framerate yang sering sekali drop dalam kondisi ramai dan juga terkadang berasa claustrophobic. Namun tentunya hal itu tidak menghalangi MP3 untuk mendapatkan 9/10 dalam review ini dan juga sangat saya rekomendasikan bagi pembaca yang merupakan fans Shooter maupun fanatik game Rockstar atau kalian yang mencari wild ride selama 7-10 jam dilayar tv anda..MP3 mampu memuaskannya.