Gears of War 3 Review: Epic to THE END

An epic ending from Epic games’s most epic trilogy that includes epic campaign, epic multiplayer and also come with epic console bundle ALL reviewed here..penasaran? Let’s jump in!!

Gears of War 3 Review: Epic to THE END

Gears of War 3 Review: Epic to THE END

Judul: Gears of War 3

Developer/Publisher: Epic Games/Microsoft Studio

Rilis: 20-9-2011

Genre: Third Person Shooter

Score: 10/10

Serial Gears of War merupakan suatu fenomena tersendiri dalam dunia gaming, sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2006 lalu di Xbox 360, oke saya akui perspektif over the shoulder memang pertama kali diperkenalkan oleh Resident Evil 4 (bahkan banyak sekali elemen RE4 yang terlihat sangat jelas di Gears of War pertama seperti senjata Chainsaw,Berserker,Corpser dan juga atmosfir yang cukup suram) namun Gears of War lah yang mempopulerkannya sehingga menjadi standar baru dalam game Third person shooter ditambah lagi engan story epic, debut Unreal Engine 3 yang pada waktu itu merupakan engine terbaik hingga menjadi engine sejuta umat pada hari ini, multiplayer yang benar benar mengesankan maupun genre “Bro-op” yang juga menjadi super populer di game konsol generasi 7 dan oleh karena itu tak mengherankan jika Gears of War ditiru oleh “jutaan” game lainnya seperti Quantum Theory, Army of Two, Vanquish, Resident Evil 5, Mass Effect dan masih banyak lagi dan juga Gears 1 mendapat critical acclaim dari hampir seluruh gamer dan situs game sebagai salah satu franchise terbaik sepanjang masa ditambah lagi (menurut saya) Gears of War lah yang membuat pergeseran dunia game barat kembali dipuncak dan membuat industri game jepang terlihat disoriented dengan banyaknya carbon copy Gears of War made in japan.

Serasa belum puas dengan seri pertamanya, Clifford Bleszinki beserta timnya pun did it again pada 2008 dengan munculnya Gears of War 2. Berslogan “Bigger, Badder and more Badass” Gears of War 2 pun memenuhi sloganya tersebut dengan banyaknya improvisasi mulai dari gameplay yang meskipun sekilas terlihat serupa namun kini terasa lebih menantang, boss battle raksasa, cerita yang lebih dalam (hingga saat ini belum ada satupun momen dari game Third person shooter lain yang mampu mengalahkan momen Dom bertemu Maria), Horde Mode yang seru hingga grafis Unreal 3.5 yang menghilangkan sebagian besar problem dari game pertamanya dan oleh karena itu,sekali lagi dunia jurnalis game memberikan critical acclaim kepada Gears of War 2 dan hingga saat ini pun masih banyak player di seluruh dunia yang masih memainkannya.

Gears of War 3 Review: Epic to THE END

3 taun kemudian, tepatnya pada 20 September 11..here we come,akhirnya Gears of War 3 pun hadir di tengah tengah kita dengan (sekali lagi) megaton of improvements yang membuatnya menjadi Gears of War terbaik dalam serinya dan menjadi flagship title dari genre Third person shooter.

 Story Gears of War 3 yang ditulis oleh author sci-fi populer yaitu Karen Traviss ini masih bercerita tentang Marcus Fenix and co 2 tahun setelah tenggelamnya jacinto dan kini ia pun menghadapi ancaman baru dari Lambent yang merupakan Locust yang terekspos radiasi imulsion serta mampu bermutasi menjadi musuh yang sangat sangat menyebalkan dan Locust pun kini kembali with a bigger BANG! dengan senjata baru ditambah AI yang jauh lebih pintar dari prekuelnya selain itu Marcus pun harus membongkar konspirasi bahwa ayahnya yang diduga tewas 16 tahun sebelumnya ternyata masih hidup dan diculik oleh pihak yang sebenarnya ia kenal. Selain marcus,karakter sekunder seperti Dom, Baird dan Cole kini pun mendapat peran yang lebih besar dari sebelumnya contohnya pada saat Cole berada di hometown-nya yaitu Hanover dimana ia merupakan bekas pemain trashball kebanggaan Hanover dan ia pun mengalami flashback bermain trashball hanya saja kini ia harus melewati segerombolan lambent dan melakukan touchdown ke Lambent stalk, oleh sebab itu cerita Gears 3 pun dapat dibilang mampu melepaskan diri dari stereotype TPS selalu bercerita berat ditambah lagi hadirnya karakter baru seperti Anya, Jace dan Sam makin menambah bumbu dalam story Gears 3 sehingga dapat dibilang inilah story terbaik dalam trilogy Gears (atau bahkan terbaik diantara seluruh story game TPS lainnya) sekalipun tidak memiliki momen super emosional seperti di seri keduanya.

Gameplay sendiri mengalami cukup banyak improvisasi mulai dari variasi musuh yang semakin banyak dan brutal seperti banyaknya variasi Lambent mulai dari grunt yang dapat bermutasi menjadi naga dan menyemburkan api, Gunker yaitu Lambent besar yang mampu melemparkan bom api dan juga memanjangkan tangannya yang mampu membuat player dying dalam sekali serang dan juga berserker yang terekspos imulsion kini pun semakin tangguh untuk dihadapi tak ketinggalan juga Locust yang semakin brutal dengan senjata yang lebih berbahaya maupun boss paling umum dari seri sebelumnya yaitu Corpser dan Brumak pun kembali dan jauh lebih memberikan tantangan dari seri sebelumnya.

Gears of War 3 Review: Epic to THE END

Pacing Gears 3 sendiri pun dapat dikatakan sangat perfect dan unmatched,sepanjang campaign saya tak pernah kekurangan apalagi kehilangan momen adrenaline raiser. Oke,mungkin sebagian dari kalian menganggap Gears of War 3 hanyalah berisi pergi ke poin tertentu, hajar musuh dengan brutal, defend position, rinse and repeat tapi dalam kenyataan Gears 3 mampu melakukannya dengan sangat epic sehingga adrenalin player pun selalu dalam posisi full throttle dari awal hingga akhir permainan.

Arsenal senjata yang badass di seri sebelumnya kini pun menjadi semakin badass lagi dengan hadirnya Retro lancer yang merupakan Lancer generasi lama dengan bayonet sebagai pengganti chainsaw yang memiliki power lebih dari varian modernnya namun dibayar dengan handling yang lebih berat, Digger yaitu RPG yang mampu menembus tanah, Oneshot yaitu sniper yang sesuai namanya mampu membunuh musuh sebesar reaver hanya dengan sekali tembak saja dan juga Sawn off Shotgun yaitu shotgun yang extremely powerful di jarak dekat namun memiliki reload time yang sangat lama.

 Beralih ke Multiplayer, Gears 3 memiliki SANGAT BANYAK mode multiplayer dan co-op sehingga jangan heran apabila dalam 2/3 tahun lagi masih banyak gamer yang memainkannya. Dimulai dari Campaign yang dapat dimainkan 2 player split screen jika anda offliner dan 4 player jika anda merupakan onliner,asiknya lagi kalian pun dapat beradu poin dalam arcade mode ini sehingga dapat diibaratkan sambil menyelam minum air,sambil menikmati story rasa kompetitif untuk mendapat poin terbanyak pun dapat diraih.

Selanjutnya terdapat Horde Mode 2.0 yang merupakan evolusi dari Horde Mode yang pertama kali diperkenalkan di Gears 2, kini player tak hanya berdiam di satu tempat namun player diwajibkan untuk berpikir strategis dan membangun fortifikasi dan markas tak ketinggalan pula player harus memilih senjata yang tepat sebab musuh muncul dari segala arah dan bertambah kuat seiring bertambahnya wave, situasi ini ini diperparah oleh adanya boss battle setiap 10 wave.

Gears of War 3 Review: Epic to THE END

Sementara itu Beast mode merupakan vice versa dari Horde dimana kalian diwajibkan untuk memilih Locust dan membunuh para manusia dalam waktu 1 menit,sayangnya dalam mode ini menurut saya difficulty level yang disediakan terlalu mudah apalagi jika wave sudah mencapai wave terakhir dan kalian dapat memilih berserker dan dapat menghabisi lawan secepat mungkin tanpa damage dan kesulitan berarti.

Tak ketinggalan pula mode capture the flag dan deathmatch pun masih disediakan sehingga replay value yag dimiliki Gears of War 3 pun semakin setinggi langit ditambah lagi banyaknya skin character,weapon,title dan achievement yang dapat diraih tentunya semakin menambah lengkap poin perfect yang dimiliki Gears of War 3.

 Segi Visual pun juga mengalami peningkatan besar dan semuanya dapat diraih oleh engine yang sama seperti Gears pertama dan berjalan di hardware 2005, selamat tinggal palet coklat monoton, lag pada saat streaming tekstur, jaggies dan say hello to efek God ray yang mengagumkan, palet yang jauh lebih berwarna, FXAA, Setpiece yang kalian player terpaku pada saat melihatnya, detail dan lighting yang jauh lebih baik dari hampir seluruh game Unreal 3 lainnya ditambah lagi performa solid 30fps dan 3D mode yang melengkapinya begitu pun dengan audio yang kini semakin berasa Boom Boom Boom ditambah lagi suara Ice T, Claudia black dan Joe dimaggio yang mampu membuat kalian serasa menonton movie Hollywood berbudget mahal.

Saya pun berkesempatan untuk mendapat XBOX 360 Gears 3 Edition,dengan warna merah menyala, logo infected omen berwarna hitam dan balutan chrome di sisinya tentunya akan menimbulkan kesan elegan dan juga energetik dan seksi pada saat bersamaan,namun yang lebih impresif adalah dengan konsol, 2 controller bertema Gears of War, 1 game Gears 3 dengan bonus skin Adam Fenix serta Infected omen weapon, 1 headset standar ditambah harddisk 320GB tentunya membuat konsol bundle Gears 3 ini lebih worthed dari harga aslinya yaitu 400US$, tentunya jika kalian belum memiliki XBox atau fanatik Gears of War tentu saja paket ini merupakan definitive version yang sangat sayang dilewatkan.

Gears of War 3 Review: Epic to THE END

Akhir kata, dengan Campaign epic, multiplayer epic, grafis epic, story epic dan bundle console epic tentunya Gears of War 3 dapat memuaskan banyak player baik offliner apalagi onliner tentunya akan mengalami overdosis testosteron bahkan untuk gamer yang sama sekali belum mencicipi Gears of War series Gears of War 3 tetaplah highly reccomended. Gears of War 3 boleh saja tidak mendapatkan gelar Game of The Year 2011 tapi untuk gelar best third person OF ALL TIME rasanya Gears of War 3 telah meraihnya..in the most epic way.

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU