Penilaian Film Thunderbolts*: Grup Terapi yang Seru Tapi Mudah Ditebak

- Adegan aksi seru dan minim CGI, mengingatkan pada film Captain America: The Winter Soldier.
- Komedinya sesuai dengan cerita dan karakter, memperkuat kedekatan antar karakter.
- Interaksi grup "Terapi Kelompok" yang unik dan menyenangkan, meskipun konflik ceritanya mudah ditebak.
GENRE: Superhero
ACTORS: Florence Pugh, Sebastian Stan, Wyatt Russell
DIRECTOR: Jake Schreier
RELEASE DATE: 30 April 2025
RATING: 4/5
Thunderbolts* jadi film terbaru dari Marvel Cinematic Universe belakangan ini yang mungkin bisa saya bilang, sangat seru untuk ditonton dibanding beberapa film MCU lain belakangan.
Seru untuk ditonton dengan konflik yang oke, bukan berarti tanpa kekurangan. Duniaku.com sudah menonton Thunderbolts* di Gala Premierenya di Indonesia dan juga di screening terbatas untuk 100 orang pertama, seperti apa tanggapan kami?
Yuk simak penilaian film Thunderbolts* berikut ini!
1. Adegan aksi yang seru dan penuh adu jotos menarik

Saya adalah penggemar film Captain America: The Winter Soldier yang penuh dengan adegan aksi adu jotos dengan minim CGI.
Menariknya, film Thunderbolts* menghadirkan hal serupa, aksi dan pertarungannya menarik bagi penggemar adu jotos, wajar saja karakternya di film ini hanya bisa meninju dan menembak senapan.
Minim CGI dalam pertarungan dan banyak pertarungan jarak dekat yang kreatif sembari menunjukan kemampuan masing-masing karakter, sangat menarik untuk ditonton.
Oh iya dan kalau kamu penggemar Captain America: The Winter Soldier juga, ada adegan di Thunderbolts* yang mengingatkan kita kembali ke film kedua Captain America itu.
2. Komedi yang bukan hanya sukses melucu, tapi sesuai dengan cerita

Menurut saya, adegan komedi di film Thunderbolts* itu sangat menarik karena bukan hanya lucu dengan punchline yang tidak terduga, tapi sesuai dengan ceritanya!
Maksudnya, momen komedinya itu kebanyakan komedi interaksi antar karakter, yang mana mempengaruhi cerita, memperkuat kedekatan antar karakter, bahkan pengembangan karakter ada yang dibalut komedi dan untungnya pas saat ditonton.
Adegan komedinya juga sesuai dengan karakternya, seperti komedinya Red Guardian ya memang heboh seperti karakternya, komedinya Yelena dan Ava/Ghost yang sarkastik, atau komedinya John Walker yang seputar kepercayaan diri berlebihannya.
Jika kamu seperti saya yang justru kesal dengan komedi Thor: Love and Thunder, rasanya kamu akan bisa menikmati komedi di Thunderbolts*.
3. Melihat grup "Terapi Kelompok" ini ternyata menyenangkan

Bisa saya bilang kalau film Thunderbolts* itu fokusnya ke trauma masa lalu, dan semua anggota Thunderbolts itu punya trauma yang besar masing-masing, trauma ini yang membuat mereka sulit bekerja dalam kelompok, biasanya individu terus.
Masing-masing dari mereka tidak sempurna, mereka bukan orang baik bahkan cenderung villain saat mereka diperkenalkan di film mereka terdahulu.
Tapi melihat interaksi mereka, kombinasi sifat mereka yang unik masing-masing dan juga komedi di poin sebelumnya, membuat kita asik saja menonton interaksi grup terapi ini.
4. Konflik ceritanya seru, sayangnya mudah ditebak

Biasanya saya membuat pembahasan cerita di poin 1, tapi kita letakan di poin 3 karena ada "kelemahan" di sini.
Konflik ceritanya sebenarnya menarik, di mana setiap anggota punya trauma, sulit berkoordinasi dan lebih individualis. Nah film ini menunjukan mereka melewati trauma masing-masing, dengan cara apa? Ya bersama-sama. Cukup mudah ditebak.
Jalannya konflik dari awal film juga rasanya cukup mudah ditebak, seperti kita tahu alasan mereka dikirim dan lain-lain. Meski mudah ditebak, tidak mengubah keseruan saat menontonnya, kok.
5. Penyakit MCU masih ada, villain yang kurang oke

Ya penyakit MCU masih ada di sini, villain yang rasanya kurang oke dengan penyelesaian konflik yang juga kurang memuaskan, plus poin sebelumnya, penyelesaian konfliknya mudah ditebak.
Contessa Valentina Allegra de Fontaine dibuat sebagai karakter antagonis, dia dibuat sangat jahat dan ambisius, tidak peduli apapun yang terjadi dengan orang lain asalkan ambisinya terpenuhi, yang jadi masalah, de Fontaine selalu hanya muncul sebagai cameo di film-film sebelumnya.
Kita terasa kurang mengerti soal ambisinya, meski saat jadi cameo pun semua dalam agenda jahatnya, tetap saja kita belum tahu apa yang ada di balik de Fontaine (dan baru diungkap semua di film ini).
Selain itu Void, bagaimana grup yang hanya bisa meninju dan menembak senapan mengalahkan Void yang bisa melenyapkan manusia jadi bayangan? Penyelesaian konfliknya tidak akan saya infokan karena spoiler, tapi yang bisa saya bilang; "Mudah ditebak".
6. Perspektif lain dari redaksi Duniaku.com yang juga nonton

Untuk penilaian saya (Dimas Ramadhan) ada di akhir artikel, tapi komentar saya; "Film ini menghadirkan sesuatu yang seru dan menyenangkan selama 2 jam saya menontonnya, intrik antar karakter, adegan aksi yang seru, serta komedi yang cocok, lucu, dan masuk ke ceritanya dengan baik. Konfliknya juga seru meski mudah ditebak bagaimana konflik berjalan dan bagaimana konflik berakhir. Meski bisa ditebak dan masih ada masalah karakterisasi villain, Thunderbolts* tetap tontonan yang layak dan menyenangkan."
Redaksi Duniaku.com lainnya juga sudah menonton, seperti apa komentar mereka?
"Seperti Guardians of the Galaxy, Thunderbolts menyajikan sekumpulan karakter yang bukan hero utama dan dengan interaksi yang tajam, aksi yang seru, dan perkembangan menarik menjadikan mereka tim yang mencuri hati penonton. Karakterisasi Yelena sang Black Widow terutama terasa sebagai highlight, dimana dia mengalami tantangan mental tersendiri yang belum sepenuhnya teratasi sejak kematian Natasha." - Fachrul Razi.
"Thunderbolt itu menjadi salah satu titik kembalinya MCU ke formula lama yang menjadikan franchise ini meledak dan dinantikan banyak orang. Tapi lagi-lagi Thunderbolt mengalami penyakit raja terakhir yang "numpang lewat" dan kurang nendang." - Estu Putro Wibowo.
Penilaian: 3.75/5, digenapkan menjadi 4 dari 5 bintang.