Sonya lawan Kano. (Dok. New Line Cinema/Mortal Kombat 1995)
Apakah Mortal Kombat (1995) film yang sempurna?
Tentu saja tidak.
Ada beberapa kelemahan yang cukup menonjol. Salah satunya adalah pengolahan karakter para ninja (Scorpion, Sub-Zero, dan Reptile) yang terasa kurang maksimal. Mereka lebih sering berfungsi sebagai ancaman visual ketimbang karakter dengan identitas kuat. Namun, dengan jumlah tokoh yang sangat banyak, memang terasa ada beberapa karakter yang “dikorbankan” demi fokus cerita.
Lalu ada duel Liu Kang vs Reptile, yang terasa agak janggal. Pertarungannya muncul mendadak dan setelah selesai nyaris tidak pernah disinggung lagi, seolah ini adalah match tambahan yang ditempel belakangan. Dari sisi struktur cerita, ini jelas terasa tambalan.
Karakter Sonya Blade juga punya masalah tersendiri. Meski Brigitte Wilson secara visual cukup cocok, penampilannya sebagai petarung terasa terbatas dan ia bahkan sempat jatuh ke peran sandera, membuatnya terkesan sebagai “gadis action palsu” dibanding petarung elite seperti di game.
Dan tentu saja, ada efek visual yang bahkan untuk standar tahun 1995 pun terasa kurang meyakinkan.
Namun menariknya, banyak dari kelemahan ini tetap punya sisi yang membuat penonton lebih maklum... atau bahkan masih bisa dinikmati.
Duel Liu Kang vs Reptile, meski terasa tempelan, justru punya koreografi yang memikat dan menjadi salah satu adegan pertarungan paling diingat. Brigitte Wilson pun bisa dimaklumi keterbatasannya, mengingat ia sebenarnya adalah pengganti Cameron Diaz yang cedera sebelum syuting dimulai. Andai Diaz jadi terlibat, ia kemungkinan besar akan menjadi nama besar kedua setelah Christopher Lambert, mengingat momentumnya yang sedang naik pasca The Mask (1994).
Akhirnya, bahkan di bagian-bagian paling ganjilnya sekalipun, Mortal Kombat (1995) sering kali masih berhasil menghibur. Entah karena niat, kebetulan, atau kombinasi keduanya, film ini punya cara unik untuk tetap membuat penontonnya memaafkan kekurangannya.
Dan itu, untuk film adaptasi game 90-an, sudah merupakan pencapaian tersendiri.