Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Penilaian Film: Nosferatu, Teror Vampire dalam Balutan Sinematik

Dok. Universal

GENRE: Horor

ACTORS: Bill Skarsgård, Lily-Rose Depp, Nicholas Hoult

DIRECTOR: Robert Eggers

RELEASE DATE: 5  Februari 2025

RATING: 4/5

Di antara berbagai ikon vampir dalam sejarah perfilman, Nosferatu menempati posisi istimewa sebagai karya yang mendefinisikan horor gotik. Hampir satu abad setelah film bisu klasiknya dirilis, sutradara Robert Eggers menghidupkan kembali legenda ini dengan pendekatan yang lebih mendalam, gelap, dan atmosferik.

Nosferatu (2024) bukan hanya sekadar remake, tetapi sebuah reinterpretasi yang menangkap esensi ketakutan terhadap kegelapan, obsesi, dan nasib yang tak terelakkan. Dengan gaya khas Eggers yang mengutamakan atmosfer dan simbolisme, film ini menawarkan teror yang merayap perlahan, meninggalkan jejak mengerikan yang tak mudah dilupakan.

1. Ketakutan yang Dibangun Perlahan

Dok. Universal

Film ini mengikuti kisah Ellen Hutter (Lily-Rose Depp), seorang wanita muda yang tanpa sadar menarik perhatian makhluk misterius, Count Orlok (Bill Skarsgård). Ketika suaminya, Thomas Hutter (Nicholas Hoult), ditugaskan untuk mengurus sebuah transaksi properti di desa terpencil, ia justru membuka pintu bagi kegelapan yang perlahan menghancurkan kehidupan mereka. Obsesi Orlok terhadap Ellen semakin tak terkendali, membawa ketakutan yang mencekik dan bayang-bayang kematian yang tak terhindarkan.

Eggers dengan cermat membangun ketegangan dari awal hingga akhir, mengandalkan atmosfer yang mencekam daripada sekadar jumpscare murahan. Gaya khasnya dalam mengolah horor lambat (slow-burn horror) terlihat jelas di sini, menjadikan setiap adegan terasa seperti mimpi buruk yang merayap perlahan hingga mencapai puncak yang menghancurkan.

2. Penampilan Aktor yang Memukau

Dok. Universal

Sebagai Count Orlok, Bill Skarsgård memberikan penampilan yang luar biasa. Alih-alih menjadikan vampir sebagai sosok romantis seperti dalam banyak film modern, ia menghidupkan kembali teror asli makhluk ini. Dengan kulit pucat, mata kosong, dan gerakan yang hampir seperti makhluk tak hidup, Skarsgård menciptakan sosok monster yang benar-benar menyeramkan.

Lily-Rose Depp sebagai Ellen Hutter juga tampil kuat. Ia menggambarkan transisi dari seorang wanita polos menjadi individu yang semakin terperangkap dalam cengkeraman kegelapan dengan sangat meyakinkan. Sementara itu, Nicholas Hoult sebagai Thomas Hutter memberikan dinamika yang menarik, menggambarkan ketidakberdayaan manusia menghadapi kekuatan yang lebih besar darinya.

3. Sinematografi yang Menghidupkan Kengerian

Dok. Universal

Sebagaimana yang bisa diharapkan dari seorang Robert Eggers, Nosferatu adalah mahakarya visual. Penggunaan pencahayaan yang dramatis, bayangan yang mencolok, serta desain produksi yang kaya detail menciptakan atmosfer yang menghantui. Palet warna gelap dan kusam memberi penghormatan pada film bisu klasiknya, tetapi tetap terasa modern berkat teknik pengambilan gambar yang canggih. Kastil Orlok yang mencekam, desa yang tertutup kabut, serta permainan cahaya dan bayangan menambah kesan bahwa dunia dalam film ini dipenuhi oleh sesuatu yang lebih dari sekadar mitos.

Nosferatu bukanlah film horor untuk semua orang. Jika Anda mencari tontonan penuh aksi atau jumpscare berlimpah, film ini mungkin terasa terlalu lambat. Namun, bagi pencinta horor atmosferik yang menghargai sinema sebagai seni, ini adalah sajian yang luar biasa. Dengan narasi yang kaya, akting kuat, dan visual yang mencengangkan, Robert Eggers sukses menghidupkan kembali legenda vampir klasik ini dalam bentuk yang lebih gelap, lebih mendalam, dan lebih menghantui dari sebelumnya. Sebuah pengalaman horor yang tak terlupakan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
Damian
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Damian
EditorDamian
Follow Us