Buat kamu generasi 90-an, pasti tak asing dengan sosok Sun Go Kong. Yah, tokoh kera satu ini memang jadi sorottan utama di serial TV Journey to the West atau lebih akrab dikenal sebagai Kera Sakti.
Serialnya sendiri diadaptasi dari sebuah novel klasik karya Wu Chengen.
Apa saja fakta menariknya? Berikut pembahasannya!
Jika kalian pernah menonton serial Kera Sakti di saluran TV lokal, maka kalian sudah tahu bagaimana kera satu ini lahir ke dunia.
Yah, Sun Go Kong memang lahir dari sebuah batu yang menyerap energi saripati matahari dan bulan selama ribuan tahun. Setelah kelahirannya, ia tinggal bersama kawanan monyet lain.
Sun Go Kong sendiri dihormati dalam komunitas para monyet setelah ia berhasil menemukan sebuah gua bernama Shuilien di belakang air terjun raksasa. Ia diangkat menjadi raja mereka dan menggelari diri sendiri sebagai Raja Monyet yang Gagah.
Meski telah memiliki rakyat sendiri dan tempat tinggal yang nyaman, Sun Go Kong masih was-was karena ia tetap dihantui kematian.
Bukan cuma itu saja, ia juga seakan tak rela berpisah dengan rekan-rekan monyetnya sampai nekat melakukan hal tabu.
Yah, dalam ceritanya, Sun Go Kong diketahui pernah menghapus namanya dan para rakyatnya dari kitab hidup dan mati serta merampas sejumlah harta seperti persik keabadian Xi Wangmu, pil lanjut usia Lao Tzu, dan minuman anggur Kaisar Giok.
Demi bertambah kuat dan menggapai mimpinya, Sun Go Kong berkelana sampai ia bertemu sosok guru yang dipanggil Bodhi.
Dari sang guru lah, Sun Go Kong mempelajari cara berkomunikasi dan budi pekerti manusia. Nama Sun Go Kong yang disandangnya selama ini juga ternyata didapat dari mentornya tersebut.
Sun Go Kong diketahui berhasil menguasai sejumlah ilmu seperti teknik 72 perubahan, bersalto di atas awan dan mengubah setiap bulu menjadi barang atau makhluk serta klon bayangan.
Selain menguasai sejumlah ilmu kesaktian, Sun Go Kong juga diketahui punya senjata sakti yang bernama Ruyi Jingu Bang.
Tongkat ini sendiri awalnya berfungsi untuk mengukur kedalaman lautan serta menenangkan gejolak samudera. Benda ini sendiri juga menjadi salah satu harta kesayangan Raja Naga Laut Timur.
Entah kebetulan atau tidak, tongkat itu bersinar seperti memberi respon saat Sun Go Kong mendekatinya. Hal itu seolah menandakan bahwa pusaka itu seperti menemukan majikan sejatinya.
Selain merampas tongkat tersebut, Sun Go Kong juga berhasil memperoleh sejumlah harta para Raja Naga seperti baju zirah, topi berbulu Fenghuang dan sepatu bot yang membuat penggunanya bisa berjalan di atas awan.
Ulah Sun Go Kong yang mengacaukan para dewa berhasil menarik perhatian Raja Giok.
Alih-alih bertempur, kaisar itu malah memberi jabatan terlebih dahulu ke kera tersebut dengan harapan pengawasan lebih mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, akal-akalan itu malah gagal total setelah Sun Go Kong mengetahui niat sejati Kaisar Giok.
Akibatnya, pemberontakan Sun Go Kong pun meletus hingga Kaisar GIok sampai melibatkan para dewa untuk melawan sang raja kera yang kini bersekutu dengan para siluman terkuat di dunia.
Berbagai percobaan pun telah dilakukan baik melalui peperangan sampai ke tipu muslihat untuk menangkap Sun Go Kong ke dalam sebuah tungku bagua Lao Tzu. Namun semua itu berakhir sia-sia karena malah membuat kera itu bertambah kuat.
Karena segala upaya berakhir gagal, Kaisar Giok sampai harus memohon pada Buddha untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Buddha pun lalu menyelesaikan masalah itu dengan taruhan dengan Sun Go Kong. Isi pertaruhannya sendiri adalah kera itu tak akan bisa melarikan diri dari telapak tangan Buddha.
Sun Go Kong yang memang bisa menempuh jarak jauh dengan satu lompatan pun setuju. Ia pun langsung pergi ke tempat jauh di mana hanya ada lima tiang dan memberi tanda bahwa dirinya telah sampai.
Namun alangkah terkejutnya, Sun Go Kong bahwa lima tiang itu adalah jari tangan Buddha sehingga ia gagal dalam pertaruhan tersebut. Kera itu pun akhirnya tertangkap dan disegel dalam gunung selama lima abadan.
Takdir Sun Go Kong sendiri akhirnya berubah setelah Bodhisatva Guanyin mencarikan pengikut untuk Xuanzhang yang akan berkelana ke India.
Sun Go Kong sendiri sempat menawarkan diri untuk menjadi pengawal peziarah Dinasti Tang tersebut. Tahu bahwa kera itu susah dikontrol, Guanyin membekali Xuanzhang sebuah bandana untuk dipakai calon pengikutnya.
Gunanya sendiri sudah bisa kalian tebak, bandana itu akan memberi rasa sakit yang luar biasa jika Xuanzhang membaca mantera tertentu.
Sun Go Kong sendiri akhirnya mengikuti Xuanzhang dengan setia. Selain kera itu, sang peziarah juga mendapat dua pengikut lain bernama Zhu Bajie dan Sha Wujing yang ingin menebus dosa mereka.
Karakter Sun Go Kong sendiri kemudian menjadi banyak inspirasi karakter fiksi di berbagai media hiburan modern.
Salah satunya tentu saja tokoh Son Goku dari Dragon Ball yang namanya melegenda sampai sekarang meski ceritanya berbeda jauh dengan kisah perjalanan kera tersebut. Lalu, ada tokoh Biju bernama Son Goku dari Naruto yang juga mengambil bentuk seekor kera.
Tokoh Jin Mori dari God of Highschool juga diceritakan merupakan sosok raja kera yang kekuatannya sempat tersegel. Selain itu, sosok Sun Go Kong juga muncul dalam manga spin-off Record of Ragnarok: The Apocalypse of the Gods.
Dan yang paling baru sendiri adalah adaptasi tokohnya dalam game terbaru yang berjudul Black Myth: Wukong, di mana kalian bisa memainkan karakter sebagai tokoh kera sakti tersebut.
Sosoknya juga sering muncul dalam berbagai adaptasi kisah Journey to the West di serial TV dan film layar lebar. Salah satunya adalah serial Kera Sakti yang sempat tayang di saluran TV Indonesia, di mana karakternya diperankan oleh aktor Dicky Cheung.
Itulah daftar fakta menarik Sun Go Kong dari kisah Journey to the West.
Bagaimana pendapat kalian?
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku
Tele: https://t.me/WargaDuniaku.