Review Film: Qodrat, Horor Aksi Memukau yang Berani Beda
Qodraf, film yang mengangkat tema ruqyah
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
GENRE: Horror
ACTORS: Marsha Timothy, Maudy Effrosina, Vino G. Bastian
DIRECTOR: Charles Gozali
RELEASE DATE: 27 Oktober 2022
RATING: 4/5
Setelah tayang dalam acara gala premiere pada Rabu ( 19/10/2022 ), akhirnya film Qodrat resmi tayang secara reguler pada Kamis ( 27/10/2022 ) di seluruh bioskop tanah air.
Bagaimana kesan penulis terhadap film ini? Simak review film Qodrat berikut.
Baca Juga: 10 Adegan Menarik dari Trailer Film Qodrat
1. Cerita bertema ruqyah Islami
Cerita Ustad diawali ketika ia sedang meruqyah anaknya yang bernama Alif Al-Fatanah. Sang putra sendiri diketahui kerasukan sosok gaib bernama Assuala. Sayangnya, setan tersebut malah berhasil membunuh Alif.
Gara-gara itu, Qodrat pun harus kehilangan putranya dan meringkuk di dalam penjara. Beberapa tahun kemudian, barulah ia menghirup udara bebas. Ia pun dengan terpaksa pulang ke Pesantren Kahuripan, tempat dulunya ia menimba ilmu.
Sayangnya, ia justru mendapati pesantren dan desa mengalami krisis parah di mana banyak terjadi gangguan gaib hingga kegagalan panen.
Pada saat itulah, Qodrat yang awalnya trauma akibat kematian anaknya pun terpaksa kembali berperang melawan Assuala ketika diminta tolong untuk meruqyah seorang anak yang kebetulan bernama Alif.
2. Paduan aksi tarung dan permainan angle kamera yang kreatif
Bisa dibilang film Qodrat seperti penebusan bagi Charles Gozali setelah sempat gagal menyutradarai film Satria Dewa: Gatotkaca.
Beliau benar-benar totalitas dalam menerapkan genre aksi dalam film horor reliji tersebut dengan menggunakan aksi bela diri yang keren dan memadukannya dengan permainan angle kamera yang padat dan variatif.
Kombinasi dua unsur racikan sang sutradara inilah yang benar-benar memberi pengalaman baru bagi para penonton. Kita bisa merasakan apa yang diderita para tokoh setiap menerima serangan.
Salah satu bentuk kreatifitas dalam gabungan aksi dan angle kamera adalah penggunaan sudut pandang orang pertama di adegan prolog cerita di mana kita seolah-oleh seperti diposisikan sebagai Ustad Qodrat ketika sedang meruqyah putranya.
Efek-efek seperti hempasan, darah yang mengalir, dan perubahan wujud mengerikan yang terlihat dalam jarak dekat dan diposisikan dari sudut pandang penonton berhasil membuat para audiens ketakutan dan semakin terhubung dengan karakter tokohnya.
3. Kualitas akting para aktornya benar-benar patut diacungi jempol
Selain aksi yang memukau, akting para aktornya juga patut dipuji.
Mulai dari akting Vino G. Bastian yang benar-benar sangat alami pada setiap momen yang dilewati.
Sekilas memang ia terlihat tegar namun kita juga bisa merasakan ketakutan yang ada pada dirinya pada saat momen seperti saat berhadapan dengan musuhnya maupun ketika mengalami pengalaman spiritual saat mati suri.
Selain Vino, akting aktor lain seperti Randy Pangalila dan Marsha Timothy juga patut dipuji.
Randy yang mampu memainkan karakter Jafar yang twisted, di mana awalnya ditampilkan sebagai pendamping yang bisa diandalkan berubah menjadi penjahat yang ternyata selama ini telah menusuk dari belakang.
Sedangkan Marsha mampu memainkan mimik wajahnya seperti saat pada mode normal maupun saat ia sedang kerasakan. Kita seolah seperti dipaksa membedakan aura yang terasa pada saat sang aktris memasuki salah satu mode tersebut.
Bukan cuma para aktor papan atas, akting para anak kecil seperti Keanu Azka Briansyah dan Jason Bangun juga patut diacungi jempol berkat kemampuan mereka memainkan emosi yang dimaksimalkan.
4. Memiliki potensi cerita yang bisa dikembangkan ke skala yang lebih besar
Meskipun memakai plot yang simpel dan latar yang sempit, nyatanya film Qodrat bisa dikembangkan ke skala yang lebih besar.
Hal itu sendiri karena pada dasarnya peperangan antara ajaran agama dan paham satanisme merupakan hal bersifat global dan memiliki fleksibiltas untuk dikembangkan menjadi berbagai macam model cerita yang variatif.
Jadi film Qodrat yang awalnya mengangkat cerita dalam satu tempat bisa ditingkatkan ke level yang lebih tinggi, di mana Qodrat bisa saja harus berhadapan melawan para penganut ajaran setan yang terdiri dari kalangan orang berada sehingga ia harus mencari bantuan dari para rekannya yang seiman.
Tentunya, kisah seperti itu mungkin baru bisa kita lihat jika seandainya Qodrat jadi dibuat beberapa sekuel.
5. Kesimpulan
Film Qodrat sukses mendobrak tren genre horor di Indonesia dengan menyuguhkan paduan tema ruqyah Islami, dunia pesantren dan aksi yang memukau.
Tidak hanya eksekusi tema yang menarik, film ini juga mampu membawakan plot yang sederhana namun tak melupakan elemen kejutan twist yang masih masuk akal. Selain itu, banyak kritik sosial yang terkandung seperti eksploitasi materi berkedok pengobatan berbasis agama dan kewajiban terhadap tetangga sekitar.
Itulah review film Qodrat, hasil karya gemilang dari gabungan horor dan aksi yang mengagumkan.
Bagaimana menurut kalian?
Diterbitkan pertama 27 Oktober 2022, diterbitkan kembali 25 September 2024.
Baca Juga: Sinopsis Qodrat, Film Horor Indonesia Angkat Ilmu Ruqyah