Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
Sengoku menahan Garp. (dok. Toei Animation/One Piece)
Sengoku menahan Garp. (dok. Toei Animation/One Piece)

Intinya sih...

  • Garp memiliki Haoshoku Haki karena tidak tunduk pada sistem Angkatan Laut dan memiliki standar moral sendiri.

  • Sengoku punya Haoshoku Haki karena tidak sepenuhnya tunduk secara mental pada Angkatan Laut dan tetap menjadi dirinya sendiri di dalam sistem yang rusak.

  • Marinir lain yang berpotensi memiliki Haoshoku Haki adalah Sakazuki (Akainu), Issho (Fujitora), dan Koby karena mereka juga tidak sepenuhnya tunduk pada sistem dan memiliki keberanian moral.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di dunia One Piece, Angkatan Laut adalah organisasi yang berdiri di atas kepatuhan mutlak. Perintah atasan harus dijalankan, bahkan ketika itu bertentangan dengan hati nurani pribadi.

Contoh paling jelas adalah Borsalino (Kizaru). Meski ragu dan jelas tidak nyaman, ia tetap menjalankan perintah untuk menghabisi Vegapunk, sosok yang ia anggap sahabat sendiri. Sistem menuntut kepatuhan, bukan kehendak pribadi.

Dan justru di sinilah poin pentingnya.

Haoshoku Haki adalah Haki para raja, Haki yang lahir dari kehendak untuk berdiri di atas orang lain, bukan untuk tunduk. Ego, tekad, dan keyakinan diri adalah fondasinya.
Dengan struktur Angkatan Laut yang menekan individualitas, wajar jika banyak marinir tidak pernah membangkitkan Haoshoku Haki, tak peduli sekuat apa pun mereka.

Karena itu, fakta bahwa hanya dua marinir yang diketahui memiliki Haoshoku Haki, Monkey D. Garp dan Sengoku, terasa sangat unik.

Mari kita bedah keunikan mereka!

1. Untuk Garp jelas kenapa dia punya Haoshoku Haki

Monkey D. Garp (dok. Toei Animation/ One Piece)

Untuk Monkey D. Garp, prinsip “patuh mutlak pada atasan” tidak pernah benar-benar berlaku.

Memang, dalam situasi luar biasa seperti Marineford Garp tetap berdiri di sisi Angkatan Laut. Namun di luar momen krisis semacam itu, ia sering bertindak mengikuti kehendaknya sendiri, bukan doktrin organisasi.

Bukti paling jelas: Garp berulang kali menolak pangkat admiral. Alasannya sederhana tapi keras, menjadi admiral berarti menjadi kaki tangan langsung Pemerintah Dunia, sesuatu yang jelas ia benci.

Pembangkangan seperti ini seharusnya berujung hukuman berat. Tapi Garp tidak tersentuh, karena reputasinya sebagai Hero Angkatan Laut terlalu besar untuk disingkirkan.

Bahkan konsep keadilannya sendiri bersifat personal dan egois “Ore no Seigi” (Keadilanku sendiri). Ia bertindak berdasarkan apa yang ia yakini benar, terlepas dari apakah doktrin Angkatan Laut setuju atau tidak.

Dan di titik inilah semuanya jadi jelas.

Haoshoku Haki adalah Haki orang-orang yang tidak mau tunduk, yang menempatkan kehendaknya sendiri di atas sistem. Garp mungkin mengenakan seragam Angkatan Laut, tapi secara mental ia tidak pernah sepenuhnya menjadi bagian dari sistem itu.

Karena itu, Haoshoku Haki pada Garp bukan anomali, itu justru konsekuensi alami dari siapa dirinya sebenarnya.

Garp memang marinir. Tapi ia tidak pernah menjadi bawahan sejati siapa pun.

2. Sengoku tidak pernah sepenuhnya tunduk secara mental pada Angkatan Laut

Garp dan Sengoku.(Dok. Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Lalu bagaimana dengan Sengoku?

Bukankah ia sempat memimpin Angkatan Laut saat terjadi berbagai tragedi besar?

Kenapa sosok seperti itu tetap bisa memiliki Haoshoku Haki?

Jawabannya ada pada satu hal: Sengoku memang patuh secara struktural, tapi tidak pernah sepenuhnya tunduk secara mental.

Sejak debutnya pada bab 234, sifat itu sudah terasa. Sengoku dengan enteng menghina Donquixote Doflamingo dan Bartholomew Kuma, dua Shichibukai yang hadir di rapat Mary Geoise, sebagai “sampah lautan.”

Ia menjalankan sistem, tapi tidak pernah menghormati kepalsuannya.

Sengoku juga punya titik batas.

Ketika atasan berusaha menutupi bobolnya Impel Down, ia langsung berniat mengundurkan diri dari jabatan Fleet Admiral. Ia memang akhirnya tetap berada di Angkatan Laut, tapi turun ke posisi Inspektur Jenderal, sebuah keputusan yang jelas menandai ketidaksetujuannya terhadap arah institusi.

Kilas balik di bab 1166, yang menyorot situasi pasca God Valley, semakin menegaskan karakter Sengoku. Kepada Garp, ia mengakui bahwa jika pihak atasannya melakukan kegilaan yang terlalu jauh, ia bisa saja berpaling. Namun alasannya bertahan selama ini juga jelas: ia percaya perubahan hanya bisa dilakukan dari atas. “Menggonggong dari bawah tebing,” baginya, tidak akan mengubah apa pun.

Inilah perbedaan utama Sengoku dengan marinir lain.

Ia mungkin menoleransi banyak kebusukan demi posisi strategisnya, tapi prinsip pribadinya tidak pernah goyah. Dan Haoshoku Haki tidak menuntut pemberontakan terbuka, Haki itu sepertinya bisa bangkit dari kehendak yang tak mau patah.

Ironisnya, pengunduran diri Sengoku dari posisi Fleet Admiral justru mengisyaratkan kesadaran pahit: bahwa bahkan dari puncak, institusi Angkatan Laut tidak bisa diubah sepenuhnya.

Namun justru di situlah letak Haoshoku Haki Sengoku. bukan pada keberaniannya melawan sistem secara frontal, melainkan pada keyakinannya untuk tetap menjadi dirinya sendiri di dalam sistem yang rusak.

Perhatikan bahwa di bab 1166, Garp berjanji akan membunuh Sengoku jika dia menjadi seperti para petinggi Pemerintah Dunia. Fakta bahwa Garp tidak pernah melakukannya menegaskan bahwa Sengoku tidak pernah melenceng dari jalannya.

3. Jadi siapa lagi marinir yang paling mungkin punya Haoshoku Haki selain mereka berdua?

Sakazuki minta maaf ke Kizaru di One Piece

Dari Monkey D. Garp dan Sengoku, kita bisa menarik dua benang merah yang sangat jelas:

  1. Tidak pernah sepenuhnya tunduk secara mental pada sistem.

  2. Memiliki standar moral sendiri, bahkan ketika itu bertabrakan dengan doktrin Angkatan Laut.

Dua hal inilah yang membuat Haoshoku Haki( Haki para raja) mungkin muncul dalam diri One seorang marinir.

Kalau begitu, siapa lagi yang berpotensi menyusul mereka? Terutama mengingat Garp dan Sengoku kini bukan lagi perwira aktif.

Beberapa nama langsung mencuat.

Sakazuki (Akainu)

Meski brutal dan ekstrem, Sakazuki justru terasa sangat mungkin.

Bukan semata karena ia berada di posisi tertinggi sebagai Fleet Admiral, melainkan karena ia tidak tunduk secara mental. Kita sudah melihat bagaimana Akainu berani mengomel langsung di hadapan Gorosei, sesuatu yang hampir tak terpikirkan bagi marinir lain.

Ia punya standar keadilan sendiri. Masalahnya, standar itu sangat ekstrem dan kejam.

Namun Haoshoku Haki tidak menilai “baik atau buruk," karena kalau sekedar baik saja Kaido dan Big Mom tak akan punya. Haki itu lahir dari keyakinan absolut pada kehendak sendiri, dan Akainu jelas memilikinya.

Issho (Fujitora)

Nama lain yang terasa kuat adalah Issho alias Fujitora.

Ia adalah sosok yang:

  • rela bersujud di hadapan Raja Riku Doldo III untuk meminta maaf

  • menjadi motor utama di balik pembubaran Shichibukai,

  • dan secara terang-terangan menentang kebijakan institusinya sendiri.

Fujitora terasa terlalu idealis untuk sepenuhnya tunduk pada propaganda Angkatan Laut, bahkan sejak hari pertama ia direkrut.

Karakter seperti ini sangat selaras dengan potensi Haoshoku Haki.

Koby

Lalu ada Koby, Angkatan Laut generasi baru.

Sejak awal, keadilan Koby terasa lebih murni dibanding banyak seniornya. Ia berani memprotes Akainu di Marineford, meski tahu risikonya adalah kematian. Keberanian moral semacam itu bukan hal kecil.

Saat ini Koby belum menunjukkan Haoshoku Haki. Namun melihat pertumbuhannya, baik secara mental maupun ideologis, bukan tidak mungkin suatu hari ia membangkitkannya. Mungkin di pertempuran terakhir>

Jika Garp adalah “pemberontak tua” dan Sengoku adalah “reformis dari dalam,” maka Koby berpotensi menjadi simbol Angkatan Laut baru yang benar-benar memiliki kehendak sendiri.

Singkatnya, Haoshoku Haki di Angkatan Laut hanya mungkin lahir pada mereka yang berani mempertahankan kehendaknya sendiri, bukan sekadar mengikuti perintah.

Dan jika sejarah Garp dan Sengoku menjadi acuan, maka kemunculan Haoshoku Haki berikutnya di tubuh seorang marinir bukan soal pangkat—melainkan soal keberanian untuk tidak kehilangan diri sendiri.

Gimana menurutmu?

Sampaikan di grup Warga Duniaku!

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku

Tele: https://t.me/WargaDuniaku

Editorial Team