Analisis Cowboy Bebop: Seri Klasik yang Jadi Gerbang Bagi yang Ingin Kenal Anime
Cowboy Bebop adalah salah satu anime terbaik sepanjang masa dan sudah jadi seri klasik. Mengapa ia disebut-sebut sebagai pintu masuk bagi yang ingin kenal anime?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lewat pendekatannya yang ke-Barat-Barat-an, ia dianggap sebagai pintu masuk bagi yang ingin kenal anime. Berikut ini saya membagi analisis Cowboy Bebop ke dalam tiga bagian. Dua bagian sisa bisa kamu klik lewat tautan di akhir artikel. Artikel ini adalah analisis Cowboy Bebop bagian I
Pertemuan pertama saya dengan Cowboy Bebop terjadi bertahun-tahun lalu, mungkin saat SMP, saya tidak terlalu ingat. Bukan dengan menontonnya di televisi seperti publik Jepang tahun 1998 dan Amerika tahun 2001, tapi lewat serangkaian foto-foto Faye Valentine dan lagu opening TANK!.
Faye Valentine mengemudikan kapal antariksanya, Red Tail.[/caption]
Faye sebagai salah satu tokoh utama dalam anime ini adalah bom seks. Tubuhnya gemulai, pakaiannya terbuka, rambutnya pendek, dan sikapnya tomboy pula. Jadi, tidak heran jika Faye masuk ke dalam radar bocah-bocah lugu teman-teman sekolah saya dulu.
Beberapa waktu kemudian saya baru tahu anime dengan Faye di dalamnya adalah Cowboy Bebop, dan beberapa minggu lalu saya mencoba menontonnya.
Koboi, tapi di Luar Angkasa
Spike Spiegel dan pistol kesayangannya, Jericho 941.[/caption]
Bebop bercerita tentang petualangan Spike Spiegel dan Jet Black mengarungi antariksa menjadi pemburu hadiah alias bounty hunter. Di dalam semesta anime ini, bounty hunter dijuluki sebagai cowboy, terinspirasi dari koboi-koboi dalam film Spaghetti Western (versi murah film koboi di Eropa).
Spike adalah mantan anggota mafia yang jago seni bela diri target="_blank" >Jeet Kune Do ala Bruce Lee dan juga seorang pilot andal. Perawakannya kurus dan tinggi. Dalam pertarungan jarak dekat, Spike lebih mengandalkan kecepatan dan teknik, bukan kekuatan otot.
Sementara itu partner-nya, Jet, adalah mantan polisi yang punya segudang pengalaman dan koneksi serta paham soal mesin. Ia juga pemilik pesawat antariksa bernama Bebop, rumah bagi para tokoh utama Cowboy Bebop.
Jet Black, pemilik kapal Bebop.[/caption]
Di sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan karakter-karakter lain seperti Ein, anjing jenis Corgi yang pintar; Faye Valentine, seorang pelarian yang menggunakan kecantikannya untuk menipu orang lain; dan Edward Wong Hau Pepelu Tivrusky IV (alias Ed), bocah genius komputer yang kelakuannya macam kucing.
Masing-masing dari mereka punya kepribadian yang unik dan mudah untuk dicintai sejak pertama kali ditemui. Spike orangnya masa bodoh, pemalas, dan seperti tidak punya semangat hidup. Jet adalah figur kebapakan yang sinis dan telah kehilangan harapan terhadap kehidupan bermasyarakat.
Di balik penampilannya yang seram dengan lengan palsu dan condet di mata, Jet suka memasak dan membonsai.
Ed dan Ein dalam episode Mushroom Samba.[/caption]
Faye gadis tomboy yang oportunis. Ia sepertinya punya krisis kepercayaan dan selalu merepotkan yang lain dengan tingkahnya yang semau gue. Ed adalah bocah eksentrik yang santai abis (Ed gemesin!). Sementara itu Ein... hmm, ya Ein adalah anjing pintar.
Awalnya ketiga karakter tambahan ini tak disetujui kehadirannya oleh duo Spike dan Jet. Namun lama kelamaan, mereka saling belajar untuk bekerja sama layaknya sebuah keluarga fungsional.
Semuanya bodor dengan caranya masing-masing. Cowboy Bebop selalu punya cara mengekstrak humor dari tiap karakter. Sebenarnya, penamaan mereka pun tak luput dari kebodohan.
Spike Spigel misalnya, nama yang aneh bahkan untuk ukuran Barat, dan lebih aneh lagi bagi orang Jepang yang sulit mengucapkan konsonan yang berdiri sendiri. Nama itu jadinya disebut Supaiku Supaigeru. Ed lebih parah lagi; orang yang sudi memberikan anak mereka nama Edward Wong Hau Pepelu Tivrusky IV pasti sudah kena waham megalomaniak.
Meskipun punya kepribadian yang berbeda satu sama lain, mereka dipersatukan oleh kesamaan nasib: sama-sama punya masa lalu yang belum usai, terutama tiga protagonis utama: Spike, Jet, dan Faye.
Seri Cowboy Bebop berutang banyak pada musiknya yang digubah Yoko Kanno. Simak analisis Cowboy Bebop selanjutnya di halaman sebelah.
Pintu Gerbang Bagi Pemula
Jet adalah satu-satunya figur dewasa di antara tokoh lainnya yang kekanak-kanakan.[/caption]
Cowboy Bebop dirilis tahun 1998 dari tangan sutradara bernama Shinichiro Watanabe. Setelah Bebop, Watanabe membikin judul-judul anime seperti Samurai Champloo, Space Dandy, Terror in Resonance, hingga animasi pendek pengantar target="_blank" >Blade Runner 2049 tahun 2017 kemarin.
Watanabe dijuluki “Quentin Tarantino-nya anime” karena kegemarannya mengotak-atik genre dan mencampurkan berbagai elemen sinema dan musik ke dalam karya-karyanya, terutama Western.
Kadang-kadang, kita bisa melihat pertarungan ala film-film koboi, dihantui oleh makhluk misterius di luar angkasa ala ala film Alien, estetika film action Hong Kong, hingga adegan sudut kota yang terlihat seperti film noir.
Elemen Western alias ke-Barat-Barat-an inilah yang menjadi alasan mengapa Cowboy Bebop menjadi pintu gerbang bagi yang ingin kenal anime. Budayanya lebih dekat bagi penonton di Amerika dan tentu saja Indonesia, yang lebih banyak mengonsumsi film-film Hollywood sejak kecil.
Cowboy Bebop dinilai sebagai salah satu anime terbaik sepanjang masa karena ia sangat cemerlang di segala aspek, dari mulai desain animasi, cerita, karakterisasi, penyutradaraan, sulih suara, hingga musik. Aspek-aspek itu dinilai mendahului masanya.
Cowboy Bebop juga mengangkat tema seperti narkoba, kekerasan rumah tangga, transeksualisme, hingga PTSD, tema-tema yang cenderung dihindari oleh anime pada masa itu.
Jet yang sedang teler akibat mengonsumsi jamur mejik.[/caption]
Bebop mengambil kisah di masa depan pada tahun 2071. Pada waktu itu, Bumi sudah tidak layak ditinggali karena pecahan dari ledakan Bulan menghujani permukaan planet secara konstan. Manusia lalu tinggal di planet lain seperti Mars.
Meskipun latarnya futuristik, Cowboy Bebop justru tampak retro. Ia sebisa mungkin mendekatkan latar belakangnya ke masa sekarang daripada masa depan. Karakter-karakternya pun masih menggunakan pistol jadul.
Pesawat antariksa seperti Bebop justru lebih tampak seperti besi rongsokan (semoga Jet tidak tahu saya sebut pesawatnya besi rongsokan karena ia akan marah besar).
Kapal antariksa "Bebop" yang sebenarnya hasil modifikasi dari kapal nelayan.[/caption]
Keistimewaan Cowboy Bebop yang tidak akan pernah dilupakan oleh para penggemar adalah kekayaan musiknya. Anime ini sendiri terinspirasi dari musik-musik jazz dan blues.
Yoko Kanno (Macross Plus, Wolf’s Rain, Our Little Sister) adalah orang di balik musik Cowboy Bebop. Watanabe mendeskripsikan Kanno sebagai “genius”. Kanno sampai berpetualang di Amerika mendengarkan musik jazz dan blues dari jalan ke jalan agar bisa mendapat inspirasi.
Yoko Kanno. Sumber: Red Bull Music Academy Daily[/caption]
Ia membentuk grup band The Seatbelts, khusus untuk mendendangkan musik-musik Cowboy Bebop gubahannya. Lagu pembuka, "TANK!!", adalah salah satunya.
Pengaruh musik sangat kental dalam anime ini. Saking kuatnya musik gubahan Kanno, ia mempengaruhi cara bertutur. Ia juga dapat terlihat di mana-mana, dari mulai nama “Bebop” yang merupakan varian dari musik jazz hinga penamaan tiap judul episode.
Di dalam Cowboy Bebop, episode disebut sebagai session dengan judul mengambil nama-nama lagu dan album klasik populer, seperti Bohemian Rhapsody (dipopulerkan Queen), Sympathy for the Devil (The Rolling Stones), hingga My Funny Valentine (Chet Baker).
Tidak hanya itu, varian genre musik juga bisa ditemukan seperti Mushroom Samba—yang mana episode ini bercerita tentang para karakter yang teler akibat mengonsumsi jamur mejik.
Musik oleh Yoko Kanno ini mendapat banyak pujian dari sejumlah kritikus, di antaranya menjadi nomor satu dari 10 musik dan soundtrack anime terbaik sepanjang masa menurut IGN.
Salah satu hal lain yang membuat Cowboy Bebop menarik adalah situasi ceritanya. Cerita di dalam anime ini mengambil tempat di mana cerita para karakter sudah usai. Keseluruhan episode Cowboy Bebop bagai epilog dari sebuah novel; para karakter menghabiskan waktunya merenungi kisah mereka yang telah lewat.
Cowboy Bebop diceritakan lewat cara episodik. Artinya, meski Cowboy Bebop merupakan seri cerita berkelanjutan, setiap episode punya ceritanya masing-masing. Kira-kira mirip Ultraman. Cara penceritaan seperti ini membuat episode mana saja terasa seperti film sendiri sehingga bisa dinikmati secara terpisah dari episode lainnya (pengecualian tiga episode terakhir dari total 26 episode)
Analisis Cowboy Bebop (Bagian II): Berdamai dengan Masa Lalu ala Koboi Antariksa
Analisis Cowboy Bebop (Bagian III): Mengungkap Makna di Balik Ending yang Ambigu
Diedit oleh Fachrul Razi