Kenapa Yuka Tak Pernah Memakai Ten Shadows di Jujutsu Kaisen Modulo?

Pada awalnya, kita mengira teknik Ten Shadows benar-benar telah punah, terkubur bersama sejarah kelam para penggunanya. Tidak ada lagi tanda-tanda kebangkitan, apalagi pewaris yang jelas, sehingga teknik ini dianggap sekadar legenda berbahaya yang tak akan muncul kembali ke permukaan. Dalam kerangka pemikiran itu, kemunculan konflik besar pun terasa seolah akan berjalan tanpa bayang-bayang Mahoraga yang dulu menjadi simbol keputusasaan mutlak.

Tsurugi sendiri diketahui sebagai pemilik Heavenly Restriction, sebuah kondisi yang secara praktis meniadakan kemungkinan dirinya memiliki teknik kutukan. Dengan keterbatasan itu, perhatian pembaca pun beralih pada Yuka. Sejak awal perempuan satu ini diduga akan mewarisi kemampuan dari sang kakek, terlebih setelah diperlihatkan betapa cekatannya ia memanipulasi energi kutukan dalam bentuk cakar yang agresif dan presisi. Dugaan ini terasa masuk akal, seolah ia hanya melanjutkan garis kekuatan yang sudah kita kenal sebelumnya.

Namun, bab 15 datang menghantam semua asumsi itu. Dugaan lama runtuh seketika, sekaligus membuka alasan sebenarnya mengapa Yuka dipilih untuk menantang Dabla. Bukan karena sekadar bakat atau warisan kemampuan Yuta, melainkan karena gadis itu ternyata adalah pewaris teknik Ten Shadows.

Yah, kita harus mengakui bahwa Yuka kala itu masih punya kemungkinan menguasai teknik tersebut karena ia juga mewarisi darah Zenin dari sang nenek.

Nasib Yuka sendiri memang terbilang cukup malang.

Sejak awal, ia harus menelan kenyataan pahit ketika cincin peninggalan kakeknya dirampas begitu saja, lalu justru diserahkan kepada Tsurugi, sosok yang bahkan tidak menginginkan benda tersebut sejak awal. Benda yang seharusnya menjadi simbol warisan dan ikatan darah itu berubah menjadi pengingat bahwa hak Yuka atas masa lalunya bisa dicabut kapan saja.

Belum cukup sampai di situ, Yuka juga dilarang menggunakan teknik Ten Shadows dalam situasi misi normal sekalipun. Masih belum jelas kenapa klan Gojo sampai menerapkan aturan tersebut selain asumsi bahwa ternyata teknik tersebut dianggap terlalu berbahaya dan tak stabil untuk dilepaskan sembarangan semenjak kejadian amukan Mahoraga di Shibuya dan Shinjuku puluhan tahun silam.

Meski dilarang keras memakai teknik Ten Shadows secara penuh, Yuka masih diberi toleransi untuk menerapkan sebagian kekuatan shikigami pada dirinya sendiri.

Celah inilah yang memungkinkan ia tetap bertarung tanpa harus benar-benar memanggil wujud shikigami ke dunia nyata. Dengan cara ini, kekuatan Ten Shadows tidak tampil sebagai entitas terpisah, melainkan menyatu langsung dengan tubuh Yuka sebagai medium utamanya.

Polanya sendiri mengingatkan kita pada apa yang pernah dilakukan Sukuna waktu masih menguasai tubuh Megumi, yaitu ketika menembakkan air dengan menerapkan kemampuan Max Elephant tanpa memanggil shikigami tersebut secara utuh.

Jika diperhatikan lebih saksama, teknik Savage Jaw Strike yang Yuka perlihatkan di awal cerita terasa seperti manifestasi langsung dari kemampuan Divine Dog. Shikigami pertama ini memang dikenal sudah jinak sejak awal, sehingga paling aman untuk dijadikan fondasi adaptasi. Lewat teknik tersebut, kita seakan melihat bagaimana Ten Shadows bekerja dalam bentuk yang lebih sederhana, menegaskan bahwa sejak awal Yuka sudah bertarung dengan warisan terlarang itu, hanya saja dalam wujud yang lebih tersembunyi.

Itulah penjelasan kenapa Yuka tak pernah diperlihatkan memakai Ten Shadows secara penuh kecuali saat ia memanggil Mahoraga untuk melawan Dabla.

Bagaimana pendapat kalian?

Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku

Tele: https://t.me/WargaDuniaku