- Arco
- Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – Infinity Castle
- Elio
- KPop Demon Hunters
- Little Amélie or the Character of Rain
- Zootopia 2
Demon Slayer Dapat Nominasi Golden Globe, Ini 4 Hal Menariknya!

- Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – Infinity Castle masuk nominasi Golden Globe 2026 di kategori Best Motion Picture – Animated.
- Bersaing dengan judul-judul besar seperti Disney, Pixar, dan Netflix lewat KPop Demon Hunters.
- Prestasi langka untuk anime shonen karena biasanya nominasi Golden Globe didominasi oleh film-film auteur.
Nominasi Golden Globe 2026 akhirnya diumumkan, dan ada satu kejutan besar di kategori Best Motion Picture – Animated: Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – Infinity Castle berhasil masuk sebagai salah satu kandidat!
Ini menjadi momen penting bagi franchise Demon Slayer, karena jarang sekali anime shounen mendapat pengakuan di ajang penghargaan seprestisius Golden Globe. Tanjiro dan kawan-kawan kini resmi bersaing dengan film-film animasi besar dari Hollywood maupun studio ternama lainnya.
Lalu, apa saja hal menarik dari pencapaian ini?
Mari kita bahas satu per satu!
1. Bersaing melawan judul-judul besar

Kategori Best Motion Picture – Animated tahun ini benar-benar ketat. Berikut daftar lengkap nominasinya:
Demon Slayer bukan hanya bersaing dengan nama-nama besar seperti Disney dan Pixar, tetapi juga dengan kejutan dari Netflix lewat KPop Demon Hunters, yang di 2025 ramai jadi sensasi baru di dunia animasi.
Persaingan tahun ini cukup padat dan variatif, mulai dari animasi keluarga, fantasi, sampai aksi dengan basis fanbase raksasa. Dengan komposisi seperti ini, kemenangan siapa pun bakal terasa signifikan.
2. Dua "demon slayer" di animasi
Ada hal unik dari daftar nominasi tahun ini: secara teknis, ada dua film tentang pemburu iblis yang bersaing di kategori animasi.
Tentu saja kita mengenal Tanjiro dan kawan-kawan sebagai pasukan pembasmi iblis dari Demon Slayer.
Namun trio Rumi, Mira, dan Zoey dari HUNTR/X di KPop Demon Hunters juga berprofesi sama—mereka pun pemburu iblis, hanya saja dengan sentuhan K-pop dan aksi penuh warna khas Netflix.
Yang membuat perbandingan ini makin menarik adalah posisi keduanya di dunia mainstream.
- Demon Slayer: Infinity Castle pecah rekor di banyak negara, termasuk Indonesia, dan kini menjadi anime dengan jumlah penonton bioskop terbanyak sepanjang masa di sini.
- KPop Demon Hunters justru bersinar dari sisi budaya pop: karakter-karakternya viral, dan lagu-lagunya sering dinyanyikan anak-anak maupun penggemar K-pop.
Dengan dua “demon hunter” sama-sama berada di puncak popularitas, akan seru melihat apakah Golden Globe tahun ini akan jatuh ke salah satu dari mereka, atau justru diberikan kepada kandidat lain yang tidak terduga.
3. Prestasi yang tergolong langka untuk anime

Hal yang membuat pencapaian ini begitu signifikan adalah fakta bahwa Demon Slayer kembali membawa anime menembus ajang Golden Globe, sebuah arena yang biasanya didominasi studio-studio Barat.
Sejak kategori Best Motion Picture – Animated diperkenalkan pada 2006, hanya sedikit anime yang berhasil masuk nominasi. Beberapa di antaranya:
- Mirai (2019)
- Inu-Oh (2022)
- Suzume (2023)
- The Boy and the Heron (2023) — yang bukan hanya masuk nominasi, tetapi juga menang di Golden Globe ke-81.
Selain empat itu ada juga The Wind Rises-nya Hayao Miyazaki yang uniknya masuk kategori Best Foreign Language Film.
Kini Demon Slayer: Infinity Castle menjadi bagian dari daftar langka tersebut.
Pertanyaan besarnya: bisakah Demon Slayer mengikuti jejak The Boy and the Heron, bukan sekadar menjadi nominasi, tetapi juga meraih kemenangan?
4. Sebuah anime shonen

Kalau kita lihat daftar anime yang pernah menembus nominasi Golden Globe, hampir semuanya berasal dari jajaran karya auteur, film-film yang sering dipuji kritikus karena nilai seni dan estetikanya.
Biasanya, nominasi tersebut ditempati oleh:
- Masterpiece ala Studio Ghibli (The Boy and the Heron),
- Karya Makoto Shinkai yang visualnya memang memukau (Suzume),
- Kisah emosional dan puitis garapan Mamoru Hosoda (Mirai), atau
- Eksperimen visual penuh gaya khas Masaki Yuasa (Inu-Oh).
Di tengah tradisi itu, Demon Slayer tampil berbeda.
Ia bukan film festival, bukan film arthouse. Ia adalah anime shonen mainstream, penuh aksi, emosi, dan atmosfer hype yang membangun basis fanbase raksasa.
Fakta bahwa judul shonen seperti Demon Slayer: Infinity Castle bisa berdiri sejajar dengan karya-karya “nyeni” tersebut membuat nominasi ini semakin menarik dan membuka ruang baru bagi genre shonen di panggung penghargaan internasional.
Nah itu hal menarik dari Demon Slayer dapat nominasi Golden Globe.
Menurutmu gimana nih?


















