- Kokushibo:
Kakak dari pendekar legendaris Yoriichi ini memang punya lapisan emosional seperti perasaan iri, kehilangan arah, dan rasa menyesal yang muncul di akhir hayat. Tapi selama hidupnya sebagai iblis, ia terus melakukan kejahatan besar demi mengejar kekuatan. Motivasi utamanya adalah inferiority complex terhadap Yoriichi, bukan empati. - Doma:
Dari awal hingga akhir, Doma adalah iblis tanpa rasa bersalah. Bahkan saat masih manusia, ia sudah jadi sosok psikopat yang tidak merasakan emosi. Ia membunuh pengikutnya sambil tersenyum, suka sekali memangsa perempuan, dan tak menunjukkan sedikit pun kemanusiaan. - Hantengu:
Pribadi pengecut yang terus menerus menyalahkan orang lain atas semua kesalahannya. Bahkan setelah menjadi iblis, ia memecah dirinya menjadi aspek-aspek emosi negatif, dan tidak pernah benar-benar mau menghadapi konsekuensi atas perbuatannya. - Gyokko:
Karakternya tidak terlalu dalam, digambarkan sebagai brutal, eksentrik, dan mengerikan. Ia menjadikan manusia sebagai bahan seni dengan cara yang sangat sadis. Tidak ada tanda penyesalan, hanya kegilaan terhadap “keindahan”. - Daki dan Gyutaro:
Mereka memiliki masa lalu yang sangat menyedihkan sebagai anak-anak yang dibuang masyarakat. Kalau soal sedih doang, mereka termasuk yang paling mendekati Akaza. Namun sebagai iblis, keduanya tetap haus darah dan telah menumpahkan banyak nyawa. Daki bahkan terlalu emosional dan tidak stabil, sedangkan Gyutaro penuh kebencian. Meski ada ikatan saudara yang kuat, mereka tidak memiliki kendali diri sebaik Akaza, apalagi kode moral. - Kaigaku:
Seorang mantan pembasmi iblis yang berubah menjadi iblis karena kesombongan dan rasa rendah diri. Bahkan menjelang kematian, ia tetap tidak mengakui kesalahannya, dan mati dengan kebencian. - Nakime:
Kurang sorotan di versi manga, jadi tidak bisa dikomentari.
5 Alasan Akaza Adalah Iblis Bulan Atas Paling Tragis di Demon Slayer

- Masa lalu tragis Hakuji: rela mencuri demi obat ayah, kehilangan segalanya, dan ditemukan Muzan.
- Akaza tidak memilih menjadi iblis: ditemukan dalam kondisi hancur tanpa pilihan.
- Akaza mempertahankan kemanusiaannya: memiliki kode moral yang tak tergoyahkan, tidak pernah menyakiti perempuan.
Dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, banyak iblis yang masa lalunya ternyata sedih.
Kalau kita fokus ke Iblis Bulan Atas, kenapa justru Akaza yang terasa paling menyayat hati di antara mereka?
Berikut lima alasan mengapa Akaza layak disebut sebagai Iblis Bulan Atas paling tragis dalam Demon Slayer.
1. Masa lalu dia tragis sekali

Sebelum dikenal sebagai Akaza, ia adalah seorang pemuda bernama Hakuji, anak miskin yang rela mencuri demi membeli obat untuk ayahnya yang sakit. Namun, niat baik itu berujung pahit: sang ayah memilih bunuh diri setelah tahu Hakuji ditangkap, meninggalkan pesan bahwa ia tak ingin hidup dari uang hasil kejahatan, dan berharap Hakuji bisa menjalani hidup yang jujur.
Tragedi itu tak langsung menghancurkan Hakuji. Ia diberi harapan baru oleh Keizou, seorang ahli bela diri yang mengajarinya disiplin dan memberi tempat untuk tumbuh. Bahkan Hakuji jatuh cinta pada Koyuki, putri Keizou, dan sempat merasakan kebahagiaan yang tulus.
Namun kebahagiaan itu direnggut secara brutal. Keizou dan Koyuki diracun oleh dojo saingan yang iri. Hakuji, yang kehilangan segalanya untuk kedua kalinya, mengamuk dan membantai 67 anggota dojo rival.
Lalu dia ditemukan Muzan.
Ini adalah salah satu kilas balik paling sedih dari semua iblis di Demon Slayer.
2. Akaza tidak pernah benar-benar memilih menjadi iblis

Berhubungan dengan poin sebelumnya...
Beda dari sosok macam Kokushibo atau Kaigaku yang memang menerima menjadi iblis, dengan berbagai alasan, Akaza menjadi iblis dalam kondisi hancur, tanpa pilihan.
Muzan menemukan dia dalam kondisi Hakuji bahkan tak bisa melawan kalau dia mau. Dari fisik dia babak belur, dari sisi batin dia sudah kehilangan segalanya.
Dan ketika dia mulai diubah, mental Hakuji sudah terlalu jatuh untuk melawan balik, dia tak peduli apa-apa lagi.
3. Akaza terasa sebagai iblis yang masih mempertahankan kemanusiaannya

Menjadi iblis berpengaruh buruk pada Akaza.
Banyak kepribadian dan motivasinya semasa manusia jadi terdistorsi karena memorinya kabur.
Contohnya? Akaza memang benci manusia lemah, tapi yang dia benci sebenarnya adalah sosok-sosok seperti mereka yang meracun gurunya karena tak mampu menghadapinya secara langsung.
Sayang semakin lama dia menjadi iblis, bahkan dia sendiri sempat lupa soal definisi "lemah" yang dia bendci.
Namun dalam situasi seperti itu pun Akaza masih memiliki kode moral yang tak tergoyahkan, seperti dia tak pernah menyakiti perempuan.
Ini seperti memberi indikasi bahwa bahkan ketika memorinya sudah kabur pun masih ada sisi Hakuji di dalam diri Akaza, yang menghalangi dia bertindak lebih ekstrem.
Dan itu membuat situasinya malah makin sedih saja.
4. Akhir tragis Akaza

Sebagai iblis, Akaza adalah sosok yang sudah hampir mencapai evolusi berikutnya dari sisi kekuatan.
Di penghujung pertarungan lawan Giyu dan Tanjiro, dia sempat bisa beregenerasi meski kepalanya sudah hancur!
Jika dia membiarkannya, dia mungkin akan jadi iblis yang paling mendekati Muzan. Bisa-bisa beneran hanya matahari yang mampu membunuhnya.
Namun kemanusiaan Akaza yang di momen itu sudah pulih sepenuhnya malah menolak, dan dia pun gugur.
Satu lagi lapisan tragedi dari hidup Hakuji.
5. Perbandingan dengan Upper Moon lain

Untuk komparasi yang lebih frontal, mari kita sorot para Iblis Bulan Atas lain.
Di antara para Iblis Bulan Atas, hanya sedikit yang menunjukkan sisi simpatik atau sisa kemanusiaan. Bahkan yang punya latar belakang tragis pun tetap tenggelam dalam kekejaman tanpa kendali moral. Berikut komparasinya:
Di tengah parade kekejaman ini, Akaza tampil sebagai anomali. Meski telah menumpahkan banyak nyawa, termasuk Rengoku, ia tetap menunjukkan sisa-sisa moralitas yang tak dimiliki oleh Iblis Bulan Atas lain. Ia tidak pernah menyakiti perempuan, masih memiliki prinsip, dan pada akhirnya memilih mati demi mempertahankan kemanusiaannya.
Nah itu lima alasan Akaza adalah Iblis Bulan Atas paling tragis, setidaknya menurut saya.
Apa kamu setuju?
Atau mungkin kamu masih kesal karena dia membuat Kyojuro Rengoku mati muda?
Sampaikan di kolom komentar!
Diterbitkan pertama 06 Agustus 2025, diterbitkan kembali 16 Agustus 2025.
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku


















