Pembahasan Jujutsu Kaisen 159: Masa Lalu Higuruma Hiromo
Siapa sangka teknik kutukan Higuruma terbangun di pengadilan
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bab terbaru Jujutsu Kaisen kali ini menyoroti masa lalu salah satu peserta Culling Game. Bukan Hakari yang merupakan jebolan sekolah jujutsu atau Kashimo yang memiliki ketertarikan pada Sukuna, melainkan Higuruma Hiromo yang saat ini memiliki poin tertinggi.
Ada banyak hal menarik dari masa lalunya. Seperti apa kisahnya? Simak terus berikut ini!
1. Higuruma bekerja sebagai pengacara
Latar memperlihatkan Higuruma tengah berbincang dengan seorang terpidana bernama Keita Oe. Ia menceritakan bermacam hal pada pengacaranya tersebut tentang kucingnya yang akan mati jika ditinggalkan.
Keita sendiri didakwa atas kasus pembunuhan dan perampokan yang melibatkan sepasang ibu dan putrinya karena barang bukti pisau. Senjata yang sempat dipungut Keita ternyata berlumuran darah para korbannya tersebut.
Namun, Keita sendiri bersikeras karena ia sendiri hanya memungut benda tersebut untuk diserahkan ke pihak berwajib nantinya. Si terdakwa mengatakan bahwa ia tak bisa langsung menyerahkan barang bukti karena faktor tempat tinggalnya tersebut.
2. Kecenderungan Higuruma mendekati sosok superhero Daredevil
Bukan hanya manga Jepang, tampaknya Gege juga mengadopsi konsep karakter dari komik barat.
Hal itu bisa dilihat dari kepribadian Higuruma sangat mendekati sosok Matt Murdock, orang di balik Daredevil, superhero buta yang juga bekerja sebagai pengacara. Mereka memiliki kesamaan yaitu membela orang yang memang benar-benar tidak bersalah.
Hanya Higuruma saja yang mempercayai cerita Keita karena latar belakang pekerjaannya. Diketahui kalau sang terdakwa adalah seorang pekerja di panti jompo yang dijalankan oleh organisasi nirlaba. Alih-alih mendapat bayaran layak, ia justru dipaksa membayar 50 ribu yen perbulan.
Selain itu, lingkungan kediaman Keita adalah tempat tinggal sejumlah orang yang memiliki catatan kriminal dan memiliki satu aturan, dilarang memanggil polisi atau ambulans. Oleh karena itu, ia tak bisa langsung menyerahkan barang bukti ke pihak berwajib saat itu.
Oleh karena itu, bawahan Higuruma sendiri sering mengeluhkan sifatnya tersebut pada temannya yang seorang pemilik kafe.
3. Perspektif Higuruma tentang pandangan sistem hukum pada para terdakwa
Sifat Higuruma yang satu ini sempat disinggung si pemilik kafe saat mereka sedang berduaan di bangku taman.
Menurutnya, membantu yang lemah itu bagus namun itu hanya akan menimbulkan dendam dari klien sang pengacara jika tak berhasil. Higuruma paham akan hal itu karena tahu bahwa para terdakwa seringkali dipojokkan secara fisik dan mental.
Ia juga tahu bahwa sifatnya yang tak bisa mengabaikan sesuatu yang salah itu tak bisa diperbaiki lagi. Namun, meski dewi hukum menutup mata dan orang-orang hanya mementingkan diri sendiri, Higuruma tetap bertekad untuk terus membuka mata demi mereka yang butuh pertolongan.
4. Kebangkitan Roh Kutukan Higuruma!
Selain kasus Keita, Higuruma juga pernah menangani kasus seorang pengemudi yang mengendarai dalam keadaan mabuk.
Semula ia berhasil karena pengadilan sempat memutuskan bahwa terdakwa tidak bersalah pada sidang pertama. Namun, pada sidang kedua justru vonis bersalah telah dijatuhkan karena tak adanya bukti baru yang mendukung ketidakbersalahan si pengemudi.
Mengetahui bahwa semuanya sudah diatur untuk menyalahkan kliennya sejak awal, kemarahan Higuruma semakin memuncak hingga roh kutukannya bangkit dan bersiap menghakimi semua orang di pengadilan.
Menariknya, wujud roh kutukan ini mempresentasikan dewi hukum, yaitu berwujud humanoid dengan kedua timbangan di tangan dan matanya yang terjahit.
Itulah pembahasan Jujutsu Kaisen bab 159. Bagaimana pendapat kalian tentang bab terbaru kali ini? Tulis pendapat kalian di kolom komentar, yah!
Baca Juga: Luar Biasa! Kolaborasi PUBG Mobile dan Jujutsu Kaisen Segera Hadir!