Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kita telah memasuki masa di mana industri kreatif semakin menunjukkan taringnya. Istilah IP atau Intellectual Property pun secara otomatis menjadi istilah yang umum di tengah masyarakat kreatif. Jika kebetulan kamu belum pernah mendengar istilah IP atau belum tahu tentang konsepnya, kamu bisa membaca penjelasan lengkap tentang IP di artikel ini. IP atau Intellectual Property bisa dikatakan sebagai karya andalan yang kamu buat untuk menghibur orang lain. Akan tetapi, pemahaman ini sebenarnya kurang lengkap. Sebenarnya, IP tidak hanya terfokus pada karyanya, tetapi ada tujuannya. Menurut World Intellectual Property Organization (WIPO), IP merupakan karya orisinil yang dibuat untuk tujuan komersial. Singkatnya, IP adalah karya orisinil yang dibuat untuk diperjualbelikan. Pertanyaannya: apa yang diperjualbelikan dalam dunia IP? Nah, untuk menjawab pertanyaan ini, kita tidak cukup menyebut salah satu jenis produk turunannya saja. Apakah kamu menduga bahwa buku komik adalah satu-satunya yang bisa diperjualbelikan dalam dunia IP? Tentu saja tidak. Komik berbayar hanyalah salah satu jenis produk turunan IP. Pada kenyataannya, produk turunan IP yang bisa kita perjualbelikan itu SANGAT BANYAK, lho. Penasaran dengan apa saja yang dapat digolongkan sebagai produk turunan IP? Mari simak pembahasannya! Sumber: acmeprintinginc[/caption] Menurut dictionary.com, merchandise berarti barang yang diperjualbelikan dalam sebuah bisnis. Biasanya, merchandise itu berwujud benda yang kita temukan sehari-hari, tetapi dibubuhi gambar atau logo dari sebuah karya. Contoh: goody bag, gelas, gantungan kunci, pulpen, notebook, dan sebagainya. Selain dijual secara langsung, merchandise juga sering kali digunakan perusahaan besar sebagai strategi marketing untuk mempromosikan perusahaan mereka. Dalam dunia marketing, merchandise biasanya dibagi-bagikan secara gratis sebagai bonus pada event tertentu. Merchandise cukup populer di kalangan kreator karena tak memerlukan effort yang terlalu besar. Selain itu, harganya juga jauh lebih murah daripada mencetak IP dalam bentuk komik atau novel atau game. Hal ini memberikan keuntungan kepada para kreator, sebab mereka bisa menjualnya dengan harga yang murah. Merchandise murah adalah harta karun bagi penggemar, bukan demikian? Beberapa barang yang termasuk dalam golongan merchandise adalah tas, karet ponsel, gantungan kunci, peralatan makan/minum, pulpen, kipas, dan lain-lain. Sumber: TechPrevue[/caption] Apparel atau yang lebih familiar disebut sebagai clothing/pakaian juga dapat digolongkan sebagai produk turunan IP. Apparel ini termasuk produk turunan IP yang paling mudah ditemukan di sekitar kita. Baju bertema Spiderman, jaket khas Konoha, baju koko ala Black Panther merupakan beberapa contoh turunan IP berupa pakaian yang bisa dibuat oleh kreator mana pun. Sadar atau tidak, kehadiran pakaian sebenarnya sangat penting dalam karya-karya seperti komik, film, dan novel. Pentingnya peranan fashion dalam komik ini diutarakan Jen Bartel, yang merupakan illustrator untuk DC dan MARVEL. Fashion merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membangun koneksi dengan pembaca. Sehingga, mendesain maupun menjual pakaian terkait IP yang sesuai dengan tren kekinian sangat baik bagi perkembangan karya yang kita buat. Cara menjual pakaian sebagai produk turunan IP sendiri ada tiga macam:
- Cetak sendiri (On-Demand)
- Kerjasama (bagi hasil)
- Lisensi
Sistem cetak sendiri berarti menggunakan modal pribadi untuk menyetak pakaian.
Sistem kerjasama (bagi hasil) berarti kita bekerjasama dengan produsen
clothing, yang mana hasil penjualannya akan dibagi sesuai dengan persentase yang telah disepakati. Sedangkan
sistem lisensi berarti perusahaan
clothing membeli lisensi IP yang kita buat untuk dijual kembali dalam bentuk pakaian.
Masih ada beberapa produk turunan lagi, lho! Baca di halaman selanjutnya! Sumber: target="_blank" >Youtube[/caption] Mainan atau
toys juga merupakan salah satu produk turunan IP yang populer di dunia industri kreatif. Contoh produk turunan IP berupa mainan ini misalnya
hot toys, action figure, boneka, maupun set mainan
Happy Meal yang biasa kita lihat di McDonalds. Bisa dibilang,
toys merupakan produk turunan IP yang memiliki penggemar setia dari waktu ke waktu. Bahkan, di Jakarta sendiri terdapat sebuah konvensi yang diselenggarakan khusus bagi pecinta mainan dan komik, yakni Jakarta Toys & Comics Fair. Tidak hanya dihadiri oleh pengunjung lokal, event ini pun ternyata mampu menyedot pengunjung mancanegara. Keuntungan dalam menggeluti bisnis jual mainan pun tak bisa dibilang remeh. Salah satu partisipan dalam Jakarta Toys & Comics Fair mengaku, keuntungan yang ia dapatkan dari hasil penjualan mainan dapat mencapai angka 30 juta rupiah per bulannya. Perbulan, bukan pertahun. Bayangkan berapa yang bisa ia kumpulkan selama setahun?
Sumber: Medium[/caption] Agaknya kurang lengkap kalau kita membicarakan produk turunan IP, tetapi tidak menyebut buku sebagai salah satu produknya. Benar, selain beberapa contoh yang telah disebutkan di subbab sebelumnya, buku adalah salah satu bentuk produk turunan IP yang paling mudah untuk kita pikirkan. Jenis bukunya pun tidak harus terbatas pada komik atau
graphic novel saja, tetapi bisa novel, kumpulan cerpen,
walkthrough,
artbook, sketchbook, bahkan
notebook. Semuanya bisa menjadi produk turunan yang potensial untuk diperjualbelikan. Selama kita punya penggemar, mereka akan dengan senang hati mengoleksi buku-buku ini, apalagi kalau isinya dipenuhi oleh
fun facts yang tak bisa mereka dapatkan di tempat lain. Bahkan, sebagaimana yang pernah kami bahas pada artikel
sebelumnya, meski dalam gempuran media digital, eksistensi produk cetak tak akan pernah goyah. Alasannya adalah karena buku fisik punya kapabilitas sebagai barang yang bisa dikoleksi dan menjadi kenangan.
Sumber: TNW[/caption] Ini yang paling sakral
. Menurut dictionary.com, license berarti sebuah izin resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah atau badan yang memiliki kewenangan. Mengapa
licensing penting? Menilik dari definisinya, tujuan adanya
licensing adalah agar produk atau jasa yang telah "ditempeli" oleh izin resmi tidak dapat diambil oleh sembarang orang. Lalu bagaimana jika terdapat produk yang tidak mendapatkan lisensi resmi dari
licensor/pemilik IP? Seperti yang dikutip dari Wikipedia, penggunaan
intellectual property oleh pihak ketiga tanpa lisensi resmi dari
licensor dapat dihitung sebagai pelanggaran. Dan
licensor mempunyai hak penuh untuk menuntut pelanggar. Contoh penerapan
licensing ini bisa dilihat pada karakter Si Juki yang didapuk untuk mempromosikan produk Pop Mie atau komik Tahilalats yang menjadi cameo untuk produk Samsung. Atau, kita juga bisa melihat contohnya di luar negeri. Dragon Ball, misalnya. Lisensi dari judul komik populer ini dibeli oleh KAO untuk mempromosikan produk pembersih porselen. Simak
video-nya di bawah agar tidak penasaran:
Beberapa produk turunan yang telah kami paparkan di atas hanyalah sebagian kecil dari berbagai jenis produk yang bisa dihasilkan dari sebuah IP. Beberapa IP di luar negeri bahkan tidak hanya membuat
merchandise atau barang jadi, tetapi juga sampai membuat hotel, taman bermain, hingga restoran. Katakanlah seperti Hard Rock yang memiliki berbagai macam
outlet dan Hershey yang memiliki berbagai macam tempat hiburan bertema cokelat. Hal ini menjadi bukti bahwa IP bisa kita kembangkan menjadi berbagai macam konsep. Jadi, sudahkah kamu memikirkan produk turunan mana yang paling cocok untuk IP milikmu? Atau kamu sudah punya konsep sendiri? Yang pasti, kalau ingin industri kreatif maju, kita tidak hanya perlu memperbaiki kualitas konten, tetapi juga perlu kreatif memikirkan produk turunan dari IP kita masing-masing. #NoMagerDay #NoMinderDay
Diedit oleh Fachrul Razi