Ryu Street Fighter. (Dok. Paramount Pictures, Capcom/Street Fighter)
Pada akhirnya, memang perlu diakui: 17 karakter untuk satu film Street Fighter itu sudah tergolong padat. Bahkan dengan durasi yang ideal sekalipun, hampir mustahil semua karakter mendapat porsi pengembangan yang benar-benar seimbang.
Jika fokus utama film ini memang ada pada Ryu dan Ken, maka wajar bila sebagian karakter lain lebih berfungsi sebagai pemicu konflik, penunjuk level ancaman, atau sekadar rintangan yang harus ditumbangkan di sepanjang perjalanan cerita.
Dan itu sebenarnya bukan masalah utama.
Kunci keberhasilan Street Fighter 2026 justru ada pada bagaimana karakter-karakter yang sudah dipilih ini diolah dengan tepat, apakah mereka terasa otentik dibanding versi game, punya fungsi jelas, dan meninggalkan kesan, meski tampil singkat.
Meski begitu, tetap sulit untuk tidak bertanya-tanya. Keputusan menyajikan Juli sebagai petarung mandiri tanpa Juni, atau absennya Sagat, salah satu boss paling ikonis di Street Fighter II, masih terasa ganjil bagi sebagian fans. Mungkin ada alasan naratif yang kuat, atau mungkin ini memang kompromi yang harus diambil demi fokus cerita.
Semua itu baru akan terjawab saat filmnya rilis. Kalau menurutmu sendiri, dengan roster seperti ini apakah Street Fighter 2026 sudah di jalur yang tepat, atau masih ada keputusan casting dan karakter yang terasa mengganjal?
Sampaikan pendapatmu di grup Warga Duniaku!
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku
Tele: https://t.me/WargaDuniaku