Review Film: Keramat 2, Horor Found Footage Kekinian

Kisah film ini sendiri memiliki akar masalah yang bercabang namun menyatu seiring berjalannya cerita.

Ceritanya sendiri dimulai dari tim konten kreator horor yang terdiri dari Ajil dan Keanu berencana membuat konten di kota Cirebon untuk mempertahankan eksistensi mereka. Kebetulan, tujuan mereka searah dengan Arla, Jojo dan Maura yang ingin mengerjakan tugas akhir mereka dengan meneliti tarian yang hilang di kota tersebut.

Mereka pun dibantu oleh Umay, pembuat film dokumenter untuk merekam semua kegiatan tersebut.

Masalah besar pun mulai terjadi sejak Lutesha tiba-tiba datang memperingatkan mereka akan musibah yang bisa saja merenggut nyawa mereka.

Berbeda dengan sekuel pertama yang mengangkat cerita para kru dan aktor film, Keramat 2 kali ini membawakan tema yang jauh lebih kekinian.

Yup, film ini menghadirkan para tokoh muda yang berkecimpung di dunia konten kreator yang belakangan marak di generasi milenial.

Jadi, kamu tak perlu heran jika banyak adegan-adegan berbentuk live streaming seperti yang ada di YouTube ataupun Instagram atau pun sapaan-sapaan khas para YouTuber muda.

Tidak hanya itu, ada juga adegan-adegan gimmick klarifikasi untuk mengklarifikasi setiap drama yang terjadi di media sosial.

Kalian juga nantinya akan dibuat ngakak oleh tingkah Keanu yang bisa dibilang cukup frontal.

Hanya saja, format found footage tak disarankan buat kamu yang mudah pusing karena tak terbiasa dengan pergerakan kamera yang cenderung sembarangan.

Tidak seperti sekuel pertamanya yang konfliknya adalah masalah para kru, kal ini kita akan mendapat suguhan beberapa masalah sekaligus.

Salah satunya datang dari Keanu yang sering bermasalah dengan teman-temannya akibat terlalu berambisi mempertahankan eksistensi channel videonya hingga sempat berkonflik dengan rekan-rekan satu timnya.

Selain para YouTuber horor, ada Arla, Maura dan Jojo yang sempat dirugikan gara-gara Umay terpaku pada keperluan filmnya tanpa memperhatikan kondisi mereka yang capek-capek datang dari jauh.

Lalu terakhir adalah Lutesha, seorang indigo yang menjadi kunci penting dalam konflik utama cerita tapi juga memendam agendanya tersendiri.

Konflik tersebut memang terlihat seperti berserakan di mana-mana apalagi dikarenakan pendekatan yang diambil adalah found footage. Namun jika jeli dalam menyimak setiap adegan, kalian nanti bisa memetakan semua masalah tersebut ke problem utama mereka.

Poin satu ini bisa dibilang adalah nilai plus dan juga bentuk jawaban bagi yang penasaran seperti apa ending yang sebenarnya dari sekuel pertamanya.

Yup, kejutan tersebut nantinya akan terhubung ke salah satu tokoh yang ternyata berkaitan erat dengan para karakter di film pertamanya tersebut.

Konklusi kejutan untuk fans sekuel pertamanya sendiri bisa dibilang tak cukup baik namun ini lebih dari cukup untuk membuat kalian tak lagi bertanya-tanya tentang nasib karakter film pertamanya.

Terlepas dari kualitasnya ceritanya, Keramat 2 berhasil membangkitkan rasa kangen para penggemar yang menyukai format found footage dengan suguhan beberapa konflik yang akan menyatu seiring berjalannya cerita.

Tidak hanya itu, Keramat 2 juga tampaknya telah berhasil menjadi penghubung sekaligus jawaban para penonton yang tampaknya masih belum paham akhir dari sekuel pertamanya yang rilis pada tahun 2009 silam.

Jadi, film ini layak direkomendasikan buat kamu yang suka pendekatan ala dokumenter dan tahan dengan pergerakan kamera yang tak mulus khas gaya found footage.

Itulah ulasan tentang Keramat 2: Caruban Larang.

Bagaimana pendapat kalian?

Diterbitkan pertama 01 Desember 2022, diterbitkan kembali 25 September 2024.