10 Film Horor dari Mitos Jawa, Ada Perempuan Pembawa Sial

Pertama, ada Perempuan Pembawa Sial yang mengadopsi mitos bahu laweyan. Film yang siap tayang 18 September 2025 ini menyoroti kehidupan Mirah yang menderita kutukan. Tiap kali ada laki-laki yang mendekatinya, mereka akan terkena musibah. Warga setempat pun lantas menyebutnya sebagai perempuan pembawa sial.

Mirah mulai curiga kalau kesialan yang menimpanya itu tak hanya nasib buruk, tapi merupakan kiriman seseorang. Namun, di tengah-tengah penelusuran itu, Mirah bertemu dengan Bana, laki-laki tanpa rasa takut yang memandangnya sebagai manusia, bukan kesialan seperti lainnya.

Selanjutnya datang dari film Kajiman: Iblis Terkejam Penagih Janji yang terinspirasi dari cerita mitologis Jawa sosok Kajiman. Kajiuman sendiri merupakan makhluk yang dianggap bisa dimanfaatkan sebagai ‘pembantu’ untuk melakukan pesugihan. Makhluk tersebut mendekati manusia agar mereka terlibat dalam praktik ilmu hitam.

Ceritanya tentang Asha, seorang perawat yang berusaha bangkit lagi setelah ditinggal selamanya oleh sang ibu. Ia bekerja sebagai perawat pribadi seorang lansia yang punya penyakit misterius. Seiring waktu berjalan, Asha sering diganggu oleh berbagai gangguan.

Penasaran apa yang terjadi pada dirinya, Asha yang dibantu temannya, Rama, mencoba untuk mencari tahu. Naas, mereka justru terjebak dalam ritual sesat yang dikelilingi oleh pengikut Kajiman.

Dalam mitos Jawa, terutama dalam ajaran Kejawen, Jagat Arwah adalah istilah yang merujuk pada dunia lain yang ditempati oleh roh-roh sudah meninggal. Orang-orang Kejawen mempercayai istilah “sedulur papat limo pancer” yang artinya ada empat makhluk gaib menemani manusia dari dalam kandungan hingga meninggal dunia.

Cerita diawali dengan kematian ayah Raga secara mendadak. Saat mencari tahu penyebabnya ia menemukan fakta bahwa dirinya adalah keturunan penyeimbang antara dunia manusia dan dunia arwah dengan gelar Aditya ke-7.

Dibantu sang paman, Raga mulai belajar untuk mengendalikan kekuatannya. Ia juga berhasil membuka mata batinnya yang membuatnya mengetahui kalau ternyata dirinya terikat dengan tiga sosok hantu, yaitu Nonik, Genderuwo, dan Kunti.

Almarhum merupakan film horror yang mengungkit kepercayaan masyarakat Jawa terkait kematian pada Selasa Kliwon. Konon, waktu tersebut adalah hari sial yang memiliki aura mistis kuat. Siapa saja yang meninggal pada hari itu, anggota keluarganya pun akan segera menyusulnya.

Hal itu terjadi pada keluarga Nuri yang ayahnya meninggal pada Selasa Kliwon. Mereka diminta untuk melakukan suatu ritual untuk mencegah tragedi mengerikan itu terjadi, tapi Wisesa sebagai anak sulung menolak. Menurutnya, hal tersebut sangat tak masuk akal.

Sejak saat itu, rangkaian peristiwa aneh mulai menyerang Nuri dan adiknya. Mereka terpaksa harus mencari tahu alasan di balik tragedi tersebut dan kebenaran mitos soal Selasa Kliwon.

Menurut kepercayaan yang beredar, malam 1 Suro merupakan waktu arwah leluhur yang sudah meninggal mengunjungi keluarganya. Saat malam itu tiba, tidak ada yang boleh melakukan kegiatan tertentu seperti berteriak, jalan-jalan pada malam hari, sampai mengadakan pesta.

Film yang diangkat dari mitos tersebut bercerita mengenai Adinda yang baru saja pindah ke rumah di wilayah terpencil bersama suaminya. Sedang hamil besar, ia sering diusik oleh makhluk tak kasat mata, bahkan sampai sering berhalusinasi.

Ketika Adinda mengalami kontraksi, ia langsung dilarikan ke rumah sakit oleh sang suami. Namun, saat suaminya pulang untuk mengambil barang-barang dan kembali ke rumah sakit, menurut pengakuan warga setempat gedung tersebut hanyalah bangunan tua yang sudah kosong selama 15 tahun.

Film horor berdasarkan mitos Jawa selanjutnya berjudul Lampor: Keranda Terbang. Menurut cerita yang berkembang, kehadiran hantu lampor atau keranda terbang menjadi pertanda datangnya musibah berupa wabah penyakit.

Di dalam film, diceritakan ayah Netta yang melakukan perbuatan sesat. Setelah 25 tahun pergi dari kampung bersama ibunya, Netta kembali untuk menyampaikan pesan terakhir almarhum untuk sang ayah. Sayang, ayahnya sudah meninggal sebelum ia tiba.

Warga kampung menyambut kedatangan Netta dan keluarganya dengan penuh curiga sebagai pembawa sial. Pasalnya, mereka jadi sering diteror Lampor, setan pencabut nyawa yang suka membawa keranda terbang. Bahkan, teror itu juga mendatangi anak-anak Netta. Tak ada jalan lain baginya selain menghadapi itu semua.

Film ini berdasarkan seni tari tradisional asli asal Banyumas yang ternyata punya mitos. Salah satu mitos yang dipercaya adalah larangan untuk mengenakan pakaian dengan warna tertentu agar penari tak mengalami kesurupan.

Tarian Lengger Maut berlatar di Desa Pagar Alas yang sedang heboh dengan maraknya pembunuhan di lingkungan mereka. Semua itu bermula saat seorang dokter muda bernama Jati datang ke desa tersebut. Jati ternyata adalah seorang pembunuh berantai yang terobsesi dengan jantung manusia.

Dokter itu tak sengaja melihat Sukma menarikan Tari Lengger dan jantungnya langsung berdegup kencang. Pada saat yang sama, warga desa percaya satu-satunya cara untuk menghentikan musibah tersebut adalah dengan ritual Tari Lengger. Mendengar hal itu, Sukma pun menjalani ritual demi mendapatkan Indang yang dipercaya bisa melindungi penari lengger lain dan desanya.

Berikutnya, berkaitan dengan lagu Lingsir Wengi yang terkenal dengan mitos mengerikan. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, lagu tersebut bisa mengundang kuntilanak datang kepada siapa saja yang memutarnya.

Tembang Lingsir mengikuti kisah Mala yang akrab dengan lagu Lingsir Wengi karena diajarkan ibunya sejak kecil. Sejak kebakaran yang menimpa rumahnya dan kepergian ibunya, Mala tak lagi bisa berbicara dan kemudian tinggal di rumah pamannya.

Anehnya, saat Mala tiba, suasana rumah menjadi lebih mencekam dan muncul berbagai kejadian mistis. Mala juga sering diganggu oleh suara-suara aneh. Kira-kira, apakah ada kaitannya dengan lagu yang pernah dia pelajari dari mendiang sang ibu?

Inang mengikuti kehidupan Wulan yang hamil di luar nikah. Pacarnya tak mau bertanggung jawab dan memilih untuk kabur. Mau tak mau, Wulan harus berjuang sendirian mengurus bayi yang sedang dikandungnya itu. 

Suatu hari, Wulan bertemu dengan keluarga yang berkenan untuk membantunya. Mereka siap untuk merawat Wulan dan mengadopsi anaknya. Hari persalinan sudah ditentukan, yaitu tepat pada Rabu Wekasan. Menurut kepercayaan orang Jawa, bayi yang lahir pada hari tersebut harus diruwat untuk menghilangkan malapetaka yang diyakini akan muncul di hari yang sama.

Film berikutnya berjudul Di Ambang Kematian yang berangkat dari mitos masyarakat Jawa tentang pesugihan menggunakan kambing kendit untuk menjadi kaya raya. Ceritanya mengenai sebuah keluarga yang harus menumbalkan setiap anggota keluarganya secara satu per satu setiap 10 tahun sekali.

Hal tersebut harus dilakukan karena sang ayah melakukan praktik ilmu hitam. Jika tak dijalankan, keluarga tersebut akan terkena kutukan mengerikan. Bukan itu saja, mereka juga seringkali diteror oleh kejadian mistis dan harus tunduk terhadap aturan si Ayah.

Itulah deretan judul film horor dari mitos Jawa, salah satunya Perempuan Pembawa Sial yang dijadwalkan tayang September mendatang. Siapkan keberanianmu sebelum menontonnya, ya!

Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku

Tele: https://t.me/WargaDuniaku

1. Mengapa banyak film horor Indonesia terinspirasi mitos Jawa?

   Karena budaya Jawa kaya akan cerita rakyat dan legenda mistis yang kuat.

2. Apakah mitos dalam film horor Jawa selalu sesuai dengan versi asli?

   Tidak selalu, sering ada modifikasi untuk kebutuhan cerita.

3. Apakah film horor Jawa selalu berlatar pedesaan?

   Tidak selalu, tapi suasana desa sering dipilih untuk menambah kesan angker.