Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
Momen Paling Emosional di One Piece
Portgas D. Ace (dok. Toei Animation/ One Piece)

Intinya sih...

  • Perpisahan dengan Going Merry, kapal bukan sekadar kapal tapi teman setia kru Topi Jerami yang meninggalkan kesedihan mendalam.

  • Kematian Ace di pelukan Luffy, momen tak terlupakan yang meninggalkan dampak besar bagi banyak orang, terutama Luffy.

  • Masa lalu Nico Robin, karakter penting dengan latar belakang tragis yang membuatnya memilih mencari rasa aman di dunia kriminal.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sejak pertama kali rilis, One Piece telah menghibur para penggemarnya dengan kisah petualangan yang penuh aksi nan menakjubkan. Di samping itu, penggemar juga menyaksikan berbagai adegan haru yang tak jarang membuat orang-orang tersentuh bahkan menangis.

Salah satu momen paling emosional di One Piece adalah ketika Ace tewas saat berusaha menyelamatkan Luffy. Yuk, simak banyak momen lainnya di sini!

1. Perpisahan dengan Going Merry

Going Merry (dok. Toei Animation/ One Piece)

Going Merry bukan sekadar kapal. Dia merupakan rumah sekaligus teman pelayaran yang telah setia menemani setiap petualangan besar yang dilalui Topi Jerami. Sialnya, Going Merry akhirnya menyerah dan tak mungkin diperbaiki lagi dengan cara apapun.

Seluruh kru berduka, terutama Usopp yang sempat memisahkan diri dari kru demi menyelamatkan Merry. Meski begitu, mereka mencoba untuk tetap teguh.

2. Kematian Ace di pelukan Luffy

Portgas D. Ace (dok. Toei Animation/ One Piece)

Kematian Portgas D. Ace adalah momen tak terlupakan yang meninggalkan dampak besar bagi banyak orang, terutama Luffy. Wajar saja, mengingat Ace kehilangan nyawanya karena berusaha menyelamatkan Luffy dari serangan Akainu.

Sampai akhir hayatnya, Ace tetap bertindak layaknya kakak laki-laki sejati bagi Luffy. Luffy sendiri benar-benar terpukul karena tragedi tersebut, sebab ia berada di sana demi menyelamatkan Ace yang hendak dieksekusi.

3. Masa lalu Nico Robin

Robin (dok. Toei Animation/ One Piece)

Beberapa karakter penting dalam seri One Piece punya latar belakang tragis, termasuk Nico Robin. Sejak kecil, ia dirundung karena kekuatan Buah Iblisnya yang aneh. Lantas, Marinir membantai seluruh desanya, memaksanya hidup bermodalkan belas kasihan Aokiji, meski akhirnya sosok itu menjadikannya buruan berharga tinggi.

Rentetan insiden traumatis yang menimpa Robin membuatnya memilih untuk mencari rasa aman di dunia kriminal. Inilah yang menghubungkannya dengan Baroque Works dan Crocodile.

4. Perpisahan kru Topi Jerami

Kuma (dok. Toei Animation/ One Piece)

Anggota Bajak Laut Topi Jerami sempat dituntut untuk melalui masa-masa yang sulit, yakni berpisah. Meski hanya sementara, tetapi hal ini penting untuk dilakukan. Pasalnya, selama momen tersebut, masing-masing dari mereka akan memulai perjuangan demi melatih kekuatan.

Perpisahan sementara tersebut dipicu oleh insiden di Kepulauan Sabaody. Kuma-lah yang berinisiatif karena ingin menyelamatkan kru dari ancaman yang lebih besar.

5. Latar belakang Nami

Nami (dok. Toei Animation/ One Piece)

Arlong masuk dalam daftar karakter paling dibenci di sepanjang seri karena kekejaman yang dia lakukan terhadap salah satu karakter penting dalam cerita, yaitu Nami. Arlong adalah orang yang bertanggung jawab atas masa lalu menyedihkan yang dialami navigator andalan Topi Jerami tersebut.

Demi membebaskan desanya, Nami dipaksa bekerja untuk Arlong. Namun, pada akhirnya Nami justru dikhianati.

6. Luffy vs. Sanji

Luffy vs. Sanji (dok. Toei Animation/ One Piece)

Momen paling emosional di One Piece berikutnya ialah ketika Sanji dipaksa bertarung melawan Luffy. Adegan ini terjadi selama alur Whole Cake Island Arc yang mengeksplorasi masa lalu Sanji.

Selama alur tersebut, Sanji harus kembali menghadapi keluarganya yang menentukan pernikahan politik antara dirinya dengan salah satu anak Big Mom, Charlotte Pudding. Demi melindungi teman-temannya, Sanji harus mengkhianati Topi Jerami, lalu akhirnya berkonfrontasi dengan kaptennya sendiri.

7. Perselisihan Luffy dan Usopp

Luffy vs. Usopp (dok. Toei Animation/ One Piece)

Ketegangan antara Usopp dan Luffy memuncak setelah Going Merry dipastikan tak dapat diperbaiki. Luffy memutuskan untuk mengganti Merry dengan kapal baru, tetapi Usopp menolak keputusan itu karena baginya Merry adalah harta berharga dan bagian penting dari kru. Karena pertentangan tersebut, Usopp nekat menyatakan keluar dari Top Jerami.

8. Usopp bergabung kembali dengan kru

Luffy dan Usopp (dok. Toei Animation/ One Piece)

Dalam upaya menyelamatkan Robin dari cengkeraman CP9, Topi Jerami harus melakukan penyamaran. Lalu, mereka kembali ke Water 7 untuk menemui Franky demi mendapatkan kapal baru, Thousand Sunny. Masalahnya, Usopp yang sempat berselisih dengan Luffy perihal Going Merry tak kembali. Untungnya, Usopp akhirnya memutuskan untuk bergabung kembali dengan kru.

Nah, itulah deretan momen paling emosional di One Piece. Mana yang paling membekas dan berhasil membuatmu menangis?

Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku

Tele: https://t.me/WargaDuniaku

FAQ seputar momen paling emosional di One Piece

  1. Apa momen paling emosional di One Piece menurut para penggemar?
    Banyak fans menganggap kematian Ace di Marineford sebagai momen paling emosional. Adegan saat Luffy menangis tak berdaya setelah Ace meninggal di pelukannya sering disebut sebagai puncak tragedi dalam seri ini.

  2. Kenapa kematian Going Merry juga dianggap menyedihkan?
    Karena Going Merry bukan sekadar kapal, tapi anggota kru yang punya “jiwa”. Saat Going Merry “berbicara” dan berterima kasih pada kru sebelum terbakar, banyak penonton yang menangis. Itu simbol ikatan dan perpisahan yang indah.

  3. Apakah One Piece hanya penuh kesedihan?
    Tidak! Justru One Piece dikenal karena perpaduan antara tawa, petualangan, dan air mata. Oda membuat kita menangis bukan karena duka semata, tapi karena kisah harapan, perjuangan, dan cinta yang universal.

Editorial Team