Review Episode 1 & 2 May I Ask For One Final Thing, Putri Mad Dog!
- Sinopsis kisahnya! Pangeran kedua Kyle membatalkan pertunangannya dengan Putri Scarlet di tengah pesta dansa kerajaan, memicu emosi yang terpendam.
- Alur yang melesat! Adaptasi anime ini berjalan cepat dari flashback masa kecil Scarlet hingga percobaan pembunuhan, tanpa banyak drama tambahan.
- Akting suara yang pas! Asami Seto dan Wataru Katou memberikan chemistry yang sesuai untuk kedua pasangan tarik ulur ini.
Akhirnya, adaptasi anime May I Ask For One Final Thing rilis di Crunchyroll! Seperti apa impresi pertama kami? Temukan di sini!
1. Sinopsis kisahnya!
Pangeran kedua Kyle tiba-tiba mengumumkan pembatalan pertunangannya bersama Putri bangsawan keluarga Vandimion, Scarlet El Vandimion di tengah-tengah pesta dansa kerajaan. Menariknya, Scarlet hanya menghela napas dan mempersiapkan sarung tangannya untuk melampiaskan emosinya yang terpendam bertahun-tahun: menghajar Kyle, pasangan barunya, dan siapapun yang membuatnya jengkel.
2. Alur yang melesat
Adaptasi ini berjalan luar biasa cepat dengan langsung menuntaskan flashback masa kecil Scarlet di episode pertama dan tahu-tahu langsung move on ke percobaan pembunuhan di episode keduanya. Sementara itu, beberapa bagian seperti sisi dramatis kisah anak yang menjual mithril bohongan pun langsung dilalui begitu saja, seakan menegaskan bahwa plot yang ingin diusung versi anime bakal lurus-lurus saja tanpa rem.
3. Akting suara yang pas
Pilihan Asami Seto untuk menyuarakan Scarlet, dan Wataru Katou sebagai pangeran pertama Julius pun berkesan cocok dan memberikan chemistry yang sesuai untuk kedua pasangan tarik ulur ini. Selain itu, dari sisi tokoh yang menjengkelkan pun Taito Ban dan Ai Kakuma langsung memberikan penampilan yang tidak kalah cocok sebagai pangeran kedua Kyle dan selingkuhannya, Terenezza.
4. Animasi yang sayangnya cukup
Untuk anime bertema Villainess yang seharusnya menyajikan aksi dinamis Scarlet El Vandimion ini, LIDENFILMS memberikan presentasi yang berkesan biasa saja untuk adegan aksinya dan malah lebih komitmen menaruh fokusnya ke adegan drama seolah ini serial Shoujo biasa. Satu persatu set aksi di kedua episode perdana ini disajikan secukup adanya, meskipun dari sisi ekspresi setiap adegan sudah menyajikan penceritaan visual yang bare minimum.
5. Konspirasinya cepat banget!
Sekali lagi, hal-hal di atas pun tidak lepas dari pace penceritaan versi anime yang seolah dikebut waktu seperti seri kejar tayang. Andaikan proporsi adegan di serial ini bisa lebih diperpanjang lagi, memutus kisahnya di satu area konflik besar malah terlihat jadi pilihan yang lebih baik dari pada merangkum seluruh serial dalam satu cour pendek dengan presentasi yang terburu-buru.
Apa pendapatmu sendiri terhadap episode 1 & 2 May I Ask For One Final thing? Bagikan di kolom komentar!
