Heisuke dan Kamihate menghadapi unjuk rasa pendukung Slur setelah kemenangan mereka.
Grup Amane memantau situasi kerusuhan yang dipicu oleh tindakan penguncian pistol di berbagai wilayah Jepang.
Saionji bersaudara menembaki semua orang dan mulai menargetkan kelompok Amane.
Setelah kemenangan Heisuke dan Kamihate, masalah kebijakan senjata api rupanya masih jauh dari kata selesai. Bahkan skalanya sudah mulai mencakup secara nasional akibat banyaknya unjuk rasa yang digerakkan para pendukung Slur yang merasa diuntungkan akan kebijakan pembunuhan secara legal.
Bagaimana situasinya? Berikut pembahasannya di Sakamoto Days bab 231!
Setelah si polisi, pegulat, dan Kumanomi berhasil dikalahkan, kelompok Sakamoto sendiri bisa bernafas lega untuk sementara.
Sayangnya, Heisuke malah keburu tumbang duluan gara-gara kehabisan banyak darah. Mau tak mau, Kamihate menggendong pemuda tersebut menuju ke tempat perawatan.
Namun saat di perjalanan, keduanya dikejutkan oleh pemandangan unjuk rasa di mana para pendemo kebanyakan membawa bendera logo Slur. Heisuke bahkan bisa mendengar ada warga yang berorasi kalau ia baru saja membunuh bosnya di tempat kerja. Bahkan ada ibu-ibu yang berteriak mendukung kebijakannya tersebut karena telah membela mereka yang lemah.
Mendengar itu, Heisuke sampai merasa tak percaya kalau moral masyarakat bisa turun serendah itu.
Kamihate yang tak tahan lagi memutuskan buru-buru membawa Heisuke pergi dari situ.
Situasi unjuk rasa tersebut rupanya dipicu oleh tindakan penguncian pistol yang membuat para warga tak lagi bisa menembak. Gara-gara itu, terjadi unjuk rasa di berbagai daerah yang bahkan beberapa di antaranya mulai berbuntut pada kerusuhan.
Para sekutu Sakamoto yang terdiri dari Amane, Mafuyu, Natsuki, Nao, dan Kaji sendiri kebetulan menonton berita tersebut dari siaran TV di markas JCC. Ada yang merasa kalau tindakan penguncian pistol ini adalah pemicu untuk membuat hasrat buas masyarakat semakin menjadi-jadi.
Amane sendiri berpikir kalau situasi itu mirip dengan tempat dulu ia dibesarkan. Semua orang cuma ditipu sampai kehilangan jati diri dan rasa kemanusiaannya.
Dari situlah, Amane bertekad kalau kali ini, mereka akan melakukan hal yang sama seperti yang dulu kelompok Sakamoto lakukan, menghentikan kegilaan tersebut sebelum merembet lebih jauh.
Saat grup Amane sedang membicarakan masalah kerusuhan di TV, mereka dikejutkan oleh pasangan kembar yang berbicara dengan dialek Kansai.
Yah, mereka adalah Saionji bersaudara yang dulu sempat direkrut oleh Gozu ke dalam organisasi Uzuki. Pada awalnya, semua berjalan biasa saja sampai si perempuan tiba-tiba menembaki semua orang dengan senapan mesinnya.
Untungnya, grup Amane masih sempat menghindar sehingga tak ada yang terluka. Saudara laki-laki gadis itu sendiri cuma bisa minta maaf atas kelakuan kerabatnya tersebut.
Nah, dari situ Amane mulai sadar siapa yang sedang berada di depan mereka semua. Rupanya, pasangan kembar tersebut terkenal karena nilai mereka di pelatihan JCC adalah yang tertinggi dalam sejarah.
Nah, saat mendengar ucapan Amane yang tahu siapa dirinya, Shiina menanyakan pada saudaranya siapa yang akan mereka bunuh kali ini.
Pemuda itu sendiri mengecek catatannya dan menjawab kalau mereka sekarang ditugaskan untuk membunuh orang-orang yang punya keterkaitan dengan toko Sakamoto. Mendengar hal itu, Shiina cuma memasang wajah tak puas. Ia sendiri berkata harusnya tak masalah membunuh sebanyak-banyaknya agar target mereka tercapai lebih mudah.
Dari situlah, grup Amane harus bersiap menghadapi si maniak pembunuh tersebut dan saudaranya yang kekuatannya belum diketahui.
Itulah pembahasan tentang awal dari pertarungan grup Amane dan pasangan kembar Saionji.
Bagaimana pendapat kalian?
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku