Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
Saitama dan Fubuki
Saitama dan Fubuki (dok. J.C.Staff/ One Punch Man Season 3)

Intinya sih...

  • One Punch Man Season 3 dihujat karena kualitas visual dan animasi yang gagal memenuhi standar.

  • Musim pertama OPM sukses berkat kolaborasi tim profesional, sementara musim ketiga mengulangi kegagalan musim kedua.

  • J.C.Staff, studio yang mengerjakan animasi musim kedua, juga terlibat dalam kegagalan produksi musim ketiga.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Produksi musim ketiga anime One Punch Man diumumkan pertama kali pada Februari 2025 lalu. Kabar tersebut jelas membuat para penggemar bersuka cita sebab penantian lama mereka akhirnya segera terbayar.

Masalahnya, ada beberapa poin yang membuat orang-orang gundah, dan benar saja, kekhawatiran itu menjadi nyata. Penggemar merasa kecewa dan tak ragu-ragu meninggalkan kritik pedas serta rating rendah di berbagai platform.

Lebih jelasnya, kenapa One Punch Man Season 3 disebut jelek? Cari tahu jawabannya, yuk!

1. Kenapa One Punch Man Season 3 banyak dihujat?

adegan Garou meluncur. (dok. J.C.Staff/One Punch Man)

Kualitas visual dan animasi yang gagal memenuhi standar jelas menjadi alasan One Punch Season 3 disebut jelek. Bisa dibilang, komite produksi yang bekerja di balik layar seperti tak belajar dari kegagalan yang mereka lakukan pada musim sebelumnya.

Ketika episode pertama OPM Season 3 rilis pada 12 Oktober kemarin, penggemar diberi serangkaian kejutan yang tak didambakan, salah satunya berupa “animasi slide show”. Kemarahan penonton pun kian memanas, apalagi setelah menyaksikan adegan Garou meluncur pada episode kedua, yaitu saat sang Pemburu Pahlawan hendak menghampiri Tareo.

Puncaknya ialah episode keenam yang tayang 16 November, di mana episode berjudul “Motley Heroes” ini mendapat rating terendah dari yang pernah ada, khususnya pada situs IMDb. Saat artikel ini ditulis, rating itu sudah jauh merosot di angka 1.5/10.

Musim ketiga OPM mengundang hujatan dari banyak pihak karena ketidakmampuannya dalam menganimasikan salah satu babak terbesar dari seri karya ONE dan Murata. Mereka memangkas banyak bagian penting yang mestinya dapat menyelaraskan adegan demi adegan agar tidak flat. Bahkan, sekuel ini gagal memenuhi ekspektasi penggemar yang ingin melihat wujud baru Genos dianimasikan secara detail.

2. Madhouse mendongkrak popularitas adaptasi anime OPM

Saitama vs Meteor (dok. Madhouse/ One Punch Man)

Adaptasi anime One Punch Man debut pada Fall 2015 lalu. Kala itu, serial ini sukses menyita perhatian bukan hanya karena manga aslinya yang sudah lebih dulu populer, tetapi juga berkat pihak yang terlibat dalam proyek tersebut.

Musim pertama disebut-sebut sebagai proyek beranggaran tinggi yang melibatkan orang-orang hebat dan profesional dalam prosesnya. Yuichiro Fukushi selaku produser Madhouse membentuk tim beranggotakan Shingo Natsume selaku sutradara, serta Chikashi Kubota sebagai desainer karakter.

Alhasil, OPM Season 1 hadir sebagai salah satu anime super power yang sukses. Adegan pertempuran antara pahlawan dan monster benar-benar dianimasikan dengan baik. Di musim pembuka ini, setiap pukulan khas Saitama juga terasa begitu monumental.

Debut adaptasi anime One Punch Man membuktikan bahwa dibutuhkan kolaborasi yang kompak demi melahirkan karya yang tak hanya epic, tetapi juga berkesan dan diingat banyak orang. Mereka mestinya adalah sekelompok kreator yang tak bekerja semata-mata karena kewajiban, tetapi kecintaan terhadap proyek yang mereka tangani.

3. OPM Season 3 mengulangi kegagalan dari musim kedua

One Punch Man Season 3 (dok. J.C.Staff/ One Punch Man Season 3)

Kebanyakan penggemar sudah menurunkan standar dan ekspektasi mereka terhadap musim ketiga OPM setelah mengetahui nama-nama yang bekerja dalam proses produksinya. Hal yang paling disorot, sih, studio anime yang mengerjakan animasinya, yaitu J.C.Staff. Nah, J.C.Staff adalah studio yang memproduksi anime One Punch Man Season 2. Masalahnya, dari sinilah mimpi buruk itu terjadi.

Kegagalan One Punch Man Season 3 merupakan buntut dari musim kedua yang kualitasnya menurun drastis dari musim awalnya. Mungkin, ini adalah dampak dari ketidaksabaran komite produksi yang menghendaki sekuel OPM dalam waktu dekat. Sayangnya, jadwal Madhouse sudah terlalu padat karena proyek besar lainnya. Di samping itu, produser dan sutradara sebelumnya pun lebih dulu ditarik ke proyek anime yang lain.

Komite produksi akhirnya dengan tergesa-gesa memutuskan untuk beralih studio, dan J.C.Staff lah yang menerima pekerjaan tersebut. Padahal, mereka sendiri saat itu bisa dibilang cukup kewalahan karena mengerjakan beberapa proyek sekaligus.

Meski tim produksi dirombak, tetapi faktanya OPM Season 3 lagi-lagi gagal. Musim ini justru terasa bagai bencana buat waralaba itu sendiri. Tak sedikit pula penggemar yang beranggapan bahwa lebih baik membiarkan adaptasi anime OPM hiatus daripada mengorbankan standar.

Jadi, alasan kenapa One Punch Man Season 3 disebut jelek ialah karena kualitasnya yang jauh menurun, terutama jika dibandingkan dengan musim keduanya. Bagaimana tanggapanmu?

Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku

Tele: https://t.me/WargaDuniaku

FAQ seputar kenapa One Punch Man Season 3 disebut jelek

Kenapa kualitas animasinya dianggap buruk?

Banyak penonton merasa animasi Season 3 menurun dibanding Season 1 yang digarap Madhouse.

Apakah ada masalah desain karakter?

Ada yang mengeluhkan perubahan style yang terasa lebih “kaku”, kurang dramatis, atau tidak konsisten dengan musim sebelumnya.

Apakah adaptasi cerita dari manga tidak setia?

Sebagian fans merasa ada pemotongan atau penyederhanaan adegan penting yang membuat momen besar kurang impactful.

Editorial Team