6 Fakta Anime Gachiakuta, Eksplorasi Berbagai Tema Sosial

Serial anime Gachiakuta berangkat dari manga shounen yang ditulis dan diilustrasikan oleh Kei Urana. Manga ini mengusung genre action, dark fantasy, serta dystopia.

Manga Gachiakuta pertama kali terbit pada 16 Februari 2022 lalu di Weekly Shonen Magazine milik Kodansha. Per Juni 2025, tercatat bahwa manga ini telah terkumpul sebanyak 15 volume tankobon dan telah sampai pada bab 144 yang tentunya masih akan terus berlanjut.

Adaptasi anime Gachiakuta pertama kali diumumkan pada Juni 2024 lalu lewat key visual dan video teaser yang diunggah melalui akun resmi Gachiakuta di X dan YouTube. Adaptasi ini diproduksi oleh Bones Film yang juga menggarap anime My Hero Academia: Vigilantes yang baru tayang pada musim lalu.

Fumihiko dipercaya untuk menjadi sutradaranya bersama dengan Hiroshi Seko sebagai penulis naskah. Adapun Satoshi Ishino yang mendesain karakter serta Taku Iwasaki sebagai komposer musiknya.

Anime Gachiakuta menggandeng deretan seiyuu terkemuka Jepang, seperti Aoi Ichikawa (Rudo), Katsuyuki Konishi (Enjin), dan Yoshitsugu Matsuoka (Zanka). Selain itu, ada Yuuki Shin (Jabber), Yumiri Hanamori (Riyo), Toshiyuki Morikawa (Regto), dan masih banyak lagi.

Serial Gachiakuta mengajak para penggemarnya untuk menjelajahi dunia distopia, sebuah tempat bernama Sphere. Pulau terapung tersebut dihuni oleh orang-orang yang dikelompokkan menjadi dua kelas sosial, yaitu kelas elit dan “suku” yang tinggal di permukiman kumuh.

Di samping itu, ada jurang raksasa yang dikenal sebagai Dunia Bawah. Di sanalah kelas elit membuang semua sampah mereka, atau mengasingkan orang suku yang melakukan kejahatan.

Serial ini mengeksplorasi berbagai tema sosial. Orang-orang elit hidup mewah dan memandang rendah orang “suku”. Ada diskriminasi yang jelas dialami oleh penduduk wilayah kumuh. Gambaran daerah tempat kedua kelas tinggal pun dibuat begitu kontras.

Fakta uniknya, Kei Urana menulis Gachiakuta lantaran terinspirasi oleh pengalaman masa kecilnya sendiri. Pada dasarnya, Gachiakuta berfokus pada sejumlah karakter yang mengembangkan ikatan kuat bersama benda-benda kesayangannya sayang sehingga memiliki jiwa dan menjadi objek vital.

Dulu, Urana pernah mematahkan pena kesayangan miliknya. Dia begitu kehilangan sekaligus merasa seakan-akan pena itu memohon kepadanya. Pengalaman inilah yang mendorongnya untuk menciptakan karya sebagus Gachiakuta.

Kei Urana bertindak sepenuhnya sebagai illustrator untuk manga Gachiakuta. Namun, di samping itu, manga ini turut menghadirkan desain grafiti yang dibuat oleh Andou Hideyoshi.

Grafiti dikenal sebagai seni jalanan yang telah menyediakan ruang bebas bagi siapa saja untuk berekspresi. Selain itu, dalam seri Gachiakuta khususnya, grafiti juga mampu memberikan makna naratif bagi para pembacanya.

Serial Gachiakuta memperkenalkan konsep kekuatan di mana seseorang mampu memanfaatkan benda mati yang dianggap sampah oleh banyak orang, tapi berharga baginya karena bisa jadi senjata. Hal ini pertama kali diperlihatkan ketika Rudo secara ajaib membangkitkan kekuatannya dan menggunakan sampah di sekitarnya untuk membunuh hewan bernoda yang menyerangnya.

Konsep kekuatan tersebut mengingatkan penggemar pada serial The Law of Ueki. Dalam seri tersebut, karakter utamanya yang bernama Ueki memiliki kemampuan untuk mengubah sampah menjadi pohon.

Nah, itulah sejumlah fakta anime Gachiakuta yang wajib kamu tahu. Episode terbaru anime ini update setiap Sabtu, jangan sampai terlewat, ya.

Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku

Tele: https://t.me/WargaDuniaku