5 Perbedaan Crows Zero II Versi Manga dengan Film!
Secara keseluruhan, versi manganya lebih lucu dari filmnya
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat pertama mendengar soal Crows Zero II versi manga, penulis mengira hanya akan disuguhi adegan-adegan filmnya, tapi kali ini dalam bentuk gambar. Soalnya manganya rilis setelah filmnya. Manganya rilis 2012, filmnya rilis 2009.
Namun ternyata ada perbedaan antara Crows Zero II manga dengan film.
Garis besar plot Crows Zero II versi manga maupun film masih sama. Genji Takiya berperan dalam hancurnya gencatan senjata Suzuran dengan Housen. Housen lalu menyerang siswa Suzuran, siswa Suzuran menyerang balik, pada akhirnya GPS dan Pasukan Serizawa bersatu untuk melawan Housen.
Tapi selain itu Crows Zero II versi manga memberi tambahan dan pengurangan plot yang membuat kisahnya tetap terasa unik, meski kamu sudah menonton filmnya sekalipun. Ini daftarnya!
1. Plot Kawaishi Noboru tidak terlalu disorot di versi manga
Kawaishi Noboru adalah orang yang membunuh Makio Bitou. Di versi film, detik dia keluar dari penjara dia langsung diburu Housen saat ziarah ke makam Makio.
Kejadian itu berbuntut panjang saat Kawaishi kebetulan sampai ke tempat nongkrong yuniornya dulu, Serizawa Tamao. Serizawa mencoba untuk melindungi Kawaishi, namun tensi memanas dengan Housen.
Saat situasi semakin meruncing, Genji tahu-tahu muncul dan menghajar Housen. Gencatan senjata pun rontok.
Tak sampai di situ, Kawaishi kemudian mencoba gabung dengan kelompok Yakuza. Bos kelompok itu menolak, namun anggota kelompok Yakuza membujuk Kawaishi untuk membuktikan kemampuannya dengan menyerang bos geng rival mereka: ayah Genji Takiya.
Upaya pertama Kawaishi membuat ayah Genji masuk rumah sakit, namun masih hidup. Dalam upaya kedua, Ken Katagiri akhirnya bisa menghentikan Kawaishi.
Semua kejadian itu tak ada di Crows Zero II versi manga. Bahkan sebenarnya konflik Housen dan Suzuran memanas pun tidak disebabkan oleh Kawaishi, melainkan karena adanya keretakan di tubuh SMA Housen.
Menjelang pertempuran terakhir di manga, Kawaishi Noboru sempat bertemu dengan Kumakiri Rikiya dan Shibayama Hayato, yang mengejar-ngejarnya di awal film. Namun para pemimpin Housen itu seperti tidak mengenalnya.
Karena Kawaishi Noboru kurang disorot, semua subplot Yakuza pun sirna dari Crows Zero II versi manga. Ayah Genji tidak tertembak oleh Kawaishi, dan peran Ken Katagiri ikut mengkerut.
Baca Juga: Ini 5 Pemimpin Terbaik SMA Housen dari Crows Zero hingga Worst!
2. Manga Crows Zero II memperlihatkan Narumi Taiga harus menyatukan Housen dulu
Di Crows Zero II versi film, Housen sejak awal sudah bersatu teguh di bawah Narumi Taiga. Tidak demikian kejadiannya di versi manga.
Versi ini menyorot kalau Narumi awalnya sempat kehilangan kekuasaannya atas Housen karena terpukul atas kematian Makio. Lalu ia mulai meraih respek dari para bos lain, seperti Matoba Toushi (yang harus dia hajar), Kumakiri Rikiya (yang juga harus ia yakinkan sambil berkelahi), dan Hayato Shibayama.
Masalahnya, saat Narumi akhirnya berhasil menyatukan Housen lagi, Matoba dan Shibayama sudah terlebih dahulu berkomplot membakar konflik dengan Suzuran.
Begitu Narumi mengalahkan Matoba, Shibayama sudah berhasil memprovokasi Genji Takiya untuk menyerangnya. Narumi sendiri memang berencana menggulingkan Suzuran, jadi Narumi pun melanjutkan saja rencana yang sudah dijalankan oleh Matoba dan Shibayama.
3. Versi manga memiliki tambahan karakter, Kuga, dan subplot yang berhubungan tentang dirinya
Kamu-kamu sekalian yang nonton versi film, apakah kamu mengenal orang di atas? Mungkin tidak, karena dia memang tidak ada di Crows Zero II versi film. Pemuda itu adalah Kuga Youji dari SMA Kawada 2nd.
Eksistensi Kuga membuat plot Crows Zero II versi manga berkembang berbeda dari versi filmnya.
Dalam kemunculan pertamanya, Kuga menyerang Genji dan berhasil merepotkannya. Namun Genji pada akhirnya memenangkan pertarungan itu. Genji lalu menemukan Kuga bonyok setelah dikeroyok oleh pentolan SMA Nanamori, Takiya, bahkan Kawa, sekolah Kuga sendiri.
Dari Kuga, Genji dan Chuta tahu kalau Nanamori, Takiya, dan Kawa hendak membangun aliansi. Kalau dibiarkan, Kurotaki Alliance bisa tercipta jauh lebih cepat, dengan anggota yang lebih ambisius.
Untuk yang belum tahu, Kurotaki Alliance adalah persekutuan kuat antara beberapa SMA yang terbentuk di era Crows dan bertahan hingga sebelum Worst dimulai.
Kuga mungkin tidak mau mengakuinya, tapi ia bisa dibilang menjadi sahabat Genji dan Chuta setelah kejadian itu.
Kuga dan Genji kemudian bertemu saat Genji mengunjungi toko kue, tempat usaha keluarga Chuta. Saat duo ini jalan bareng, mereka dikepung oleh geng Shibayama dari Housen. Saat itu gencatan senjata Housen dengan Suzuran sudah goyah karena Shoji Tsutsumoto dijebak oleh Housen.
Kalau Genji menyerang siswa-siswa Housen, perang bisa benar-benar dimulai. Shibayama berpura-pura mengincar Kuga. Kuga meladeni. Setelah meminta Genji pergi, Kuga sempat bertarung dengan berani, namun dia dihajar.
Genji lalu kembali untuk melindungi Kuga dengan menghajar Shibayama dan siswa-siswa Housen yang dibawa Shibayama. Gencatan senjata pun berakhir sudah.
Penulis pribadi merasa plot ini lebih oke ketimbang saat Genji tak sengaja merusak gencatan senjata di versi film. Di sini Genji sudah tahu sebelumnya soal gencatan senjata, namun ia terpaksa merusaknya demi melindungi sahabatnya.
4. Tidak ada Washio Gota, jadi Suzuran tidak terbakar
Di versi film, SMA Suzuran gedungnya sempat terbakar.
Gedung SMA Suzuran tidak sampai terbakar di Crows Zero II versi manga. Absennya orang ini adalah penyebabnya.
Di film, Washio Gota adalah pindahan dari Suzuran ke Housen yang sebenarnya lemah namun banyak mulut dan kadang nekat.
Dia ini yang bertanggung jawab atas terbakarnya gedung Suzuran, hingga akhirnya konflik Suzuran-Housen meruncing ke bagian akhirnya.
5. Tawuran puncak Suzuran lawan Housen terjadi di Hutan Monster, bukan di SMA Housen
Pertempuran terakhir di SMA Housen mungkin sangat berkesan. Tapi kalau kamu pikir baik-baik... bukankah sebenarnya itu berbahaya? Tawuran bisa cepat berakhir karena staf guru memanggil polisi.
Crows Zero II versi manga mengatasi persoalan itu dengan memindah lokasi pertempuran terakhir. Para petarung Housen dan Suzuran kini baku hantam di Hutan Monster, tempat yang sama dengan yang digunakan Suzuran generasi Hana Tsukishima untuk melawan Housen generasi King Joe dan Moonlight Brothers.
Itulah beberapa perbedaan signifikan dari Crows Zero II versi manga dengan film. Selain itu, versi manga juga memiliki bab yang menjelaskan lebih dalam karakter seperti Ryo Urushibara, Kumakiri Rikiya, bahkan masa lalu Rindaman dengan Makio Bitou.
Selain itu, sementara versi film nuansanya serius sekali, Crows Zero II versi manga banyak adegan komedi. Bahkan dalam pertarungan terakhir.
Tapi bagaimana menurutmu? Bagusan versi film atau manga? Sampaikan di kolom komentar!
Baca Juga: 8 Fakta Menarik Tatsuya Bitou Crows, Pentolan dari SMA Housen!