Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seperti yang sering kami ulas sebelumnya, produsen smartphone asal Kanada BlackBerry sudah lama dirundung masalah. Saham mereka terus merosot, OS dan produk terbarunya kurang begitu laku, dan juga sempat muncul rencana akan dijual dengan target November mendatang! Kemarin langkah awal dari nasib BlackBerry selanjutnya sudah ditentukan. BlackBerry resmi memutuskan untuk menjual perusahaan yang hingga tahun depan masih dirundung hutang hingga Rp. 10 trilyun. Perusahaan asal Kanada ini pun kabarnya ditawar dengan total harga USD 4,7 miliar (setiap saham dihargai US $9) atau sekitar Rp. 54 triliun (dengan kurs terakhir 1 USD = Rp 11.494). Menurut pernyataan pers resminya tertanggal 23 September 2013 kemarin, BlackBerry rencananya akan dibeli oleh sebuah konsorsium yang dipimpin Fairfax Financial Holding Limited. Perusahaan yang dulunya bernama Research in Motion tersebut memberi waktu hingga enam minggu untuk Fairfax dalam melakukan "due diligence" atau uji tuntas terjadap nilai BlackBerry sebelum dilakukannya proses penjualan. Dan jika semuanya berjalan lancar, seharusnya persetujuan diantara keduanya akan terpenuhi pada 4 November mendatang (sesuai dengan target para pemegang saham BlackBerry sebelumnya. Sambil menunggu proses diputuskannya pembelian oleh Fairfax, BlackBerry akan terus mencari penawar alternatif lainnya, namun menurut perjanjian awal keduanya, Fairfax juga memiliki hak untuk memberi penawaran sama dengan yang lainnya (jika ada). Fairfax Financial sendiri merupakan perusahaan yang dipimpin oleh Prem Watsa, dan saat ini masih memiliki saham di BlackBerry sebesar 10%. Dia adalah salah seorang yang menonal tegas ketika para Dewa Direksi BlackBerry memutuskan akan menjual perusahaan pertengahan Agustus lalu. Pasca keputusan tersebut, Prem Watsa justru mengundurkan diri dari posisinya di dalam Dewan Direksi, dan menegaskan jika Fairfax Financial tidak berniat menjual kepemilikan sahamnya di BlackBerry. Dan ternyata kini berakhir justru Fairfax ingin membeli semua kepemilikan saham BlackBerry. Sumber: BlackBerry