dok. Youtube/ Fourtwnty Music
Makna lagu "Mangu" Fourtwnty adalah tentang kondisi hubungan yang tak lagi harmonis karena adanya ketidakselarasan pandangan antara kedua belah pihak.
Jika mengacu pada lirik, kita bisa simpulkan bahwa ketidakselarasan tersebut datang dari kepercayaan atau iman yang tak lagi sejalan, seperti yang ditunjukkan lewat lirik "Bacaan dan doa yang mulai berbeda".
Lalu, lirik "Kau menggenggam, ku menadahnya" pun bisa diibaratkan sebagai cara berdoa yang sudah tak sama. Begitu pula halnya dengan lirik "Tak lagi sama arah kiblatnya".
Namun, kalau lebih didalami, lagu ini sebenarnya punya makna yang jauh lebih luas.
Artinya, keyakinan yang dimaksud bisa jadi bukan dalam konteks agama saja, tetapi aspek lain yang sama kompleksnya, seperti yang diisyaratkan lewat lirik "Ini soal hati, bukan yang diyakini".
Konflik batin yang terjadi selanjutnya berkembang menjadi kebingungan. Muncul tanda tanya tentang kemana hubungan tersebut harus dibawa. Keduanya masih menyayangi satu sama lain, tapi di satu sisi mereka tak bisa membiarkan permasalahan tersebut semakin berlarut-larut.
Pada akhirnya, hal yang bisa dilakukan hanyalah termangu, seperti yang disampaikan lewat judul lagunya, "Mangu". Termangu ini bisa berarti termenung atau terdiam karena perasaan sedih, kecewa, bingung, terkejut, dan sebagainya.
Wajar saja, mengingat permasalahan seperti itu bukanlah hal yang bisa dicari dengan mudah jalan keluarnya. Mungkin, ada niat untuk melepaskan atau mengakhiri, tetapi hati belum siap menerimanya.
Pergi atau bertahan, semuanya sama-sama meninggalkan luka, sebagaimana lirik "Jujur, tak mudah untuk melangkah pergi. Ini soal hati, bukan yang diyakini".