Kuyang adalah siluman berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan yang dapat terbang untuk mencari darah bayi atau darah perempuan setelah melahirkan. Makhluk ini dikenal masyarakat di Kalimantan.
Kuyang sebenarnya adalah manusia (perempuan) yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi. Mendengar istilahnya saja kita sudah bergidik karena otomatis membayangkan sosok kepala manusia yang terbang dengan jeroan masih berada menempel di lehernya.
Kuyang sendiri menurut pengertian orang awam adalah mahluk jadi-jadian yang diartikan hidup di dua alam (alam manusia dan alam gaib). Singkat cerita, Kuyang ini adalah semacam ajian ilmu hitam yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan tertentu. Di Kalimantan, Kuyang yang kita sebut-sebut sejak tadi sebenarnya mempunyai ragam nama lain di daerah luar Kalimantan, orang Sumatera menyebutnya Palasik, dan orang Bali menamainya Leak.
Wujudnya sama, sesosok kepala terbang dengan organ tubuh masih menempel. Asal-usul hantu ini pun beragam, sesuai daerahnya.
Di Kalimantan, hantu ini sebenarnya adalah wujud pesugihan untuk bisa hidup abadi atau awet muda selamanya, si pelaksana ajaran sesat ini biasanya seorang perempuan. Untuk bisa bertahan lama, dia harus meminum darah bayi atau darah perempuan yang baru saja melahirkan sebagai syarat awet mudanya.
Si Kuyang ini bisa menandai mangsanya dengan cara mengelus-elus wanita perut wanita yang sedang hamil besar, maka dari itu di desa terpencil sampai sekarang ada yang masih percaya kalau wanita yang sedang hamil besar harus ditunggui oleh saudaranya selama 24 jam penuh.
Dalam masyarakat Suku Dayak Banua, ada sebuah tarian Belian yang dinamakan dengan ’Tarian Kuyang’, yakni sebuah tarian yang ditujukan untuk mengusir hantu-hantu penjaga pohon-pohon yang besar dan tinggi agar tidak mengganggu manusia atau orang yang akan menebang pohon tersebut. Masyarakat Banjar percaya jika hanya dengan menggunakan minyak tertentu, seorang perempuan bisa berubah wujud menjadi Kuyang.