Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serial manga dan anime populer lahir dari author jenius yang memiliki ide brilian untuk menciptakan karya hebat yang mampu menghipnotis pembaca dan penontonnya. Mereka mendapatkan inspirasi dari banyak hal yang tumbuh dan diyakini di lingkungan sekitarnya, termasuk sejarah dan mitologi.
Karena manga dan anime berasal dari Jepang, maka mitos yang diadopsi tentulah berasal dari Negeri Sakura tersebut.
Sepanjang sejarah manga dan anime, kita sudah menikmati berbagai karya yang memperkenalkan beragam entitas dalam mitologi Jepang, seperti keberadaan dewa dalam serial Noragami, yokai alias oni dalam seri Gegege no Kitaro dan Natsume's Book of Friends, hingga makhluk legenda lainnya seperti rubah ekor sembilan.
Berkat keterlibatan entitas-entitas tersebut, para penikmat karya terkait pun jadi mengenal budaya mereka. Ini merupakan salah satu cara terbaik untuk menyebarluaskan mitos dan budaya yang berkembang di Jepang.
Jika Dewa dan yokai sudah cukup sering disinggung dalam manga maupun anime, kali ini ada Uzumaki yang mengacu pada pola berbentuk pusaran dan menjadi judul dalam salah satu karya Junji Ito.
Sebenarnya, bagaimana Uzumaki dan mitologi Jepang saling terhubung? Simak penjelasan mitos Uzumaki berikut, yuk!
1. Pola Uzumaki dalam sejarah Jepang
Uzumaki sendiri mengandung dua suku kata. Suku kata pertama, "uzu", dapat diartikan sebagai 'pusaran' atau 'pusaran air'. Sementara suku kata keduanya, "maki", bisa mengacu pada kata benda maupun kata kerja, yakni 'gulungan' dan 'menggulung'. Jadi, jika digabungkan "uzumaki" berarti 'spiral' atau 'pusaran air'.
Penggunaan pola uzumaki umumnya diterapkan pada bejana atau permukaan benda lainnya. Pola tersebut pertama kali muncul pada era prasejarah Jepang, tepatnya pada Periode Jōmon sekitar tahun 4000-3000 SM.
Pola uzumaki awalnya digunakan sebagai motif pada porselen atau ukiran pada gua dan kuburan. Meskipun makna penerapan polanya tak diketahui secara jelas, tetapi uzumaki telah dianggap sebagai motif yang mengandung magis.
Sejak saat itu, simbol uzumaki terus mengalami perubahan seiring dengan penyesuaian kepercayaan di Jepang, dari yang awalnya menganut agama Shinto menjadi Buddha. Bahkan, mitos uzumaki sempat terlupakan setelah abad ke-10.
Hingga kini, pola uzumaki diakui sebagai simbol dengan berbagai misteri yang tersembunyi di baliknya. Kita bisa menemukan bentuk pola tersebut pada berbagai benda, seperti pada desain kimono tertentu, maupun pusaran air di salah satu pantai Jepang yang kemudian menjadi fenomena alam.
2. Dua serial yang memperkenalkan Uzumaki lahir pada waktu yang berdekatan
Uzumaki selanjutnya turut memperkaya komponen dalam manga dan anime yang telah menjadi ikon khas Jepang. Serial tersebut di antaranya ialah uzumaki karya Junji Ito dan Naruto karya Masashi Kishimoto.
Uzumaki sendiri adalah manga psychological horror yang terbit sepanjang Januari hingga Agustus 1998 dengan total 19 bab saja. Sempat mendapatkan adaptasi live action-nya pada tahun 2000, salah satu karya terbesar maestro horor Junji Ito ini kembali hadir lewat adaptasi animenya yang berjumlah 3 episode.
Dalam serial Uzumaki, simbol atau pola spiral tersebut diperkenalkan sebagai sebuah teror kutukan yang telah membuat penduduk kota kecil Kurouzo-cho menggila.
Junji Ito sendiri tak asal memasukkan unsur mitos ke dalam karyanya. Namun, dia mengadopsi sebuah penemuan karya desainer Jepang pada awal tahun 1900-an berupa Masquito Coil.
Setahun berselang setelah manga Uzumaki terbit, hadir manga Naruto, yakni sebuah serial shounen dari Masashi Kishimoto yang memiliki genre berseberangan dengan Uzumaki.
Dalam seri Naruto, tepatnya uzumaki diadaptasi sebagai nama serta lambang klan dari sang protagonis, serta bagian dari logo Desa Konoha tempat Naruto Uzumaki tumbuh besar.
Ada beberapa alasan yang melandasi penggunaan nama Uzumaki pada klan Naruto. Pertama, yakni berkaitan dengan pusaran air yang terdapat di desa, dan yang kedua berhubungan dengan keterampilan utama mereka dalam teknik penyegelan yang disimbolkan dengan pola yang sama.
Baik Uzumaki maupun Naruto, keduanya punya cara masing-masing untuk menggunakan mitos uzumaki sebagai inspirasi dalam ceritanya.
3. Gege Akutami menghadirkan kembali mitos uzumaki lewat Jujutsu Kaisen
Gege Akutami punya cara unik tersendiri untuk memperkenalkan mitos uzumaki lewat serial Jujutsu Kaisen karyanya.
Jujutsu Kaisen sendiri menyoroti keberadaan roh kutukan yang berusaha dibasmi oleh penyihir jujutsu dengan memanfaatkan energi terkutuk untuk menciptakan teknik terkutuk yang ampuh guna mengalahkan roh kutukan tersebut.
Dalam series tersebut, pola uzumaki dimunculkan sebagai salah satu teknik terkuat milik Suguru Geto, mantan teman Satoru Gojo yang kemudian tampil sebagai antagonis cerita, lalu tubuhnya diambil alih sebagai wadah bagi Kenjaku.
Teknik yang mengambil referensi dari manga karya Junji Ito tersebut ialah Maximum: Uzumaki. Teknik tersebut pernah digunakan selama pertempuran melawan Yuta Okkotsu di Jujutsu Kaisen 0, lalu dipakai lagi oleh Kenjaku untuk mencuri kekuatan Mahito.
Pada dasarnya, teknik uzumaki adalah bentuk pemusatan kekuatan menggunakan seluruh roh yang telah diserap penggunanya, yang kemudian membentuk pusaran energi yang dapat dilepaskan ke arah target dan menghasilkan daya hancur yang dahsyat.
Nah, itulah penjelasan tentang mitos uzumaki dalam budaya Jepang yang diperkenalkan pula dalam manga dan anime, mulai dari Uzumaki, Naruto, hingga Jujutsu Kaisen. Bagaimana menurutmu?
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku
Tele: https://t.me/WargaDuniaku
Baca Juga: Penjelasan Ending Uzumaki Junji Ito Episode 1: Awal Teror Spiral