Akhiri pencarian kalian, ini "pasangan" Android yang paling tepat... tubuh yang langsing, muka yang gak ngebosenin, dia begitu cantik luar dalam, sekaligus bisa diandalkan!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
[read_more id="249700"] Tahun 2014 lalu, Samsung memperkenalkan seri Galaxy Alpha, wakil mereka untuk tren kompetisi mencari Android tertipis, sekaligus juga tampak berkelas. Galaxy Alpha hadir mewakili pilihan flagship baru pada kelas premium, mengajukan desain yang langsung membuat siapa saja mengenalinya sebagai sebuah Galaxy, dengan material casing metal yang kokoh, dan tentu saja, tampak mahal dan begitu menawan. Tidak lama kemudian, di awal tahun 2015, Samsung memperkenalkan varian baru, Galaxy A, dengan kemunculan tiga seri sekaligus, Galaxy A3, Galaxy A5 dan Galaxy A7. Ketiganya memang sekilas bak pinang dibelah, dengan pembeda yang kasat mata pada dimensi layarnya. Namun dengan keunggulan yang dimiliki Galaxy Alpha, seperti desain yang cantik dan premium, ketiga varian Galaxy A tersebut mampu memikat pengguna Android yang mencari “pendamping” yang tepat dalam mereka berbusana. Dengan desain unibody (menyatu), material metal, tubuh yang ramping, dan lapisan bak kaca di sisi belakang, membuat para pengguna lebih sadar fashion dan merasa lebih pede selama menggunakannya. Galaxy A langsung identik sebagai smartphone yang worth it bagi gadgeter berjiwa dinamis, yang mencari Android dengan desain yang tidak hanya fashionable, namun juga mempertimbangkan spesifikasi tinggi untuk menunjang semua aktivitas kerja sekaligus sebagai sarana hiburan. Di tahun 2016 ini, Samsung menyegarkan lagi lini Galaxy A lewat penerusnya, Kemiripan desainnya dengan Galaxy S6, flagship Samsung dari tahun 2015 lalu, memang tidak bisa dipungkiri. Namun justru itu menjadi kekuatan utama Galaxy A (2016) ini. Secara desain, ketiganya seperti “anak” dari Galaxy S6. Namun, ada sedikit perbedaan, seperti lekukan pada bagian bingkai aluminium dan tonjolan pada keempat sisinya yang kini tidak begitu membulat, memberi kesan lebih simetris dan rapi. Kalian juga mendapati lapisan kaca pelindung Gorilla Glass 4, yang melindungi sisi depan dan belakangnya. Kedua sisi kaca tersebut juga memberi efek 2.5D, tampak melengkung di semua sisinya. [read_more id="252479"] Dengan penggunaan lapisan pelindung yang cukup kuat, kalian udah ga perlu lagi deh kuatir layar atau punggungnya mudah kegores. Demikian, kalian juga bisa mencoret kebutuhan penggunaan case tambahan untuk melindunginya, yang biasanya justru menutupi cantiknya desain sebuah smartphone. Biarkan Galaxy A (2016) ini tampil “telanjang” dan memperlihatkan keindahan tubuhnya. Untuk warnanya Samsung pun mengajukan dua warna favorit, hitam dan emas. Pilihan warna yang menyiratkan kemewahan. Selain desain luarnya, bagian layar Galaxy A (2016) ini juga masuk daya tarik tersendiri. Melalui Ternyata bukan hanya desain luarnya yang cantik ya, layarnya pun enak dipandang. Kami yakin hal itu juga didukung dengan Samsung yang memberikan resolusi layar yang cukup tinggi. Mulai HD 720 x 1280-pixel dengan kerapatan pixel berkualitas Retina, yaitu 312-ppi untuk Galaxy A3 (2016), serta Full HD 1080 x 1920-pixel dengan kerapatan 424-ppi dan 401-ppi untuk Galaxy A5 (2016) serta Galaxy A7 (2016). Dengan resolusi yang tinggi, setiap obyek pada layar akan terlihat tajam.
[page_break no="" title="Body-nya Sesuai Selera, Mau Langsing atau Bongsor?"]
Melihatnya saja kalian sudah sudah bisa menilai
[read_more id="242320"]
Yup, salah satu yang kami sukai dari Galaxy S7 daripada pendahulunya adalah modul kameranya yang tidak terlalu menonjol. Hal itu juga yang terdapat pada Galaxy A (2016). Untuk tipikal pengguna yang lebih suka menggunakan smartphone yang model desainnya cakep seperti itu, biasanya malas menggunakan pelindung tambahan. Dan ketika itu terjadi, sensor kamera yang terlalu menonjol justru mengurangi keindahannya karena kalian tidak bisa menempatkan smartphone di bidang yang datar.
Selain bentuk sensor kameranya yang baik,
Dengan bukaan lensa besar dan dukungan OIS, kejadian menarik, sebuah ide, atau obyek yang kebetulan kalian perlu dokumentasikan dalam bentuk foto di malam hari, atau di dalam ruangan dengan cahaya yang minim sekalipun, akan tetap tersimpan tanpa nge-blur hasilnya. Secara teknis, dengan bukaan lensa lebar, dan cahaya masuk lebih banyak, sensor kamera Galaxy A (2016) mampu menentukan fokus dengan lebih cepat. Mendukung proses tersebut, OIS yang terdapat pada A5 dan A7 (2016) akan membantu stabilitas pengambilan gambar ketika tangan kalian bergerak selama menekan tombol
shutter. Selain itu, Samsung juga membuat Galaxy A (2016) ini tetap sigap untuk mengabadikan foto penting. Dengan momen terbaik yang bisa terjadi secara tiba-tiba, kalian menarik trio Galaxy A (2016) ini dari kantong, tekan dua kali tombol Home (akses cepat masuk ke aplikasi kamera), dan langsung tekan shutter. Kecepatan proses mengambil foto tersebut makin memperkecil kehilangan kejadian penting yang terjadi secara tiba-tiba.
[page_break no="" title="Dia Juga Ga Ngerepotin untuk Diajak Selfie!"]
Selain kekutan kamera yang difokuskan pada kamera utama,
Kok bisa? Kalian bisa melakukannya dengan menggubah tampilan antar muka Galaxy A (2016). Mulai Galaxy S6, Samsung mengenalkan satu fitur baru (dan juga yang terbaik) di tengah
interface TouchWiz mereka, yaitu opsi
theme store, dimana kalian bisa mengunduh dan menerapkan tema berbeda. Bahkan Samsung memberikan beberapa tema eksklusif untuk Galaxy A (2016) ini. Namun jika tema
default tersebut kurang pas dengan selera kalian, atau gaya berbusanamu saat ini, tinggal masuk
theme store dan unduh puluhan tema yang tersedia di sana secara gratis. Keseluruhan, antar muka TouchWiz tersebut juga dibangun dari Android 5.1.1 Lollipop.
[page_break no="" title="“Inner Beauty”-nya Ini Makin Membuatnya Menarik"]
Selain banyak hal yang diunggulkan Samsung dari sisi “outer beauty” Galaxy A (2016), masih ada banyak fitur yang tersimpan di balik kulitnya. Galaxy A (2016) menjadi salah satu jajaran Samsung Galaxy yang menggunakan chipset terbaru Samsung, yaitu Exynos 7580 (atau jamak dikenal sebagai Exynos 7 Octa), yang memiliki 8 inti prosesor dengan kecepatan 1.6GHz, chip grafis Mali-T720 MP2 dengan 2 inti yang kecepatannya 668Mhz, serta RAM 1.5GB untuk Galaxy A3 (2016), 2GB untuk Galaxy A5 (2016), dan 3GB untuk Galaxy A7 (2016). Di atas kertas, kinerjanya sudah sangat memadai untuk mengoperasikan fungsi standar
interface TouchWiz tanpa ada gejala lambat. Kalian yang hobi media sosial, editing foto di smartphone, blogging, bermain game, dan bahkan mengerjakan laporan langsung di smartphone bisa mengandalkan mesin Galaxy A (2016) ini.
[read_more id="241788"] Untuk kemudahan pengoperasian, Samsung juga melengkapi
hardware Galaxy A (2016) dengan beberapa kemudahan, seperti adanya opsi dual SIM yang sudah mendukung koneksi internet mobile dengan kecepatan 4G LTE Cat 4 untuk Galaxy A3 (2016), dan LTE Cat 6 untuk A5 dan A7 (2016), yang mampu menjadikannya sebagai media berselancar di dunia maya dengan kecepatan unduh dan unggah hingga 300 dan 50 MBps. Fitur konektivitas lainnya seperti Wi-Fi 802.11 b/g/n, Bluetooth 4.1, NFC, port microUSB 2.0, sensor sidik jari (khusus Galaxy A5 dan A7), dan bahkan radio FM (ya, jenis radio yang ga perlu koneksi internet untuk mendengarkannya) yang absen pada beberapa varian Galaxy dengan kelas di atasnya pun ternyata bisa kalian temukan di sini. Bukan hanya itu saja, kalian juga bisa memperbesar kapasitas memory internal-nya yang semua sama 16GB dengan tambahan microSD hingga 128GB!