[page_break no="" title="Berganti Nama Menjadi Game Prime 2016"]

Sempat dipromosikan sebagai GDG 2016, nama GDG akhirnya berubah menjadi Game Prime. Ide perubahan nama bermula dari diskusi dalam tim Duniaku.net sebagai penyelenggara utama Game Developer Gathering tahun 2013, 2014, dan 2015. Tim yang berisi Robi Bhaskoro, Ami Raditya, dan Ricky Setiawan tersebut berpendapat bahwa nama acara tahunan industri game terbesar di Indonesia ini diganti menjadi nama yang lebih umum, tidak terbatas pada game developer, karena dua alasan.
Pertama, event tahunan ini dibuat menyeluruh untuk merangkul semua pihak, tidak hanya game developer, tetapi juga elemen lain termasuk esport, publisher, dan payment gateway. Ini disebabkan karena keyakinan bahwa industri game developer yang masih belia ini tidak bisa bertahan tanpa adanya kolaborasi dari pihak-pihak yang relevan.
Kedua, meski menjadi pengguna pertamanya, akronim dari Game Developer Gathering (GDG) rancu dengan akronim Google Developer Group yang saat itu lebih banyak dikenal developer Indonesia.
Kelangsungan acara Game Prime 2016 makin terjamin setelah Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), sebuah badan setingkat kementerian yang didirikan oleh Presiden Joko Widodo, memutuskan untuk bergabung menjadi penyelenggara Game Prime 2016 Jakarta. Nama acara ini diubah menjadi Bekraf Game Prime 2016 dan diputuskan untuk menjadi program tahunan Asosiasi Game Indonesia.
Selain di Jakarta, Game Prime 2016 juga diselenggarakan di Surabaya, tepatnya di kampus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, pada tanggal 22 Oktober 2016.
[page_break no="" title="Game Prime 2016 SUB"]

Bila di Jakarta Game Prime 2016 mendapat dukungan penuh dari Badan Ekonomi Kreatif, di Surabaya acara ini mendapat
dukungan penuh dari kampus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya dan komunitas game developer Surabaya, GADAS
. Kolaborasi tim yang dipimpin Eka Pramudita Muharram (Mojiken), Febrianto Nur Anwari (Duniaku.net), Dio Als (PENS), dan didukung oleh Achmad Basuki dan Safrodin Mohamad dari PENS, memastikan acara ini berlangsung lancar.
Acara bertajuk Game Prime 2016 Sub terbagi dalam lima ruang: satu ruang utama dan empat ruang kelas. Ruang utama berbentuk auditorium dengan jumlah maksimal peserta 600 orang, sisanya berupa ruang berkapasitas maksimal antara 30-50 orang.
Antusiasme sudah terasa sebelum event berlangsung. Dengan segera, tiket Game Prime 2016 Sub yang disediakan di platform Dicoding habis. Pagi hari sebelum meja registrasi dibuka, para peserta sudah menumpuk memenuhi lobby, memaksa panitia untuk membuka registrasi sebelum jadwal yang ditentukan.
Pada acara pembuka, ruang auditorium yang berkapasitas 600 orang tersebut terisi penuh, bahkan melebihi kapasitas -- banyak yang tak mendapatkan tempat duduk dan terpaksa berdiri di belakang untuk bisa menikmati acara pembukaan.
Sekitar pukul 5 sore, acara berakhir dengan penutupan oleh tim Duniaku.net. Secara total, tak kurang dari 800 orang menghadiri acara ini, menjadikannya event B2B industri game terbesar di Indonesia ketika itu, sebelum akhirnya dipecahkan oleh Game Prime 2016 Jakarta.
[page_break no="" title="Bekraf Game Prime 2016 Jakarta"]

Bekraf Game Prime 2016 Jakarta diselenggarakan di Balai Kartini pada 29-30 November 2016. Berperan sebagai Event Coordinator acara ini adalah Monica Kansy dari Duniaku.net. Balai Kartini dipilih sebagai venue karena memiliki ruang kelas yang terisolasi dengan tujuan agar suara expo tidak masuk menembus ruang kelas dan mengganggu jalannya sesi seminar.
Format acara terdiri dari dua, yaitu Expo dan Seminar, dan terbagi menjadi 5 ruang: expo, main stage, design, tech, dan workshop. Pendaftaran dibuka dengan platform Dicoding dan juga mendapatkan sambutan yang baik, sama seperti di Surabaya.
Pada pertengahan acara,
Asosiasi Game Indonesia (AGI) juga menyelenggarakan Musyawarah Nasional dan memilih Narenda Wicaksono sebagai ketua barunya
menggantikan Andi Suryanto, Direktur Lyto sekaligus Presiden pertama AGI yang telah berakhir masa jabatannya.
Secara total, acara ini menghadirkan lebih dari 130 booth dari developer di seluruh Indonesia dan lebih dari 3.500 peserta. Booth dan tiket masuk acara ini diberikan secara gratis, begitu pula dengan transportasi komunitas yang berpergian ke Jakarta. Event ini berlangsung dua hari dengan seminar yang berbeda setiap harinya.
Diedit oleh Arya W. Wibowo