Apakah ada efek berarti dari sebuah pengembang saat menggarap game dari IP sukses? Salah satu sesi di main stage Game Prime 2016 ini memberi jawabannya!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Apakah ada efek berarti dari sebuah pengembang saat menggarap game dari IP sukses? Salah satu sesi di main stage Game Prime 2016 ini memberi jawabannya!
Dalam salah satu sesi di main stage BEKRAF Game Prime 2016 ini Tedo Salim dari Alkemis Games, Andrew Pratomo dari Agate, dan Fauzil Hamdi dari Wali Studio membahas pengalaman mereka bekerja sama dengan IP sukses. Seperti kamu mungkin sudah ketahui, Agate dan sebelumnya pernah membuat game dari IP
Upin Ipin, sementara Wali Studio membuat aplikasi religi yang juga dari
Upin Ipin. Sementara itu Alkemis menggarap game dari properti
BoBoiboy. Topik utama dari diskusi ini adalah pentingnya bekerja sama dengan
Intellectual Property yang sukses. Apakah memang kerja sama dengan IP sukses akan menjamin kualitas yang bagus? Ketiga tokoh dari industri lokal ini memberi jawaban positif.
[read_more id="281976"] Andrew menyampaikan kalau game
Upin Ipin hasil garapan Agate tergolong sukses. Dengan bekerja sama bersama pemilik sebuah IP yang besar. Studio game bisa fokus menyajikan game berkualitas. Partner pemilik IP akan membantu promosi ke target pasar yang dituju demi memperoleh
user acquisition untuk gamenya. Game
BoBoiboy yang dikerjakan Alkemis dan aplikasi religi dari Wali pun tergolong sukses. Tedo menyampaikan kalau memang ada perbedaan
discoverability antara game berbasis IP sukses dengan game orisinil. Jumlah pengunduh terutama, dikatakan memiliki perbedaan hingga 2 juta orang. "IP yang kuat memberi peluang bagi studio kecil dan memberi lonjakan lagi pada studio besar," ujar Sheikh Faleigh sang moderator dari sesi panel ini, memberi kesimpulan pada sisi positif bekerja sama dengan sebuah IP. Tentunya ada tantangan tersendiri dalam menggarap sebuah game atau aplikasi dengan basis IP sukses garapan pihak lain. Pihak pemilik IP menetapkan aturan yang sangat ketat dalam penggarapan. Karakternya misalnya, harus dibuat sesuai dengan aturan mereka. Sedikit perubahan saja harus dilaporkan dan disetujui pemilik IP.
Bekerja sama dengan sebuah IP sukses memang tidak akan mudah. Selain aturan ketat, pihak pemilik IP pun mungkin akan menaruh beban ekspektasi berat. Terutama bila IP itu memang sudah tergolong sangat besar dan sukses. Namun tampaknya tak diragukan lagi kalau sebuah IP memang bisa sangat membantu, terutama mendorong
discoverability. Tentunya, sebuah studio game juga harus menciptakan kualitas produk yang bagus demi menjaga retensi pemain - hal yang cukup sering diungkit dalam hari pertama main stage Game Prime 2016. Apakah ada di antara pembaca yang berniat untuk mencoba memanfaatkan peluang seperti ini? BEKRAF Game Prime 2016 sendiri merupakan proyek kolaborasi terbesar antara Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Duniaku Network, Asosiasi Game Indonesia (AGI), Dicoding, Toge Productions, GCM, dan IndieGames.com. Event ini juga didukung secara penuh oleh Futurist Foundation, Yayasan Futurist Indonesia, GCM Sdn Bhd, KotakGame, Uber, dan Go-Life sebagai
partner strategis, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai
partner dari pemerintah. BEKRAF Game Prime 2016 disponsori oleh Unity, Biznet, Agate Studio, Touchten Games, Microsoft, Gameloft, Forrest Interactive, Freakout, VMAX, Garena, POKKT, MSI, Megaxus, Krunchisoft, Uber, Samsung, Unipin, LINE dan Tokopedia.