Screenshot SHINOBI: Art of Vengeance, diambil oleh Fahrul Nurullah dari versi PC. (Dok. SEGA/SHINOBI: Art of Vengeance
Combat di SHINOBI: Art of Vengeance sangat mengasyikkan begitu dikuasai. Kamu bisa benar-benar merasa seperti Dewa Shinobi yang tak bisa dijatuhkan meski sudah dikeroyok oleh beragam musuh.
Namun kamu tahu bagian yang kadang membutuhkan waktu untuk saya selesaikan?
Bagian platformingnya.
Jadi di game ini, Joe memang bisa melompat dengan lincah, atau berlari di dinding, menancapkan kuku besi ke dinding tertentu, melompat-lompat di antara dua dinding, dan beragam aksi lain.
Beberapa contoh Ningi yang membantu aksi dia adalah,
Ninja Claws – kuku baja yang memungkinkan Joe memanjat atap atau tembok berwarna kuning tertentu.
Cannon Punch – tinju khusus untuk menghancurkan dinding kehijauan bernama Yokai Barrier.
Ninja Hook – grappling hook untuk meraih anchor point di udara dan membuka jalur sulit dijangkau.
Sword Dive – tebasan vertikal yang menghancurkan Yokai Barrier horizontal, memberi akses ke area bawah.
Nah ada banyak level dimana kelincahan parkour Joe benar-benar diuji.
Misalnya: di Oboro Village yang merupakan level pertama, ada area yang baru bisa diakses setelah kamu bisa mendapat Ninja Claw.
Area itu sangat dipenuhi oleh pasak tajam. Ada pasak di dinding, pasak di lantai. Kamu harus presisi dalam melompat dan berlari di dinding, presisi untuk lompat di udara...
Karena sekalinya Joe kena pasak-pasak tajam itu, Joe harus mengulang dari semacam checkpoint yang sudah dipersiapkan. Dan kadang checkpoint ini bisa terasa kejam di beberapa ujian.
Puncak tantangan platforming justru hadir di Ankou Rift, area tersembunyi yang tersedia di setiap level. Hampir semuanya dirancang sebagai tes kelincahan ekstrem... dan, jujur saja, juga tes kesabaran pemain.
Apakah platforming ini kelemahan atau justru kelebihan? Menurut saya, itu sangat tergantung selera.
-Bagi yang memang menyukai platformer, kontrol presisi Joe membuat tantangan ini memuaskan untuk ditaklukkan.
-Tapi bagi yang lebih suka fokus ke pertarungan, beberapa area bisa terasa menyebalkan hingga mendorongmu melewatkan konten opsional yang tersembunyi di balik “ujian parkour sadis” tersebut.