6 Alasan Kenapa PlayStation Fokus ke Pasar Amerika Dibanding Jepang
PlayStation lebih laku di Amerika ketimbang Jepang?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Minggu ini, konsol game next-gen akan mulai rilis berurutan. Baik Xbox Series X dan PS5 punya strategi masing-masing untuk menarik perhatian para gamer.
Dari kubu Sony sendiri, nampaknya mereka punya strategi unik dengan fokus ke pasar Amerika Serikat. Apa sih yang spesial dari para gamer di negeri Paman Sam, dan apa yang terjadi di Jepang sehingga Sony mengalihkan strategi mereka?
1. Penjualan PS4 di Jepang yang mengecewakan
PS4 mampu terjual sebanyak 113 juta unit, jauh lebih banyak dari PS3 sebanyak 87 juta unit. Namun ternyata, Jepang hanya menyumbang 10% saja dari total penjualan PS5.
Menurut analis Damian Thong dari Macquarie Group Ltd., 9 juta unit PS4 terjual di Jepang. Jumlah tersebut bahkan lebih kecil dari PS3 yang terjual 10 juta unit. Salah satu alasannya adalah karena Sony menunda perilisan PS4 di Jepang, dan itu adalah kesalahan besar mereka.
2. Pendapatan PlayStation lebih menggiurkan di Amerika
Sementara itu, penjualan PS4 di Amerika Serikat mencakup 35% dari total unit PS4 terjual di seluruh dunia. Yang artinya ada sekitar 39 juta unit PS4 terjual di Amerika Serikat.
Hal inilah yang menjadi dasar dari Sony untuk menggenjot penjualan PlayStation di Amerika. Untuk mendukung hal tersebut, Sony mencanangkan beberapa strategi untuk lebih align ke pasar Amerika.
3. X untuk OK, Bulat untuk kembali
Salah satu strategi Sony tersebut adalah dengan menyamakan standar tombol PlayStation, dimana kini semua game PS, baik itu game barat dan game Jepang, menggunakan skema tombol X untuk konfirmasi pilihan dan tombol Bulat untuk batal/kembali.
Keputusan ini menjadi kontroversi di Jepang karena mengubah tradisi yang berjalan 26 tahun lamanya. Dalam masyarakat Jepang, simbol bulat memiliki makna positif sementara simbol X bermakna negatif.
Baca Juga: Waduh! Sony Gak Bakal Bikin Handheld PlayStation Lagi?
4. Sensor ketat untuk game Jepang
Kemudian, ada perubahan standar sensor untuk berbagai game yang rilis di PlayStation. Beberapa game Jepang, terutama yang bertema anime, menyensor penampilan visual karakter yang terlihat sugestif. Yang lebih ironis, Nintendo yang dikenal sebagai perusahaan game ramah keluarga dan anak tidak memiliki kriteria sensor seketat Sony.
Rupanya, standar sensor baru dari PlayStation ini diterapkan sebagai respon dari gerakan #MeToo yang berkembang pesat di Amerika. "Sony khawatir akan tuntutan hukum dan sosial," ujar seorang karyawan Sony. Hal ini dikritik beberapa developer yang merasa kriteria sensor dari Sony terlalu ketat.
5. PlayStation tidak butuh game yang hanya sukses di Jepang
Coba perhatikan beberapa seri game first-party PlayStation yang beredar belakangan ini. God of War, The Last of Us, Spider-Man, Ghost of Tsushima, Ratchet & Clank, dan masih banyak lagi. Semua game tersebut sangat keren, namun kemanakah game produksi studio first-party PS dari Jepang?
Menurut karyawan anonim dari Sony, kantor cabang SIE Amerika berpendapat bahwa PlayStation tidak butuh game yang hanya sukses di Jepang saja. Hal ini selaras dengan beralihnya SIE Japan Studio sebagai studio support, dan promosi Gran Turismo 7 yang di-push oleh Sony karena merupakan game balapan dengan daya tarik global.
6. Jepang dikesampingkan dalam marketing PS5
Sebagai akibat dari hal-hal di atas, Sony nampaknya menjadikan Jepang sebagai pasar sampingan bagi PS5. Walaupun hal ini dibantah oleh jubir Sony Natsumi Atarashi, SIE Jepang kewalahan karena tidak mendapatkan instruksi jelas dari cabang California untuk memasarkan PS5.
Marketing yang terlalu fokus pada komunitas gamer Amerika, ditambah dengan suplai PS5 di toko-toko Jepang yang lebih sedikit dibanding peluncuran terbatas PS3, nampaknya akan menjadi pukulan besar bagi Sony di Jepang.
Kondisi ini pun diperparah dengan komitmen Microsoft untuk semakin memperkuat image Xbox di Jepang dengan menyajikan konten dengan value terbaik serta menjalin hubungan dengan developer lokal. Akankah tiba masanya dimana PlayStation kalah di rumah sendiri?
Baca Juga: Seru Semua! Ini Dia 12 YouTuber Gaming yang Sudah Mencoba PS5 Duluan!