Midway/Mortal Kombat Armageddon
Deadly Alliance terasa membuka kisah Mortal Kombat era PS2 dengan menarik. Bayangkan saja, di sana Liu Kang sang hero mati. Kita pun memasuki kisah yang lebih kelam dari era 16-bit dulu.
Deception lalu melanjutkan kisah itu dengan lumayan oke juga.
Armageddon lalu menyajikan begitu banyak karakter. Bukan hanya karakter dari Deadly Alliance dan Deception muncul kembali, bahkan ada juga karakter yang saat itu sudah lama tak muncul seperti Stryker Kurtis. Mode Konquest-nya, kali ini menyajikan kisah Taven, juga terasa lumayan.
Namun dari segi gameplay... game ini bisa bikin kecewa.
Gaya main masing-masing karakter jadi mirip-mirip, mungkin karena roster terlalu besar dan dimasukkan asal-asalan saja.
Sudah begitu custom Fatality juga membuat para karakter ini terasa jadi kurang unik. Padahal di saat mekanik fighting Mortal Kombat masih jauh levelnya dibanding judul macam Tekken dan Soul Calibur, daya tarik yang memberi para karakter ini jiwa ya Fatality mereka.
Dan semua itu tersaji dalam engine yang masih mirip dengan dua game sebelumnya, semakin memperkuat kesan usang.
Akibatnya meski kontennya banyak, Armageddon jadi terasa mengecewakan. Meski kontennya melimpah, Armageddon terasa terlalu mengedepankan kuantitas yang mengorbankan kualitas.
Dari cerita juga, sementara Deadly Alliance ke Deception itu progresinya jelas, bahkan mengejutkan karena Deception dimulai dari bad ending dimana banyak karakter mati dan Deadly Alliance hampir menang, ini terasa seujug-ujug saja ada tawuran massal, bukannya melanjutkan saja plot yang sudah dibangun di Deception.