Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
dok. Midway Games/Mortal Kombat: Shaolin Monks
dok. Midway Games/Mortal Kombat: Shaolin Monks

Intinya sih...

  • Mortal Kombat: Deadly Alliance membawa angin segar dibandingkan Mortal Kombat 4.

  • Mortal Kombat: Armageddon menyajikan begitu banyak karakter, namun gameplay-nya bisa mengecewakan.

  • Mortal Kombat: Deception merupakan progresi menarik dari Deadly Alliance dengan peningkatan mekanik dan plot yang menjanjikan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dibanding era PS1, yang jadi saksi transisi agak canggung Mortal Kombat dari 2D ke 3D lewat MK4 yang rasanya… hambar, plus mimpi buruk bernama Mortal Kombat: Special Forces, era PS2 terasa seperti napas segar.

Game fighting-nya mulai menemukan ritme baru di dunia 3D, dengan roster yang makin bervariasi dan mode tambahan yang gila-gilaan. Bahkan, di luar genre fighting, ada satu spin-off legendaris yang sampai sekarang masih jadi bahan obrolan anak-anak rental, game yang bikin banyak orang menghabiskan waktu mabar berdua tanpa sadar.

Jadi, apa saja Mortal Kombat terbaik di PS2 yang pantas dikenang? Mari kita bedah satu per satu.

4. Mortal Kombat: Deadly Alliance

Midway/Mortal Kombat Deadly Alliance

Deadly Alliance membawa angin segar dibandingkan Mortal Kombat 4. Walau begitu, jika dibandingkan dengan game fighting PS2 lain seperti Tekken 4 dan Tekken 5, gameplay-nya masih terasa agak kaku dan belum sepenuhnya mulus.

Namun, gimmick unik di mana setiap karakter punya tiga gaya bertarung, biasanya dua gaya tangan kosong dan satu gaya dengan senjata, menjadikan pengalaman bertarung lebih variatif dan menarik. Gaya ini kemudian menjadi ciri khas Mortal Kombat di era PS2.

Penggunaan senjatanya, terutama, sudah terasa jauh lebih baik dari Mortal Kombat 4.

Selain itu, Deadly Alliance mulai memperkenalkan fitur-fitur yang menambah kedalaman konten, seperti Krypt dan Konquest Mode. Fitur Krypt terutama memungkinkan membuka banyak rahasia dalam game, dari karakter baru, arena, kostum alternatif, hingga sketsa konsep yang memperkaya lore.

Jika Deadly Alliance sudah menempati posisi ke-4 dalam daftar, itu artinya era Mortal Kombat di PS2 memang jauh lebih solid dan penuh isi dibanding masa PS1 yang penuh kekecewaan.

3. Mortal Kombat: Armageddon

Midway/Mortal Kombat Armageddon

Deadly Alliance terasa membuka kisah Mortal Kombat era PS2 dengan menarik. Bayangkan saja, di sana Liu Kang sang hero mati. Kita pun memasuki kisah yang lebih kelam dari era 16-bit dulu.

Deception lalu melanjutkan kisah itu dengan lumayan oke juga.

Armageddon lalu menyajikan begitu banyak karakter. Bukan hanya karakter dari Deadly Alliance dan Deception muncul kembali, bahkan ada juga karakter yang saat itu sudah lama tak muncul seperti Stryker Kurtis. Mode Konquest-nya, kali ini menyajikan kisah Taven, juga terasa lumayan.

Namun dari segi gameplay... game ini bisa bikin kecewa.

Gaya main masing-masing karakter jadi mirip-mirip, mungkin karena roster terlalu besar dan dimasukkan asal-asalan saja.

Sudah begitu custom Fatality juga membuat para karakter ini terasa jadi kurang unik. Padahal di saat mekanik fighting Mortal Kombat masih jauh levelnya dibanding judul macam Tekken dan Soul Calibur, daya tarik yang memberi para karakter ini jiwa ya Fatality mereka.

Dan semua itu tersaji dalam engine yang masih mirip dengan dua game sebelumnya, semakin memperkuat kesan usang.

Akibatnya meski kontennya banyak, Armageddon jadi terasa mengecewakan. Meski kontennya melimpah, Armageddon terasa terlalu mengedepankan kuantitas yang mengorbankan kualitas.

Dari cerita juga, sementara Deadly Alliance ke Deception itu progresinya jelas, bahkan mengejutkan karena Deception dimulai dari bad ending dimana banyak karakter mati dan Deadly Alliance hampir menang, ini terasa seujug-ujug saja ada tawuran massal, bukannya melanjutkan saja plot yang sudah dibangun di Deception.

2. Mortal Kombat: Deception

Mortal Kombat: Deception (mortalkombat.fandom.com)

Mortal Kombat: Deception terasa sebagai progresi menarik dari Deadly Alliance.

Mekanik seperti tiga gaya bertarung untuk satu karakter kembali. Namun combat sudah ditingkatkan dibanding Deady Alliance.

Selain itu Fatality kini ada dua bukan hanya satu, dan beda dari Armageddon, setiap karakter punya Fatality unik. Ini yang membuat Armageddon kemudian lebih mengecewakan. Ada juga macam Hara-kiri dimana karaktermu justru bunuh diri ketimbang membiarkan diri mereka dihajar Fatality musuh.

Di sini Konquest mode mulai jadi game adventure dengan plot... yang cukup asyik meski cerita dan voice actingnya dikritik ampas.

Krypt-nya dipangkas jadi 400 peti mati, bukan 676 seperti Deadly Alliance. Namun karena 676 DA itu terasa banyak sekali filler tidak pentingnya, bahkan pemangkasan ini pun terasa positif.

Dari segi plot juga Deception terasa menjanjikan. Bayangkan saja, setelah DA diawali dengan kematian Liu Kang, di Deception terungkap bahwa Deadly Alliance hampir menang. Hero seperti Kung Lao, Johnny Cage, dan Kitana sudah mati di intro, tinggal sisa Raiden, lalu Onaga muncul dan bahkan Shang-Tsung, Quan-Chi, dan Raiden pun tampak mati (meski Raiden hidup kembali dan bisa digunakan di game ini). Ending sejumlah karakter pun membuat kelanjutan ceritanya terasa dinanti...

Sayangnya, Armageddon datang kemudian dengan pendekatan yang terasa lebih malas dibanding perkembangan cerita yang sudah dibangun di sini.

1. Mortal Kombat: Shaolin Monks

Game Mortal Kombat: Shaolin Monks (2005) (dok. Midway Studios Los Angeles/Mortal Kombat: Shaolin Monks

Di tahun 2025, jarang sekali terdengar anak-anak rental atau mereka yang dulu hobi nge-rental game membicarakan Deadly Alliance hingga Armageddon.

Tapi kalau Shaolin Monks? Judul ini terasa abadi. Bahkan sampai sekarang, masih banyak yang nyari cheat dan unlockables-nya, bukti nyata bahwa game ini punya tempat khusus di hati para penggemar.

Berbeda jauh dari Mortal Kombat: Special Forces, sang "legenda" beat ’em up yang dianggap ampas di era PS1, Shaolin Monks justru menegaskan potensi Mortal Kombat sebagai game beat ’em up yang seru dan penuh aksi.

Kamu bisa main dua pemain, memilih dua petarung ikonis, Kung Lao dan Liu Kang, dengan beberapa karakter unlockable lain yang menambah variasi.

Baku hantamnya seru karena menggabungkan elemen khas Mortal Kombat, seperti Fatality, ke dalam gameplay beat ’em up. Ditambah dengan konten yang melimpah, Shaolin Monks memang menjadi judul Mortal Kombat era PS2 yang sulit dilupakan.

Nah, itu dia empat game Mortal Kombat terbaik di PS2 versi saya.

Menurut kamu gimana?

Yuk, tulis pendapatmu di kolom komentar!

Editorial Team