Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tom Clancy’s The Division memang ditunda sampai 2015 perilisannya. Namun Ubisoft tetap ingin antusias gamer terjaga menunggu game MMORPG shooter mereka tersebut. Selama Gamescom 2014, mereka pun membawa The Division untuk bisa dimainkan langsung melalui Xbox One. Sayangnya, demo tersebut memang tidak berbeda jauh seperti yang diberikan selama E3 2014 lalu. Namun ada beberapa screnshot dan artwork baru dirilis untuk menambah rasa penasaran kalian akan game ini. Screenshot dan artwork tersebut kembali menunjukkan seperti apa suasana New York ketika kehancuran mengancam. Beberapa setting yang sudah kami ketahui melalui trailer E3 2014 kembali diperlihatkan di sini. Ubisoft melakukannya dengan sangat baik, dalam menampilkan seperti apa lokasi nyata di kota New York dengan keadaan nyatanya. Memang apa yang kalian dapat dalam game MMORPG open-world ini adalah keadaan di masa datang, pasca keseluruhan Amerika Serikat kolaps, sehingga apa yang terlihat selama permainan memang sangat kacau. Untuk menggambarkan seperti apa keadaan dalam game dengan kondisi nyatanya, kalian bisa melihat trailer di bawah:
The Division Vs Real Life - New York locations
The Division memang sangat ambisius. Menggunakan engine Showdrop, yang disiapkan khusus untuk game seperti ini, dan engine tersebut juga mengacu pada teknologi modern. Sehingga platform yang mendukung hanya PC Windows, PS4 dan X1 saja. Ubisoft Massive selaku pengembangnya juga menyiapkan game ini sebagai MMORPG, yang hingga detik ini masih identik sebagai game free-to-play daripada pay-to-play.
Untuk yang satu ini, Ubisoft mengatakan akan mengambil jalan yang fair. Mereka memang memberi petunjuk akan metode permainan gratis, dan menawarkan microtransaction untuk gamer yang menginginkan jalan pintas dalam bermain dengan membeli item atau apa pun yang ditawarkan di store-nya, dan malas grinding. Dan sejauh ini, sepertinya free-to-play yang menjadi kandidat terkuat sistem pemasarannya (tanpa biaya berlangganan bulanan), dengan monetasi dijalankan melalui penjualan in-app purchase.